Chapter 30

9.9K 613 6
                                    

 "hei! Bangun" panggil seseorang

"sampai kapan kau akan tidur?" katanya.

Aku tidak mengubris orang yang membangunkan ku. Tubuhku rasanya sangat sakit dan aku butuh tidur!

"Bangun! Atau aku akan meleparmu ke laut!" teriak seseorang yang baru saja terbersit di benakku.

Dengan reflek aku bangkit dari tempat tidur ku dan melayangkan tinjuku pada Yuca yang di elaknya dan aku terhempas kembali ke tempat tidur.

"kau sulit bangun huh? Padahal kau sudah tidur cukup lama!" katanya menatapku seraya mengeleng-gelengkan kepalanya.

"berapa lama aku tertidur?" tanyaku curiga.

"hmm,,,sekitar 3 hari" jawabnya. Pantas saja perutku sakit setengah mati karena kelaparan. "aku tidak sadar menyuntik obat penenang terlalu banyak" sambungnya berdecak.

"itu maknanamu" katanya setelah melempar bungkusan penuh makanan untukku. Hamburger, air mineral, coklat, dan beberapa snack lainnya.

Tanpa peduli seperti apa tampilanku yang kuyakin benar-benar tidak sedap dipandang aku melahap makanan di hadapanku. Dan Yuca duduk di sofa. Satu-satunya benda yang ada di dalam ruangan ini selain ranjang tempat aku tidur. Dia tidak berbicara. hanya memandangiku yang melahap makanan seperti orang kesetanan.

"kau benar-benar tidak feminim." katanya tiba-tiba.

Tanpa menjawabnya aku melempar bungkusan makanan dan botol minuman ke wajah Yuca yang ditepis dengan tangannya.

"aku butuh mandi" balasku melotot padanya.

"ikut aku" desahnya lalu bangkit dan berjalan ke luar ruangan. "jangan coba-coba berpikir untuk kabur selagi aku lengah. Kau tidak akan menyukai apa yang akan kau temukan di luar sana" sambungnya memperingati seolah dia dapat membaca pikiranku. Dengan peringatannya aku mendengus kesal lalu mengurungkan niatku untuk kabur saat ini.

Yuca membawaku ke kamar mandi yang biasanya digunakan untuk film-film horror, bagaimanapun tempat ini bekas rumah Jeerlena. Seharusnya aku berhak takut bukan? Dia memiliki seribu alasan untuk muncul di hadapanku kemudian menyeretku.

Di luar dugaan Yuca cukup perhatian. Dia memberiku perlengkapan mandi. Dan baju ganti. Setelah beberapa menit aku membersihkan diri, karena aku tidak ingin berlama-lama di kamar mandi yang entah apa yang akan muncul jika terlalu lama di tempat itu aku segera keluar dengan Yuca berdiri menyandar di dinding.

"sampai kapan aku akan ada disini?" tanyakau kembali ke kamar. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk lari.

"sampai dia memutuskan untuk melepaskanmu" jawabnya santai mengikutiku.

Aku duduk di tempat tidur dan dia duduk di sofa yang berhadapan dengan ku. "ini bukan kesepakatn yang kita buat"

"aku tidak ingat membuat kesepakakatan apapun denganmu"

"kau bilang kau akan menceritakan mengenai Jeerlenan padaku! bukannya menyekapku di rumah berhantu seperti ini" geramku.

Tanpa mengubris protesanku Yuca beranjak pergi. "belum saatnya" katanya lalu menghilang dengan bunyi suara pintu di kunci.

Lagi-lagi dia meninggalkan aku sendiri di dalam kamar kosong ini. tidak banyak yang bisa kuperbuat kecuali mondar-mandir di balkon seraya mencari jalan keluar. Ketika melihat arah balkon langsung menuju ke dalam tebing aku mengurungkan niat untuk melarikan diri dari sana.

Ketika lelah setelah beberapa kali mendobrak pintu ataupun meneriaki Yuca aku tertidur. Setiap kali aku terbangun di tempat tidurku telah tersedia sebungkus makanan. Di lain waktu Yuca memanggilku untuk mandi sebelum akhirnya dia menendangku kembali ke dalam sarangku tanpa berkata sepatah katapun. Dan aku juga sudah menyerah untuk mengajaknya bicara. hanya untuk saat ini. tidak ku duga, hari telah berganti beberapa kali.

Lies & KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang