Chapter 6

17.3K 1K 16
                                    

Satu minggu telah berlalu sejak pertemuanku dengan Reina. Selama satu minggu ini, aku sungguh seperti berada di neraka. Aku tidak dapat tidur dengan nyenyak karena terus saja membayangkan dirinya, mungkin saja berada di sampingku saat ini. Aku tidak dapat melakukan pekerjaanku dengan benar, karena setiap kali aku melihat wanita, yang aku lihat hanya dirinya.

Aku memerintahkan beberapa anak buahku untuk mengawasi rumah Freija dan melihat keberadaan Reina. Namun mereka tidak memberi hasil apapun. kecuali muncul suara aneh-aneh dari dalam rumah. selama satu minggu mereka mengawasi tidak pernah sekalipun mereka melihat Reina. Meskipun mereka yakin Reina masih ada di dalam rumah Freija.

Aku menelepon Freija berulang kali, memintanya untuk mengijinkan aku bertemu dengan Reina. Tapi tidak sekalipun Freija mengijinkan nya dan di akhir perbincangan kami, selalu berakhir dengan aku membanting telepon sampai rusak. Hingga saat ini sudah limah buah telepon harus di ganti karena aku merusaknya ketika marah. Freija benar-benar membuat kesabaranku habis. Beruntung dia putri dari kolega bisnisku, jika tidak? Aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan.

Dan sekarang aku duduk di balik meja kerjaku dengan emosiku yang setiap detik akan meledak. Aku merasa semakin tak berdaya dari hari ke hari. Semakin jauh dan semakin lama aku melihat Reina aku akan semakin kacau. Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku. Aku seperti merasa tersihir oleh Reina. Terhisap begitu dalam oleh sinar matanya yang begitu cemerlang dan penuh dengan jenaka di dalamnya. Mata yang selalu kulihat ketika pertama kali membuka mata dan menutupnya kembali.

"tok,,tok,,Cain. Boleh aku masuk?" tanya Lucas yang langsung menerobos sebelum aku sempat menjawabnya. Memicingkan mata padanya, dan bertanya padanya tanpa suara dengan mataku. "ada apa?"

"hmm,,kau mungkin akan sangat terkejut. Tapi kurasa kau pasti ingin tahu mengenai informasi ini,," kata Lucas ragu-ragu tidak melihat kepadaku saat dia mengatakannnya.

"informasi apa?" katakan dengan jelas!" sergahku mulai kesal dengan sikapnya. Yang seperti takut bom waktu akan pecah. Yang mungkin saja benar jika saja dia terus membuatku semakin kesal.

"apa Lucas? Katakan!" hardikku dengan keras melihat dia masih tidak mengatakan apapun.

"saat aku mengatakannya, kau harus mendengarnya dengan tenang. Jangan bertindak gegabah oke, dan,,,"

"LUCAS!" Teriakku memotongnya yang siap meledak.

"oke,,oke,,tenang kawan! Tahan emosimu. Berdasarkan laporan dari anak buah kita Reina sudah tidak ada lagi di Eropa. Begitu juga dengan Freija."

Setelah mendengarnya aku tidak lagi memperdulikan perkataan Lucas dengan benar. Hanya satu makna yang tertangkap. Reina sudah terlepas dari genggamanku. Reina sudah tidak berada lagi di tempat aku bisa meraihnya. Reina sudah semakin jauh dariku. Dan akhirnya aku kehilangan kendaliku. Aku sangat marah. Sangat putus asa. Sangat merindukannya.

Aku melempar seluruh peralatan di mejaku ke segala arah. Laptop. Setumpuk fila laporan. Buku-buku dan berbagai alat lainnya. Aku tidak lagi melihat Lucas di dalam ruangan yang berteriak padaku untuk tenang. Aku mengamuk. Marah pada diriku karena aku tidak langsung membawanya pergi saat pertama kali bertemu dengannya. Aku mungkin saja menculiknya. Aku tidak peduli dengan hal itu sebelumnya. Lalu kenapa aku tidak melakukannya? sebenarnya jauh di hatiku aku takut Reina akan membenci diriku. Aku marah pada Freija yang berani membawa dia dari hadapanku dan AKU marah pada Reina. Karena dia berani sekali menghilang.

Setelah merasa cukup tenang. Aku melihat kesekeliling ruanganku. Sangat berantakan. Sofa yang sudah berbalik dan terlempar ke seberang ruangan. Pecahan kaca berserakan di lantai yang tadinya sebuah meja. Buku-buku berhamburan di lantai yang tadinya tersusun rapi dari Rak di belakang mejaku. Menarik napas dalam-dalam aku melihat Lucas berdiri dengan santai di tengah ruangan seakan sudah setiap hari dia melihatku mengamuk. Yang memang benar. Namun jarang sekali aku sampai kehilangan kendali seperti ini. Terlebih karena seorang wanita!

Lies & KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang