AI-35. Usaha Untuk Mengungkap Fakta

94 11 6
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Untuk setiap hal yang kamu temui dan mampu mengingatkanmu pada Allah, maka syukurilah hal tersebut. Karena saat hatimu tergerak untuk mengingat-Nya, maka dalam waktu yang bersamaan, Dia pun akan turut mengingat kamu."

~Assalamu'alaikum, Islam~

-Happy reading!"

☪️☪️☪️

"Ibu, memang benar ya jika kita membaca surat al-ikhlas sehari 10 kali, maka Allah akan membangunkan kita istana di surga?" tanya Naufal seraya menyorot penuh pada guru barunya yang tengah memeriksa tugas seluruh murid di meja guru.

Kepala Zainab yang semula menunduk lantas mendongak. Ia meluruskan pandangan pada laki-laki yang duduk di bangku paling depan sebelah kanan. Senyuman di wajahnya nampak tersemat.

"Iya, Naufal. Kata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam di hadits Imam Ahmad, beliau mengatakan, "Barang siapa yang membaca surah Al-Ikhlas 10 kali, maka Allah akan bangunkan baginya istana di surga."

Mendengar itu, Naufal dan murid-murid yang turut menyimak percakapan mereka langsung berdecak kagum. "Maa syaa Allah. Jadi kalo aku baca surat Al-Ikhlas sehari 10 kali, nanti Allah bakal bikinin buat aku istana di surga juga, ya, Bu?"

"In syaa Allah, Naufal dan murid yang lain coba amalkan aja dari sekarang, ya. Mumpung amalan ini terlihat mudah. Tapi hadiah dari Allah yang maha Rahman Maa syaa Allah sekali, kan?"

"Iya, Bu Guru. Allah benar-benar Maha baik. Terima kasih untuk jawabannya ya."

"Sama-sama."

Setelah pertanyaan yang sempat membuatnya bingung terjawab, Naufal kembali berbincang dengan teman sebangkunya untuk langsung mempraktekkan membaca surat Al-ikhlas sebanyak 10 kali. Besar harapannya Allah akan membangunkan sebuah istana untuknya di tempat orang-orang beriman berkumpul kelak.

Sedangkan Zainab, ia kembali melanjutkan pemeriksaan terhadap tugas yang tinggal tersisa beberapa buah. Hingga tidak lama dari sana, suara bel pertanda istirahat tiba berbunyi.

Kepalanya kembali mendongak menatap murid-murid. "Sudah bel, kalian istirahat dulu, ya. Nanti setelah bel masuk buku tugasnya Ibu bagikan lagi."

"Siap, Bu."

Mereka langsung membereskan peralatan belajar yang semula berserakan di atas meja. Lalu setelahnya menggandeng lengan temannya masing-masing untuk meninggalkan kelas. Ada yang berjalan santai ada juga yang berlarian dengan ceria.

Melihat itu Zainab hanya tersenyum kecil. Beginilah suasana sekolahan yang selalu menghadirkan kebahagiaan untuknya. Melihat anak-anak yang belum dihukumi dosa mewujudkan kebebasannya dengan cara apapun. Selagi tidak menimbulkan bahaya bagi pihak manapun, Zainab hanya bisa membiarkan mereka berekspresi sesukanya.

Suasana yang semula riuh langsung berubah menjadi senyap. Zainab pikir di ruangan yang didominasi warna biru langit itu hanya akan tersisa dirinya seorang diri. Namun perempuan berbulu mata lentik keliru. Karena rupanya ada murid lain yang nampak enggan untuk beranjak dari kursinya.

Murid itu bernama Tika.

"Tika, kamu nggak istirahat di luar?" tanya Zainab.

Murid perempuan bermata teduh menggeleng. "Kemarin aku sempet keserempet motor, Bu. Aku jatuh di pinggiran aspal, jadi tangan, badan sami kaki aku sedikit sakit. Dan Mamah bilang lebih baik aku di kelas aja kalo istirahat. Jangan kemana-mana," tutur Tika membuat Zainab membulatkan matanya terkejut.

Assalamu'alaikum, IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang