بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Tahta tertinggi dalam mencintai adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang mendatangkan rasa tenang. Juga dapat menyelamatkan kehidupan seorang hamba. Bukan hanya di dunia, maupun juga di akhirat kelak."
-Happy reading!-
☪️☪️☪️
"Allahumma innii as aluka 'ilman naafi'a wa rizqan tayyiban wa 'amalan mutaqabbalan. Ya Allah, sungguh aku mohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima. Aamiin."
Kedua telapak tangan yang semula menengadah ke atas langit perlahan bergerak maju untuk diusapkan dengan lembut pada permukaan wajah. Doa yang senantiasa Rasulullah panjatkan setiap pagi, turut Zainab amalkan usai melaksanakan salat subuh. Memohon kebaikan dalam memulai hari baru pada sang pemilik masa.
Setelahnya, Zainab membuka mukena. Kemudian, keluar dari kamar untuk melakukan rutinitas merapikan rumah sebelum bekerja. Namun terlebih dahulu ia mengetuk pintu masing-masing anggota keluarga lain. Mengingatkan mereka bahwa waktu salat shubuh sudah tiba sejak tadi.
Namun sayang, ucapan berupa, "Nanti aja salatnya. Besok juga subuh masih ada kok. Kakak masih ngantuk." Yang justru menjadi sahutan dari sang Kakak tertua. Jawaban serupa pun didapatnya dari Ayah, Ibu, beserta Kakak kedua. Mereka memilih tertidur lelap enggan menyempatkan waktu selama lima menit hanya untuk bersujud menemui sang Khalik.
Jujur saja, hati Zainab merasa pilu. Melihat keluarganya abai dalam kewajiban sering kali membuatnya berdoa memohon agar mereka bisa diberikan hidayah. Setidaknya, doa adalah bentuk kepasrahan dirinya saat lewat kata tak mampu mengajak mereka pada jalan yang benar.
Mengingat, hati manusia berada di tangan Allah. Dan hanya kepada-Nya lah ia berharap cahaya iman bisa merasuki kalbu keluarga tercinta. Dan Zainab yakin, entah cepat ataupun lambat ... Doa yang sering ia ulang-ulang seusai salat, akan segera terwujud dalam bentuk kembalinya anggota keluarga lain pada jalan ketaqwaan yang diridai oleh-Nya.
☪️☪️☪️
Perintah dari Arzan semalam yang hendak memesan dua buah meja untuk hari ini sudah Zainab laporkan pada atasannya.
Segala keinginan pelanggan setia yang sudah dibeberkan lewat pesan pun sudah dipersiapkan seapik mungkin.
Dan benar saja, tepat pukul sembilan pagi, mereka sudah datang meramaikan kafe. Berjibaku dengan para karyawan yang berjumlah sekitar lima orang.
Meskipun tidak terlalu bising, akan tetapi, suara percakapan dari para laki-laki dewasa itu rupanya mampu menimbulkan atmosfer yang terdengar cukup riuh. Terlebih lagi suara yang berasal dari laki-laki berambut ikal. Tipe suaranya yang nge-bass, membuat percakapan yang dilontarkannya sejak tadi menjadi dominan terdengar.
"Tumben Bos, hari ini kita working-working-nya di kafe. Biasanya juga kerja in the saguliweuk kantor aja. Ada apa binti aya naon ieu teh?" tanya Rama.
Lelaki berkemeja lengan panjang yang duduk di samping Arzan mengernyit bingung kala mendapati tingkah atasannya yang berbeda. Terlebih sampai membawa urusan pekerjaan ke luar ruangan. Sesuatu yang tidak biasa. Mengingat, Arzan lebih suka menjadikan ruangan pribadinya untuk mengerahkan segala isi kepala daripada harus menempati ruangan terbuka seperti ini.
Namun, mengapa keinginan bos nya hari ini justru nampak bertolak belakang?
Lelaki berkemeja putih polos di samping Rama pun turut menoleh menampilkan raut tak kalah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Islam
SpiritualLahir dan tumbuh di keluarga minim agama membuat Zainab kerap diasingkan oleh keluarga sendiri. Dianggap terlalu fanatik hanya karena berpegang teguh pada syariat islam. Hingga suatu hari, lewat sebuah kejadian tak terduga, ia bertemu dengan laki-la...