Mingyu sedang melakukan rutinitas paginya ketika Jisoo datang menghampiri.
"Gyu, gimana Seokmin?" Tanpa diminta, saat sudah duduk di kursinya, tangannya dengan telaten langsung melumuri risol dengan tepung roti.
Mingyu terdiam sejenak untuk berpikir apa maksud pertanyaan kakaknya itu. "Oh!" Ia berseru saat sudah tahu jawabannya.
"Rencananya hari ini Aku bakal mulai investigasinya." Lanjutnya yang sedang sibuk menggoreng.Jisoo tertawa, "udah kaya detektif aja segala investigasi."
"Ih tapi emang bener, investigasi misteri Seokmin." Mingyu berbicara sambil berbalik menatap Jisoo dan mengacung-ngacungkan spatula di genggamannya.
"Iya deh terserah Kamu aja. Strateginya kaya gimana nanti?" Tanya Jisoo lagi.
"Yeu ikutan pake bahasa begituan juga," ujar Mingyu dengan nada meledek dan hanya dibalas tawa oleh Jisoo.
"Kita kan lagi ujian, nanti Aku ngerjain soalnya bakal cepet-cepet biar bisa istirahat duluan, abis itu Aku bakal nunggu Seokmin keluar dari ruangannya terus Aku ikutin kemana dia pergi pas jam istirahat." Panjang lebar Mingyu menerangakan strategi agenda investigasi misteri Seokmin-nya itu.
"Awas cepet-cepet malah ngasal lagi ngisi soalnya." Jisoo menimpali.
"Nggak akan dong, easy lah kalo fisika, mah...." Mingyu berkata dengan sangat percaya diri.
"Percaya deh, sama yang juara olimpiade...." jawab Jisoo yang direspon dengan kekehan oleh Mingyu.
"Pokoknya serahin sama Aku, Kak. Misteri Seokmin bakal Aku ungkap sebentar lagi." Mingyu menunjuk-nunjuk dadanya sendiri.
"Iya, nanti langsung kasih tau Aku, ya...." Pinta Jisoo yang dibalas acungan jempol oleh Mingyu.
• • •
Seperti yang sudah direncanakan olehnya, Mingyu menyelesaikan soalnya sepuluh menit sebelum waktu habis. Siswa lain yang melihatnya merasa takjub tapi tidak begitu terkejut karen ini adalah seorang Mingyu. Mingyu yang menjadi juara satu disemester lalu, Mingyu yang sejak SMP sudah sering ikut olimpiade MIPA.
Guru pengawas mempersilahkan Mingyu untuk beristirahat lebih dulu. Ia pun langsung menuju tempat dimana targetnya berada. Ia memposisikan dirinya berada di ujung koridor agar nantinya tidak terlihat oleh si target.
Sudah ada beberapa murid yang keluar dari kelas itu, namun orang yang menjadi targetnya belum terlihat.
"Si bego pasti keluarnya pas bel udah bunyi." Mingyu berbicara pada dirinya sendiri. Benar saja, selang sebentar bel berbunyi dan batang hidung si target baru saja terlihat keluar dari ruang kelas.
Si target itu langsung menuju arah yang berlawanan dari tempat berdirinya Mingyu. Ia pun langsung berjalan agak cepat mengikuti targetnya agar tidak kehilangan jejak.
Mingyu terus mengikuti dari belakang dengan jarak aman agar tidak ketahuan. Sejujurnya Ia merasa aneh harus melakukan hal seperti ini, padahal bisa saja Ia langsung memanggil Seokmin dan bertanya dia mau pergi kemana. Akan tetapi intuisinya berkata bahwa Seokmin tidak akan memberikan jawaban yang Ia inginkan nantinya, maka dari itu Ia melakukan ini semua.
Saat Ia sibuk dengan pikirannya, tanpa Ia sadari Seokmin ternyata membawanya ke ruang musik. Ia baru sadar ketika Seokmin sudah hilang di balik pintu masuk ruangan itu.
"Oh? Ke ruang musik? Emang lagi ujian gini masih ada latihan ekskul?" Entah siapa yang Mingyu tanya, mungkin dirinya sendiri?
Perihal ekskul, Seokmin memang anggota dari ekstra kulikuler paduan suara di sekolah. Akan tetapi Mingyu tidak yakin bahwa menghilangnya Seokmin setiap istirahat itu karena latihan paduan suara, karena seingatnya latihan itu hanya dilakukan setiap hari Jum'at pulang sekolah. Lalu akan menjadi lebih intens ketika ada lomba atau acara, tapi selalu dilakukan di jam pulang sekolah bukan jam istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara [Seventeen]
FanfictionBangunan bercat putih kusam yang mereka tuju ketika ingin pulang.