7. Kelulusan

199 22 0
                                    

Keesokan harinya Seungcheol, Jeonghan dan Jisoo sudah siap dengan setelah jas mereka masing-masing dan sekarang sedang menyantap sarapan mereka bersama yang lainnya di meja makan.

"Gyu, nanti Chan dititipin ke Bu Yura lagi? Udah bilang belum?" Seungcheol membuka percakapan. Bu Yura adalah tetangga mereka, sejak dulu Beliau sudah sering didititipi anak panti yang masih sangat kecil jika tidak ada yang bisa menjaga di rumah.

"Udah Mas, nanti pas berangkat Aku anter Chan ke sana dulu," jawab Mingyu yang sedang menyuapi Chan makan.

"Hao beneran gapapa izin gak masuk sekolah? Kalo Seok sama Gyu sekolahnya emang lagi kelulusan juga jadi bebas, tapi sekolah kamu kan belum." Kini Hao yang dilempari pertanyaan olehnya.

"Udah izin dan gapapa kok Mas, aman." Jawab Hao sembari mengacungkan jempol.

"Mas nanti Aku sama Hansol beneran duduk bareng orangtua yang lain? Emang boleh?" Sekarang Seungkwan yang bersuara.

"Boleh dong, Kalian kan jadi perwakilan kerluarga Kami, nanti Kakak anterin ke tempat duduknya biar Kalian gak bingung, ya." Ini Jisoo yang menjawab.

Seungwan dan Hansol yang masih SMP tidak mungkin menyelinap masuk dan berbaur seperti yang nanti akan dilakukan Mingyu, Seokmin dan Hao kerena mereka berasal dari sekolah yang berbeda dengan kakak-kakaknya. Maka dari itu mereka dimasukkan sebagai perwakilan keluarga agar bisa datang, ini yang menyebabkan mereka juga sudah berpakaian rapi dengan mengenakan kemeja dan celana jeans.

"Nanti Kita mau beli bunga buat kalian, lho...." Soonyoung berkata dengan sangat bersamangat. Sontak hal itu membuat kaget delapan orang lainnya. Pasalnya, agenda membeli bunga itu adalah sebuah rahasia karena mereka berencana untuk memberi kejutan kepada ketiga Kakak mereka itu.

"Bego!" Jun yang duduk di samping Soonyoung menepuk kencang pahanya.
"Tadi kan dibilangin itu buat surprise, berarti jangan bilang-bilang, bodoh!" Lanjutnya berbisik namun dengan nada penuh penekanan.
Soonyoung langsung membulatkan bibirnya lalu menepuk jidatnya sendiri.

"Kata gue juga apa, Bang Nyong kaga usah diajak. Begini kan jadinya!" Mingyu menggerutu kesal.

"Kenapa sih kalian ini?" Seungcheol membuka suara, Ia tidak paham kenapa muka adik-adiknya berubah masam dan Soonyoung berulang kali membisikkan kata maaf pada yang lainnya.

"Tadinya kita mau kasih surprise buat kalian dengan ngasih bunga, tapi semuanya gagal gara-gara si ember Soonyoung ini." Jihoo yang ada si sebrang Soonyoung menjelaskan yang diakhiri dengan tatapan sinisnya pada Soonyoung.

Ketiga kakak tertua tertawa mendengar penjelasa itu. Sayang sekali mereka tidak jadi mendapat kejutan, tapi mereka tetap senang dan meresa gemas perihal bunga ini.

"Yaudah anggap aja kita gak tau terus nanti kita bertiga pura-pura kaget pas kalian ngasihin bunganya." Jeonghan memberi ide untuk mencairkan suasana tegang diantara adik-adiknya.

"Mana bisa kaya gitu Kak Han ih!" Seungkwan merajuk.

"Bisain aja ih!" Jeonghan kembali menjawab sambil terkekeh.

"Tau ah! Bang Nyong sih...." seungwan masih berbicara dengan nada merajuk. Ia menyuap makanannya kasar untuk memperlihatkan rasa kesalnya.

"Ya maaf sih, keceplosan." Soonyoung menjawab dengan bibirnya yang dimajukan.

"Udah-udah gapapa gagal rencana kejutannya. Kita bertiga bakal tetep seneng kok nanti pas dapet bunganya. Kan kita gatau juga bentuk sama warna bunganya kaya gimana jadi bakal tetep kaget kok." Seungcheol akhirnya angkat suara. Seperti biasa, Ia selalu bisa menengahi perdebatan diantara adik-adik kesayangannya ini.

Rumah Cemara [Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang