Chapter 13 - Tugas Kelompok 1

316 33 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Samuel?”

Dahayu memastikan penglihatannya sampai membuat matanya menyipit.

“Sial! Itu memang dia.”

Dahayu langsung memasukkan es krim yang belum selesai dia makan ke dalam kantong belanjanya, dia menoleh ke seberang dan melihat bahwa pria brengsek itu sudah menaiki motornya. Melihat itu Dahayu menjatuhkan kantong belanjanya dan segera menaiki motornya untuk menyusul Samuel.

Dahayu mengebut di jalanan untuk memastikan bahwa dia tidak ketinggalan jejak pria itu.

Gue hajar lo, Samuel.

Dahayu menatap tajam saat dia melihat motor Samuel yang tidak berada jauh di depannya. Ia sampai mengklakson kendaraan yang menghalangi jalannya. Entah mengapa jalanan cukup ramai di sore hari.

Dia melihat Samuel semakin mempercepat laju motornya. Dahayu yang melihat itu tak mau kalah. Dia melihat di kejauhan bahwa ada lampu lalu lintas yang masih berwarna hijau. Dia berkelok kelok menyalip kendaraan yang berada di depannya. Dirinya tidak ingin ketinggalan jejak pria itu.

Dahayu memperhatikan lampu lalu lintas yang semula hijau kini berubah kuning dan merah.

Ciiiiit.

Dahayu merem mendadak motornya, dia memukul stir karena Samuel sempat melewati lampu merah dan kini ia kehilangan jejak pria itu. Pemilik surai pendek itu memutuskan memutar arah dan kembali ke alfamart untuk mengambil kantong belanjanya yang ia jatuhkan. Untung saja saat dia kembali ke sana, kantong belanjaan berisi cemilannya masih tergeletak di area parkir.

Dahayu memungut kantong belanjaannya dan pergi dari sana.

***

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Dahayu baru akan makan malam. Ia beranjak dari kamarnya menuju meja makan. Saat ini di rumah hanya ada dia dan Kean yang lain belum pulang. Tumben juga Kean sudah balik ke rumah jam segini, setahunya pria itu bersama teman-temannya kan sepulang sekolah berencana ke rumah Nata. Apa tidak jadi atau mereka cuma jenguk sebentar? Ah, apa peduli Dahayu akan semua itu.

Saat menuju ke meja makan ia berpapasan dengan salah satu asisten rumah tangga. Dahayu menghentikan langkah kaki asisten rumah tangga itu.

“Bu, menu makan hari ini apa?”

“Ada udang asam manis, ayam goreng sama sosis goreng, Non.”

“Oke, Bu. Ibu sudah makan?”

“Sudah, Non. Saya permisi dulu ya, Non.”

“Iya, Bu.”

Dahayu melanjutkan langkahnya tetapi ia tidak berhenti di meja makan melainkan ke dapur menuju tempat memasak. Ia ingin membuat nasi goreng polosan.

Jiwa yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang