Chapter 4 - Dahayu Kala Baskara

432 39 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dahayu segera keluar dari rumahnya di saat taksi online yang dia pesan sudah berada di depan. Ia memutuskan untuk berkeliling dan mencari sesuatu. Dengan menggunakan hoodie cokelat dan celana training hitam serta kacamata hitam gadis itu siap untuk pergi.

Dahayu mengangguk kepada satpam yang sedang duduk di dalam pos jaga dan dia segera masuk ke dalam mobil taksi.

“Kita ke SMA Rajawali dulu, Pak.”

Sopir taksi mengangguk dan menjalankan mobilnya. Sedangkan Dahayu dia baru saja memasang password di ponselnya. Sejak terakhir dia menelpon papahnya baru kali ini lagi dia mengutak-atik ponsel ini. Dia melihat banyak sekali pesan masuk dan hanya me-readnya saja tidak berniat untuk membalas.

Gadis dengan rambut pendek itu membuka aplikasi galeri dan melihat cukup banyak foto Dahayu berselfi ria. Gadis itu terlihat sangat manis dengan senyum ceria yang mana memperlihatkan kedua lesung pipinya.

Jika jiwa gue masuk ke tubuh Dahayu, ke mana jiwa dia pergi, ya?

Dahayu menatap foto yang mana berisi dirinya dan ketiga kakak laki-lakinya. Membayangkan bagaimana hubungan mereka selama ini. Dulu, hidup sebagai Dahayu Maheswari dia hanya memiliki satu kakak laki-laki. Dia cukup akrab dengan pria itu. Sekarang, bagaimana kabar kakaknya itu? Apakah keluarganya mencari keberadaannya?

Tubuh asli gue ke mana? Apa gue bisa balik ke tubuh asli gue? Argh.

“Itu bisa gue pikirin nanti. Sekarang gue harus berusaha beradaptasi sebagai Dahayu Kala Baskara sembari mencari tahu alasan Samuel brengsek itu membunuh gue.” Dahayu bergumam yang membuat omongannya hanya dia yang dapat mendengar. Dirinya menatap keluar jendela mobil memperhatikan jalanan sekitar yang lumayan cukup ramai. Dia mencoba menghapal jalan menuju ke sekolahnya.

Kurang lebih 20 menit perjalanan, Dahayu dapat melihat gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Rajawali yang berada di seberang jalan.

“Pak, stop di sini saja.”

Sopir taksi menurut dan meminggirkan mobilnya agar tidak mengganggu lalu lintas jalan. Dahayu menatap sekolahan yang terlihat besar itu. Ternyata di sini tempat sekolah dirinya. Dia tidak sabar merasakan menjadi anak SMA lagi dan pergi ke sekolah. Dulu sebagai Dahayu Maheswari dia di sekolahkan secara privat. Puas memandangai bangunan itu, Dahayu menaikkan kaca jendela mobil yang tadi dia turunkan.

“Jalan, Pak. Kita ke Mall terdekat saja.”

“Baik, Mbak.”

***

Dahayu masuk ke toko pakaian, dia mencari hoodie, kaos, celana jeans, celana cargo, blazer. Gadis itu membeli banyak sekali barang hingga sedikit kaget menatap kantong belanjanya yang cukup banyak sehingga dia tidak mungkin membawanya sendirian. Sebenarnya dia bukan tipe orang yang suka belanja, hanya saja di walk in closet pemilik asli tubuh ini rata-rata adalah dress dan rok bukan tipe dia sekali. Untungnya si pemilik tubuh mencatat pin ATM-nya di notes ponsel. Sehingga memudahkan dirinya untuk mengambil uang di ATM tadi. Uang tunai gadis itu hanya ada lima ratus ribu saja.

Jiwa yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang