Chapter 11 - Hampir Mati

344 28 0
                                    

Saat Dahayu sudah tampak putus asa, tiba-tiba seseorang menyebur ke dalam kolam renang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat Dahayu sudah tampak putus asa, tiba-tiba seseorang menyebur ke dalam kolam renang. Dahayu tidak sempat melihat dengan jelas siapa seseorang itu. Dia sudah terlalu lemas. Orang itu dengan cekatan membawa tubuh Dahayu menuju ke permukaan. Napasnya terengah-engah dan segera membawa Dahayu ke pinggir kolam. Dengan sedikit susah payah akhirnya Dahayu berhasil dinaikkan di sisi kolam.

Orang itu adalah Nata. Dia menatap Dahayu yang terbaring di tepi kolam dengan keadaan pucat dan mata tertutup. Jelas tersirat rasa khawatir di wajah pria itu. Dia berusaha memberikan pertolongan pertama dengan melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation).

Nata menumpu tangan kanannya di atas tangan kiri, dia mulai menekan-nekan dada Dahayu. Dia lakukan gerakan berulang sampai akhirnya gadis itu terbatuk mengeluarkan air dari mulutnya membuat Nata bernapas lega. Dia terduduk di samping gadis itu.

“Lo ngapain, sih? Hampir aja nyawa lo ilang!”

Dahayu yang masih berusaha menetralkan pernapasan dan detak jantungnya yang berdetak cepat dan berdebar. Dia tidak memedulikan bentakan teman sekelasnya itu. Dahayu bersyukur dirinya bisa selamat.

“Lo dengar gue gak sih, Dahayu?”

“Iya, Nata. Gue dengar dan terima kasih sudah nolong gue.”

Dahayu berusaha duduk sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Kemudian menatap pada Nata yang terduduk di sampingnya dengan seragam sekolah yang basah.

“Baju lo jadi basah.”

“Gak usah pedulin baju gue. Lo ngapain tadi di kolam? Jam olahraga udah selesai.”

Seketika Dahayu teringat akan kalungnya yang masih berada di kolam.

“Kalung gue. Ya gue lagi nyari kalung, gak ketemu di ruang ganti akhirnya gue cek ke kolam renang. Siapa tau jatuhnya pas gue renang tadi. Ternyata benar, pas mau gue ambil eh tiba-tiba aja kaki gue kram.”

“Ck. Udah sana lo ganti baju.”

“Ta—“

“Udah sana.”

Mau tidak mau akhirnya Dahayu menuruti perintah Nata. Dia segera menuju ruang ganti.

***

Dahayu keluar dari ruang ganti dan segera menemui Nata yang kini sudah berpakaian olahraga dan menenteng paperbag yang gadis itu duga berisi seragam putih abu-abunya yang basah. Mungkin temannya yang mengantar baju olahrga pria itu, pikir Dahayu.

“Nih.”

Nata menyerahkan sebuah kalung yang diterima Dahayu dengan sangat senang. Dia tidak menduga bahwa pria itu akan mengambilkan kalungnya membuat Dahayu berkali-kali mengucapkan terima kasih.

Mereka berdua beriringan keluar dari gedung dan menuju ke kelas bersama. Nata sadar bahwa gadis itu sesekali menoleh kepadanya. Dia menghela napas.

“Kenapa?”

Jiwa yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang