Chapter 16 - Ingat

300 25 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Dahayu sesekali melirik kaca spionnya untuk melihat sepeda motor pria yang ia tolong. Dia melambatkan motornya karena sang pria mengendarai motornya sangat pelan, tangan kanan pria itu sesekali memegang perutnya.

Mungkin melihat orang yang menolongnya tadi memberhentikan motor pria itu juga ikut menghentikan motornya ke pinggir jalan.

Dahayu menghampiri pria itu. Dia seperti familiar dengan motor ninja itu.

“Lo ikut gue aja. Kalau lo mengendarainya gitu kita bakalan ke tangkap.”

“Dahayu?”

Pria itu melepas helmnya dengan ekspresi yang terkejut.

“Bener tebakan gue kalau itu motor Kean.”

Dahayu sedikit terkejut, ternyata seseorang yang ia tolong adalah Juan. Salah satu teman dari Kean.

“Ck. Nanti aja bahasnya, buruan naik ke motor gue. Orang-orang tadi pasti ngejar kita.”

“Ta–“

“Gak usah tapi-tapian. Kunci motor lo cabut.”

Juan tidak punya pilihan, dia juga tidak akan sanggup membawa motor dengan kencang. Badan terutama bagian perutnya sakit akibat ditendang-tendang. Ia turun dari sepeda motornya dan segera menghampiri Dahayu yang sudah duduk di atas motornya.

“Pegangan.”

“Woi. Astaga, bukan di pinggang gue juga. Pegang di pundak.”

Juan hanya meringis dan melepas pegangannya pada pinggang Dahayu.

***

Nata menghentikan motornya di depan fotocopy yang berhadapan dengan SMA Rajawali. Dia melirik pada sepeda motor berwarna hijau yang sudah terparkir. Dia merasa pernah melihat motor itu.

“Bang Omad, gue mau jilid nih.”

“Pakai sampul warna apa?” tanya pria bernama Omad itu.

“Terserahlah bang.”

Pria itu mengangguk dan segera melakukan tugasnya. Sedangkan Nata duduk pada kursi yang tersedia.

“Motor lo bang?”

“Hah?”

“Itu di depan motor lo.”

“Oh bukan. Motor siswa sekolahan lo, Nat.”

“Siapa, Bang?” tanya Nata penasaran.

“Cewek sih. Gak tau namanya siapa.”

Omad melihat tugas yang ia jilid dan teringat pada gadis itu. Sepertinya ini tugas yang sama yang ia print kemarin. Bedanya sekarang sudah ditempel-tempel.

“Temen lo ternyata, Nat. Ini tugas yang kemarin gue print in. Gue ingat banget ini mah.”

Omad menyerahkan tugas kliping Nata yang sudah di jilid. Nata mengambil dan memasukkannya ke dalam tas. Dia juga membayar jasa jilid itu.

Jiwa yang TersesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang