Love Letter part 24

1.1K 101 11
                                    

Jimin menoleh kearah pintu, berfikir siapa yang mungkin mengunjunginya,

Berharap Yoongi lah yang datang, walaupun itu mustahil karna Yoongi tak ingin bertemu dengannya, bahkan tak tau alamat tempat tinggal Jimin.

Dia adalah Jk dan seseorang yang tidak Jimin kenal. Jk adalah mahasiswa dari kampus lain dengan jurusan yang sama dengan Jimin. Beberapa waktu terakhir dia bekerja paruh waktu di warung mama Jimin.

Jk mengenalkan Tae yang dia ajak pada Jimin. Taehyung adalah teman sekamar Jk.

"Aku sudah mendengar tentang musibah yang menimpa kalian.

"Bagaimana kejadiannya?"

Gimana keadaan mamamu?"

"Hampir tiap hari aku datang kewarung dan juga kesini, karna pengen tau keadaan kalian."
Ucap Jk.

Jimin sebenarnya tidak terlaku mengenal Jk, belum lama ini dia meminta pekerjaan pada mamanya. Sehingga Jimin tidak menyangka Jk akan datang.

Jimin mempersilahkan mereka masuk.
Ada empat orang dimeja makan kecil Jimin hari ini. Pertama kali nya kediaman Jimin berisi banyak orang selain hanya dia dan mamanya selama ini.

Jimin mulai menceritakan tentang kecelakaan itu dan bagaimana keadaan mamanya sekarang.

Mata Jk berkaca-kaca mendengar cerita Jimin. Menepuk pundak Jimin memberi kekuatan.

"Kamu harus kuat. Aku belum lama mengenal kalian, tapi mamamu sangat baik padaku. Sebelum membantunya bekerja di warung, mamamu sering membiarkan ku makan tanpa membayar, karna orang tua ku kadang telat mengirim uang saku."

"Aku juga tak punya siapa-siapa dikota ini, mamamu seperti orang tua juga bagi ku. Jangan berfikir kamu sendiri. Ada kami."
Lanjut Jk.

Air mata Jimin kembali menetes, dia benar-benar tersentuh mendengar kata -kata Jk. Memberi kekuatan untuknya. Sama sekali tak terduga, ada orang-orang baik datang saat Jimin sangat membutuhkan.

"Kamu harus bangkit, semangat lagi, kekampus lagi. Kita usahakan buka warung lagi."
"Kita jaga mama kamu sama-sama. Pokonya kamu jangan sungkan jika butuh bantuanku dan Tae juga."
Lanjut Jk sambil tersenyum pada jimin.

"Dan aku juga" timpal Narie.

Jimin nyaris tak percaya, ada anugrah yang seperti ini, dia sangat bersyukur.

Mereka melanjutkan sarapan seadanya yang tadi dibawakan Narie, dan setelah itu berencara menengok mama Jimin kerumah sakit bersama.

.........

Disaat Jimin terus berusaha bangkit dan menyemangati dirinya, disisi lain Yoongi terlalu asyik larut dalam keterpurukan. Dia terus saja mengutuk semua kemalangan yang terjadi.
Menyalahkan takdir, pesimis dan marah pada keadaan.

Yoongi berfikir bahwa dia pasti tidak akan mampu melewati ini. Satu-satunya yang ada dibenaknya hanyalah menyerah.

Kepribadian Yoongi makin hari makin berubah, dia masih tidak mau bicara, tidak mau makan.
Terus mengurung diri.

Hobbie yang biasanya selalu berhasil membujuk Yoongi untuk makan, walaupun hanya dimakan sedikit, kali ini kehabisan cara.

Sudah berapa hari ini belum ada makanan yang masuk keperut
Yoongi.
Walaupun berhasil memaksanya ke meja makan, tapi bukan perkara yang mudah untuk menyuruhnya makan.

Yoongi diam aja, tatapannya kosong.
Hobbie menangis memeluk Yoongi, memohon agar Yoongi menghentikan aksi menyiksa dirinya itu, bagaimanapun dia harus makan.

......

Sepulang dari rumah sakit. Jimin, Jk dan Taehyung pergi kewarung mama Jimin yang sudah hampir sebulan tutup.

"Gimana rencanamu?".
Tanya Jk.

Jimin hanya menggelengkan kepala. "Aku gak punya rencana." Jawabnya memelas.

"Aku dan Tae juga mengambil jurusan tataboga, sebaiknya kita buka aja warung ini, kita bisa bergantian jaga menyesuaikan dengan jadwal kampus.
Gimana menurut mu?".
Lanjut Jk dan ditimpali ajakan dari Taehyung menguatkan.

Jimin melihat Jk seperti seorang yang positif vibe dan bersemangat. Dan juga terlihat mandly, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

"Aku akan memikirkannya". Jawab Jimin.

.......

Dikamar sendirian, jimin kembali menjadi sangat lemah.
Dia sangat merindukan mamanya, dan kembali menangis.

Dan juga kembali mengingat Yoongi.
Kenapa Yoongi tak mau menemuinya ,.
Bagaimana keadaannya?.
Jimin tak bisa menguasai diri. Dia berfikir harus segera menemui Yoongi lagi, memastikan keadaannya, dan meminta penjelasan kenapa Yoongi menghindarinya, apakah Yoongi membencinyn, kalau iya, apa alasannya.

Jimin mengganti baju dan berniat mendatangi Yoongi sekarang juga.

......

Sesampai dirumah Yoongi, pemandangan pertama yang Jimin lihat adalah Yoongi yang sedang berpelukan dengan Hobbie dimeja makan.

Jimin menyadari kalau dia sudah datang diwaktu yang tidak tepat, tapi yang paling terpenting adalah dia bisa melihat wajah Yoongi.

Ingatan terakhir Jimin tentang Yoongi, dia sedikitpun tak pernah melepaskan Jimin mulai dari mendapat kabar kecelakaan itu, sampai akhirnya Jimin tak sadarkan diri.

Sudah lebih dari dua minggu, akhirnya bisa melihat Yoongi lagi. Wajahnya pucat, tubuhnya juga terlihat jauh lebih kurus.
"Tapi sepertinya dia sangat nyaman dalam pelukan Hobbie. Batin Jimin.

Mereka berdua menoleh ke arah Jimin, setelah menyadari ada orang lain diruangan itu.

Jimin tak dapat menahan air matanya saat bertatapan dengan Yoongi.
Begitupun dengan Yoongi, air matanya mengalir begitu saja saat melihat Jimin.

Sesaat mereka bertatapan, lalu Yoongi berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Jimin langsung mengejarnya, meraih tangan Yoongi, tapi Yoongi menepisnya, dia langsung masuk kamar dan menguncinya, mengabaikan Jimin yang menangis kencang dan terus berusaha mengikutinya.

Jimin makin yakin, kalau Yoongi yang sekarang sangat membencinya.

.......

Jimin menghentikan tangisnya, dan lalu kembali meninggalkan rumah itu. Mengabaikan Hobbie yang menegurnya.
Jimin tak ingin berlama-lama dirumah itu, agar tak pingsan disitu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.








.







.

----- to be continued. -----

LOVE LETTER [YOONMIN] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang