Petang yang sangat indah, terlalu nyaman untuk dilewatkan tanpa rasa.
Begitulah quote sang Tuan Muda Ais untuk hari ini.
Nyom nyom nyom
Satu persatu potongan buah ia masukkan kedalam mulut. Bahkan tak menyadari bahwa suapannya terlalu cepat hingga ruang di mulutnya terisi penuh.
"Pelan-pelan, Ais. Nggak ada yang bakal comot kok." Blaze berujar dikala Ais langsung refleks mengamankan sepiring buah yang sudah dikupas itu kearah belakang.
Parah. Ni Adeknya apa memang gini cara makannya? Celemotan gitu woi.
"Pelan-pelan, Dek~" dia langsung mengelap area sekitaran bibir Ais dengan sapu tangan bersih. Si empu yang digituin cuma diem aja kayak anak TK, padahal tadi marah-marah sendiri gara-gara diperlakukan seperti seorang bocah.
'Imut banget woi! Adek gue emang the best sejagat raya sih.' batin Blaze dengan bangga ( ꈍᴗꈍ).
Ais yang nggak peduli dengan hanyalah Kakaknya itu tak banyak bereaksi.
Apa cuma perasaannya saja atau memang Blaze setelah tobat ini jadi jauh lebih perhatian kepadanya ya? Ah tapi bodo amat lah, yang penting dia dapet makan.
Blaze lanjut mengupasi beberapa mangga dan kiwi untuk sang Adik. Bahkan juga ikut mengupas kulit jeruk yang bisa dibuka pake tangan doang. Ya udah, sekali-kali lah, kasian nanti Ais nangis kalo nggak diturunin.
"Udah kupasnya, Kak. Aku sudah mau kenyang."
Lho? Bisa kenyang tah?
"Tinggal dikit nih, Ais. Nanggung banget, nanti busuk loh." tawar Blaze yang sebetulnya berniat mencekoki Ais agar si empu lebih berisi lagi. Nggak rela Adiknya jadi tulang-belulang gini gara-gara dia. Tidak, tidak dalam pengawasan Blaze.
Dibilangin gitu, ya mana tega lah Ais. Dia paling nggak suka orang yang suka menghambur-hamburkan makanan. Ya kali dia sendiri yang hamburin makanan?
"Yaudah deh."
"Okey~" layan Blaze dengan senang hati. (^∇^)
"Kakak juga bantu dong! Bisa-bisa meledak perutku!"
"Iya, iya. Kakak bantu~"
Bohong. Nanti Blaze akan pura-pura ke kamar mandi.
Jangan khawatir, Blaze tahu betul, buah itu tetap bakal habis.
(^3^)
.
.
.
Plak! Plak! Plak!
"Adeh, ouch! Ouch! Ouch! Berhenti Norman!"
"Ha! Degil lagi?! Degil lagi?!" geramnya tanpa menghentikan sabetan maut segenggam koran yang digulung sebagai pentungan.
"Eh?- i- iya! Iya! Tak degil! Tak degil!" seru Blaze dengan putus asa. Dan Norman pun menghentikan tindakannya. "Aduh~"
"ANDA KEMANA SAJA SIH?! BIKIN ORANG PUSING AJA!" semprot Norman, tidak ingin memberikan waktu bernapas Tuan Mudanya.
Dari pagi udah keluyuran. Balik sih balik, tapi duduk di meja kerja cuma sepuluh menit. Terus pergi lagi entah kemana. Dia bahkan belum sempat mengerjakan pekerjaan apapun!
Rasanya pengen resign aja kalo kek gini terus. Meledak otak dibuatnya. Sepertinya, inilah Tuan Muda yang paling biadab yang pernah Norman urusi seumur hidupnya. Tak kuasa dia terus diginiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN
FanfictionBlaze adalah raja yang sangat kejam. Dijuluki sebagai tiran, sebab telah meluluhlantahkan dunia demi untuk ambisinya semata. Tidak hanya tinggal diam, sang pahlawan pun bertekad untuk melawannya. Dibantu oleh rekan dan orang-orang terdekatnya, sang...