8. KENAPA BISA?

369 46 11
                                    

Burung-burung berkicau merdu, mengawali pagi Blaze yang amat tenang dan menyegarkan.

Sebelumnya, kemarin Blaze benar-benar kena semprot omelan Norman yang sangat memekakkan telinga. Beruntungnya, Blaze langsung bisa melesat kabur karena sudah selesai mengurusi dokumen-dokumen itu secepat kilat.

Kalau diingat-ingat lagi, rasanya persis seperti selamat dari serudukan banteng. Blaze sempat berpikir esoknya ia akan bangun di ruang kesehatan.

Hari ini Norman izin pergi karena ada kepentingan.

Blaze sih iyain aja, toh ngapain juga dia tahan. Bisa-bisa dia jadi geprek, dipukuli sama si empu.

Hari ini juga Ais dikabarkan sudah agak baikan. Tapi sayangnya, Adiknya berkata dia punya urusan. Jadi Blaze tidak bisa mengajaknya untuk main. Sedih sih, tapi yah mau bagaimana lagi? Takutnya nanti kalau tetep maksa, Ais nya malah ngambek. Kan berabe.

Jujur banget, hari ini dia sedikit bosan dan bingung mau ngapain.

Dokumen? Ck, jangan ingatkan. Lagipula kemarin itu sudah dokumen terakhir untuk tiga hari ini. Semoga.

Ais? Seperti yang sudah disebutkan. Dia ada urusan. Begitupun dengan Norman.

Yah... Sebenarnya kalau mau ditinjau lagi, masih banyak sih tugas Blaze.

Hei, ingat. Dia ini jiwa asing! Ia Terdampar di dunia novel fantasi yang menceritakan tentang bagaimana proses kematiannya sendiri! Hanya orang gila yang berpikir itu menyenangkan (kecuali pembaca).

Stress berat bruh!

Tapi tidak!

Blaze punya prinsip ---jiwa asing itu yang punya prinsip--- bahwa sesibuk-sibuknya kehidupan mu, setidaknya luangkan satu hari saja dalam kepadatan itu untuk full bersantai dan menghilangkan tekanan.

Prinsip itulah yang terus ia pegang. Dan mampu membuatnya berumur panjang hingga menyentuh usia hampir kepala tujuh, padahal dia 'kan boss mafia. Blaze nggak bermaksud sombong sih, enggak kok. Cuma kasih masukan aja.

"Hahh..! Apa cuma perasaanku saja atau ini memang hari yang paling membosankan?!" dia menggerutu sebal dengan dirinya sendiri.

Haruskah dikata demikian?

Dunia tempat dia tinggal sebelumya penuh dengan segala hiburan yang dapat memanjakan hati. Sedangkan disini? Dia tidak tahu apa-apa tentang kehidupan era pertengahan begini.

Maksudnya, bagaimana orang zaman kuno benar-benar dapat mengisi kebosanan? Membaca buku? Judi? Minum di bar? Oh ayolah, mansion ini rasanya sangat terpencil. Bahkan cukup jauh dari kerajaan terdekat.

Lagipula Blaze sangat yakin, tua bangka itu masih begitu mengawasinya.

Oh? Apakah dia sudah tahu anak sulungnya berubah?

Kalau kata Blaze sih; bodo amat. Hal pasti seperti itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Jelas sekali mata-mata pak tua itu tersebar di seluruh sudut mansion ini, tidak mungkin dia sampai ketinggalan berita.

Baiklah, lupakan itu. Suasana hati Blaze sudah menurun drastis hanya dengan mengingatnya. Jangan dibawa pusing.

Kira-kira ... Apa yang belum pernah ia coba lakukan ya?

"Ha!" sebuah ide terlintas bersamaan dengan sebuah bohlam lampu imajiner yang ikut menyala diatas kepalanya.

"Dasar bodoh, kenapa baru kepikiran sih? Khehehe... Inilah kesempatanku untuk mencobanya. Yuhu!"

.

.

.

.

VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang