▬▬ VILLAIN ▬▬
.
.
.
"𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒊𝒍𝒂𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒆𝒎𝒂𝒔."
.
.
.
꧁ 亗 ꧂
"Tidak disangka, ternyata dia berani bergerak di luar perintah."
Seorang wanita menikmati taman, ditemani oleh sang pengawal setia.
Tadinya ia mengira hari ini akan tetap menjadi hari yang tenang, tetapi tak disangka anak itu memberinya pertunjukan yang menarik.
Dia tidak mengatakan ini sepenuhnya buruk. Anaknya telah menebar benih, jadi ia hanya perlu memberikan pupuk.
Dengan ini, perhatian orang-orang akan teralihkan. Ditambah, rencananya akan semakin lancar karena ada para pendatang itu.
Frostfire sangat piawai mengundang kericuhan. Anak laki-laki itu memanglah putranya.
"Sudah cukup lama sejak ritual 'itu'." Manik aqua-nya melirik pada sang pengawal. "Bagaimana menurutmu, Karl?"
"Kelihatannya pikiran anak itu sudah tidak sanggup, Nyonya," jawab sang pengawal seadanya.
"Ah, betapa kasihannya putraku..." Wanita itu menatap teh di cangkirnya dengan tatapan sayu.
Begitukah?
Itu artinya ... dia sudah tidak lagi berguna...
"Sudah saatnya kita membuang barang rongsokan." Bibir merah anggun itu tertawa kecil. "Karl."
"Siap memenuhi perintah, Nyonya," ucap Karl seraya berlutut.
"Berikan 'dukungan' kepada putraku. Perkuat sihirnya dan tingkatkan kuasa elementalnya hingga mencapai batas."
"Nyonya tunggu-- itu artinya..."
Barbara tersenyum. "Buat kutukan itu menjadi segala yang ia miliki. Untuk hidup, dan juga mati."
.
.
.
━━━━━ ⍟ ━━━━━
"Hah, hah, hah.."
"SIAPA ITU?!"
"?!" Dengan panik mata lelaki itu menyapu area sekitar. Sampai akhirnya, ia memilih bersembunyi di belakang suatu rak kayu.
Sekelompok prajurit bersenjata memasuki ruangan dan mencari keberadaannya. Satu per satu suara gemericik logam zirah terdengar, tetapi tidak ada satupun yang menyadari keberadaannya.
Hingga mereka semua keluar, meninggalkannya yang terengah-engah mencoba keluar dari celah persembunyiannya.
"Aku harus ke mana lagi? Semua area dipenuhi penjaga."
Cahaya terang dari benda di tangannya tiba-tiba menginterupsi. Matanya pun hingga menyipit. Padahal benda itu telah ditutupnya dengan kain yang berlapis-lapis.
"Hei, berhenti! Berhenti! Padamlah!" Raut kebingungan itu berganti menjadi panik manakala terangnya mulai berpotensi untuk menarik perhatian.
Tangannya berusaha menutupi permukaan beda bundar itu, sampai akhirnya cahayanya pun kembali meredup.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILLAIN
FanfictionBlaze adalah raja yang sangat kejam. Dijuluki sebagai tiran, sebab telah meluluhlantahkan dunia demi untuk ambisinya semata. Tidak hanya tinggal diam, sang pahlawan pun bertekad untuk melawannya. Dibantu oleh rekan dan orang-orang terdekatnya, sang...