16. DUA ORANG, DUA KEADAAN

280 40 18
                                    

▬▬ VILLAIN ▬▬

.

.

.

.

.

.

Seorang anak lelaki tengah duduk diam diatas bangku taman putih, dikelilingi bunga-bunga aneka warna yang beragam.

Tenang, sejuk, dan damai.

Namun hari ini, nasib baik tidak berpihak kepada si Manik aquamarine ini.

"Sudah ratusan kali kukatakan kepada kalian..." Sudut matanya berkedut kesal. "BERHENTI MENGIKUTIKU!"

Pada akhirnya, semua unek-unek yang dipendamnya sejak tujuh hari ini, dikeluarkan. Karakternya yang tadi pendiam, menjadi buyar.

Tatapan penuh kesal tertuju jelas kepada dua pria yang ada di kedua sisinya.

"Tidak bisa, Tuan Muda. Perintah adalah perintah, dan kami tidak bisa membantah." Pria bertubuh besar di sebelah kanannya sedikit membungkuk, demi menyamaratakan tingginya dengan si lawan bicara.

"Tidak perlu menempel juga! Aku tidak nyaman, kalian tahu?!"

"Ini demi kebaikan Anda, Tuan Muda. Kami yakin, cepat atau lambat, Anda pasti akan terbiasa," sahut pria lainnya, seenak jidat.

Ais---sang korban, hanya bisa membuang napas kasar, tatkala tak ada lagi tenaga untuk memekik protes. Dua pria ini, cukup membuatnya kewalahan untuk sekedar menikmati hari dengan nyaman.

Ini dimulai tepat dua hari setelah Norman memberitahukannya akan hal ini (chp: 8).

Sungguh, kesabarannya benar-benar diuji oleh dua orang yang mengaku pengawalnya ini.

Pada awalnya, mereka sebenarnya hanya mengawasi Ais dari jarak jauh dan tidak sama sekali memperlihatkan diri. Meski kurang nyaman dibuntuti---tapi, okey, tak apa, Ais masih bisa mentolerir.

Lalu, teruslah seperti itu kedepannya. Ais masih bisa beraktivitas walau terasa sedikit terganggu, namun semuanya masih berjalan lancar.

Namun ... sejak kemarin ini.

Lebih tepatnya setelah Ais pulang dari menjenguk Blaze Kakaknya, dua kutu ini malah menampakkan diri di depannya.

Ais masih sangat ingat, bagaimana pertemuan mereka yang sangat grasah-grusuh...

- [Flashback] -

Saat tengah berjalan santai di tengah taman mansion utama untuk sekedar mendapatkan ketenangan.

Tiba-tiba saja, ada sebuah bayangan hitam melesat dan berhenti tepat di hadapannya.

Beruntung Ais cukup punya refleks yang baik, jika tidak, mungkin ia akan tak sengaja menabrak kedua pria misterius itu.

""Salam hormat kami kepada Tuan Muda Kedua, cahaya penerus Xenebris."" Mereka lantas membungkuk hormat, menundukkan kepala.

Ais yang tiba-tiba disuguhkan pemandangan aneh ini tentu saja kaget.

"Siapa kalian?"

"Nama hamba Vito Juan, Tuan Muda."

"Nama hamba pula, Don West, Tuan Muda."

""Atas perintah Tuan Muda Pertama, kami akan menjadi pengawal pribadi Anda!"" ucap keduanya bersamaan.

Seketika hilang pula segala ketenangannya. "... Sialan." ucapnya kemudian, dengan wajah frustasi.

VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang