39. Pesta dan Hadiah Istimewa

18.3K 1.9K 470
                                    

Haii
Welcome Back Guys
Jangan lupa Vote dan Komen banyak²
Awas Typo !!!

HaiiWelcome Back GuysJangan lupa Vote dan Komen banyak² Awas Typo !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Previously

Aska menepuk pelan pundak saudaranya dan menyunggingkan senyum lebar tanpa beban "Selamat ulang tahun untuk Varel and our best Daddy,"

Arthur berdiri, tak lupa membawa serta Varel di gendongannya. Tangannya yang terluka hingga membuat darah merembes keluar telah menodai jas hijau kecil yang Varel kenakan. Aaron meringis khawatir melihatnya.

Arthur diam sejenak. Tidak ada yang membuka suara. Semua orang menunduk takut karena aura Arthur tidak menyenangkan. Dia sepertinya memang benar-benar marah.

"Kalian tidak bisa kumaafkan...,"

🧸🧸🧸

Bagian 39

"Kalian tidak bisa aku maafkan karena telah mencoba bermain-main denganku, " ucap Arthur datar.

"Dada Lel maap-maap. Janan malah Bang Lel," Varel menatap Arthur dengan mata bulatnya membuat Arthur tak bisa berkutik.

"Mereka salah, harus di hukum," balas Arthur.

"Lel?"

"Baby Va tidak salah," Arthur menjawab cepat.

"Lel calah, halus hukkum cama-cama. Dada pukul?"

"Siapa yang akan memukulmu, hm? Daddy tidak mungkin menghukum anak Daddy ini,"

"Tapi... tapi Dada hukkum bang Ashka, bang Alesh, bang Alon, bang Apin, bang Pian, bang Lo?"

Arthur menghela napas pelan. Dia mengecup lama kening Varel.

"Baiklah, Daddy tidak akan marah dan tidak akan menghukum siapa pun,"

Varel tersenyum lebar hingga gigi-gigi kecilnya terlihat, matanya berbinar-binar saat menengok ke arah Varo dan menunjukkan jempol kecilnya membuat Varo melakukan hal yang sama sambil menahan tawa.

"Baiklah, karena Daddy sudah ada disini lebih baik segera merayakan hari bahagia ini dengan meriaahhh," Aska berseru lantang disambut sorakan antusias semua orang.

"Tunggu!" Suara Dylan menginterupsi.

"Ada apa, paman?" Vian bertanya bingung.

Dylan menghela napas pelan "Tangan Daddy kalian harus di obati terlebih dahulu. Lihatlah, darah terus mengalir keluar. Jangan sampai dia terkena anemia. Al sakit sama dengan bencana,"

Dylan maju ke depan, mengambil alih Varel dari tangan Arthur lantas menyerahkannya pada Aaron "Ganti pakaiannya dengan model yang sama, Paman akan mengobati Daddy mu," pinta Dylan.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang