•••
Cuaca mendung pagi ini agaknya mendukung suasana hati Melodi yang sedang tidak baik-baik saja. Setengah enam pagi dia sudah sampai di ruang kelas dan duduk manis di kursinya yang sudah enam bulan menemani. Wajahnya tampak begitu sayu, efek tidak terlelap malam hari tadi.
Pikirannya berkelana, menerka-nerka segala kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Melodi mencoba menelaah segala hal yang sudah terjadi di dalam hidupnya. Apakah semua ini salahnya? Mengapa dia harus terlahir menjadi sosoknya seperti sekarang. Dia adalah seorang pengecut yang tidak berani melangkah untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Tapi bolehkah dia jujur bahwa dia sudah berusaha mencoba segala cara untuk memenuhi segala ekspetasi orang lain, terutama keluarganya.
Dari umurnya delapan tahun, dia sudah memaksakan diri untuk terlihat sempurna agar seimbang dengan adiknya yang cemerlang. Belajar hingga larut malam bahkan tak jarang tidak tidur hingga pagi datang. Tapi... semua itu justru tiada arti. Tetap menjadi yang terbelakang dan tidak mendapatkan hasil yang memuaskan bagi keluarganya. Hal apalagi yang harus Melodi lakukan?
Tiada kata yang paling menyakitkan kecuali dianggap tak berguna oleh kedua orang tua. Bolehkan dia berkata bahwa dia mulai membenci keluarganya?Salahkah dia yang berusaha melawan untuk mempertahankan harga dirinya?Nyatanya segala ujaran yang dia terima membuat sosoknya semakin terlihat menyedihkan. Tapi...dia hanya diam dan mengalah hanya demi satu hal, dicintai oleh kedua orang tuanya.
"Melodi...hey"
"MELODI!" Melodi tidak menyadari bahwa Seli ada di sampingnya dan memanggil namanya. Melodi terlalu larut hingga tidak menyadari beberapa temannya sudah datang dan mengisi bangku kosong di ruang kelas itu.
"Sorry...Sorry Sel. Gua ngantuk banget," Melodi membual sambil berpura-pura menguap agar Seli tidak curiga. Seli menyipitkan matanya dan menatap Melodi curiga, "Mata lu bengep, abis ngapain lu semalem?"
"Ck...Lu kaya gak tau kerjaan gua aja. Abis baca novel semalem, terus karakternya metong di akhir hayat." Ujar Melodi dengan segala topeng tipuannya. Seli masih menatap Melodi curiga, tetapi Melodi bersikap tenang dan tidak terpengaruh oleh tatapan Seli.
"Judulnya apa?" Tanya Seli seolah tidak puas dengan pernyataan Melodi yang tidak meyakinkan.
"Ya ampun Sel, udah kaya wawancara wartawan aja gue," Seli memutar bola matanya sambil menaikkan alis kanannya menunggu jawaban Melodi.
"Gua lupa judulnya, pokonya tentang anak yang kehilangan arah gitu deh." Ujar Melodi sambil memainkan pulpen yang ada di hadapannya,mencoba mengalihkan diri dari tatapan Seli yang mungkin bisa membuat kebohongannya terbongkar.
Namun hal itu justru membuat Seli tambah curiga, menatap Melodi yang memainkan pulpen yang entah milik siapa,dengan raut wajah yang sangat berbeda dari biasanya. Seli sangat paham pasti ada sesuatu yang terjadi dengan sahabatnya ini dan Seli paham untuk saat ini Melodi belum siap untuk menceritakan hal buruk yang mungkin terjadi kemarin malam. Seli menghela nafas kecil dan mencoba mengalihkan susasana hati Melodi yang mungkin sedang buruk pagi ini.
"Tumben gak buka Handphoe,biasanya pagi-pagi gini seneng banget buka aplikasi oren" Ucap Seli mencoba membuka topik baru.
"Lagi di charger tuh di depan," jawab Melodi tanpa sadar bernafas lega karena Seli sudah tidak membahas topik sebelumnya.
"Astaga, lu emang demen banget gua rasa ngecharger di kelas," Ujar seli terkekeh dengan kebiasaan Melodi yang selalu mengisi daya ponselnya di kelas. Mungkin bisa terhitung dengan jari ponsel Melodi terisi penuh ketika berangkat ke sekolah.
"Biasalah gua keasikan baca Novel, lupa kalo tuh benda abis baterai."
"Oh iya gua lupa bilang, si Satrio Sabtu nanti ngajakin ke Kebun Binatang. Lu free gak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/326586682-288-k968285.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODI Yang Memilukan
Fantasy"Melodi memang bukan anak yang bisa memberikan banyak prestasi kepada mamah dan papah. Tapi bolehkah sedikit saja untuk menorehkan kebahagiaan kecil untuk Melodi. Hanya sedikit,tidak lebih. Setelah itu Melodi janji, Melodi akan terbang tinggi. Hingg...