Chapter 2 {Time Travel}

114 9 0
                                    


🕰️Selamat membaca🕰️
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ya tuhan... Aku masih ingin hidup... Berikan aku kesempatan kedua..." Batin nya sebelum menutup mata.

"AYU!!"

_______________

Terdapat seorang gadis cantik dengan kulit eksotis, bulu mata yang lentik, bibir pink tebal, dan wajah kecil mempesona terbaring lemas di atas ranjang kasurnya.

Di sekeliling gadis itu terdapat para emban yang sedang menangis seraya bersimpuh di lantai. Mereka tidak henti hentinya memanjatkan doa untuk nona manis mereka.

(Emban: pelayan wanita)

Gadis itu perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya berulang kali.

Salah satu emban yang menyadari nona nya terbangun segera berteriak gembira. "NONA SUDAH SADAR! NONA SUDAH SADAR!"

Emban emban lain yang semula menunduk segera mendongakkan kepala. Alangkah terkejutnya mereka melihat sang nona sudah membuka mata.

"NONA! SYUKURLAH!! DEWA MEMBERKATI NONA" ucap para emban.

Gadis itu mengernyitkan dahinya. "Siapa mereka?"

Gadis yang dipanggil nona itu mencoba bangun dari posisi berbaringnya.

"Nona... Hati hati nona..." Ucap seorang emban muda yang duduk tepat di samping ranjang.

Gadis itu menepis tangan emban muda tersebut.

"Jangan memegang orang sembarangan, itu tidak sopan" tutur gadis itu.

Para emban seketika terdiam dan saling menatap. Gadis itu yang melihat keterdiaman para wanita yang ada di ruangan nya segera bertanya.

"Siapa kalian? Dan dimana tempat ini?" Tanya gadis itu sambil mengamati sekeliling ruangan.

"K-kami adalah pelayan wanita nona... Apa nona melupakan kami?" Jawab emban muda yang tangan nya ditepis.

"Pelayan wanita? Kalian? Hah!?" Gadis itu segera menyingkirkan selimutnya. Dan yah, dia memakai baju kebaya berwarna putih. Ia mencoba memegang rambutnya, tapi bukan lah rambut halus yang ia rasakan, tapi gundukan di rambutnya.

Gadis itu segera turun dari ranjang dan berjalan ke arah cermin yang cukup besar di sana.

"T-tidak mungkin... Wajahnya memang mirip dengan ku, tapi... Bagaimana bisa? Kenapa aku bisa disini"

"Ini tahun berapa?" Tanya gadis itu memastikan.

"Ini sekitar tahun 1938 nona..." Jawab salah satu emban.

"Zaman Belanda, a-apa aku hidup kembali? Namun di zaman penjajahan Belanda" batin gadis itu.

Gadis itu segera berbalik menghadap emban emban nya. "Siapa namaku?"

"Nama anda adalah Ayu Adirathna Dahayu Maheswati" balas emban muda.

"Hahaha, kalian pasti bohong, nama ku adalah Ayu Adirathna Kusumo. Bukan Ayu Adirathna Maheswati"

Ku Pegang Janjimu Tuan Meneer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang