Chapter 4 {Pesta}

82 9 3
                                    

Maaf yaa sengku udah ngebuat kalian nunggu author update😁 maklum author lupa sama alur cerita author sendiri😭author aja lupa kalau punya cerita di WP💀 itu juga gara gara diingetin temen. Sekali lagi maaf banget ya seng❤️Kapan kapan author bakal double update✌️

Oh iya, ini karena ada revisi, jadi mohon baca chapter yang sebelum sebelumnya agar 🙏

🕰️Selamat Membaca🕰️😘.
______________________

"Hahaha, ini baru anak ku. Baiklah, persiapkan dirimu untuk malam ini" ucap tuan Welirang sebelum pergi meninggalkan kamar Ayu. Ayu hanya tersenyum getir menatap punggung ayahnya yang melenggang pergi.
_________________📜

Ayu termenung menatap sekeliling jalan yang dipenuhi pesawahan. Ia sedang memikirkan cara untuk kembali ke dunia asalnya.

"Kira kira bagaimana keadaan Mbah kung sekarang? Pasti Mbah kung nggak ada yang ngerawat, aaa Ayu mau pulang, Ya Tuhan... Kenapa takdirku sangat menyebalkan"

"Ayu" panggil tuan Welirang. Gadis yang dipanggil seketika menoleh ke arah ayahnya.

"Kenapa pak?" Tanya Ayu.

"Ngelamun terus dari tadi. Jangan banyak ngelamun, nanti kemasukan setan lo. Disini dulu banyak pribumi yang dibantai gara gara pembangunan sawah ini. Bisa aja kamu kemasukan arwah penghuni sawah" ucap tuan Welirang sambil menunjuk sawah yang luasnya 10 kali lipat luas lapangan bola.

"Amit amit pak" balas Ayu dengan cepat.

"Hahaha, jadi jangan ngelamun. Senyum dong... Kita mau ke pesta loh, masak wajahnya begitu. Senyum yang lebar nduk" timpal tuan Welirang.

Ayu menuruti perkataan ayahnya kemudian tersenyum lebar selebar yang ia bisa.

"Pasti muka gue udah keliatan kayak Momo challenge 😭" batin Ayu meratapi nasib.

" Hahaha Ini baru putri bapak!" Ujar tuan Welirang dengan cengengesan. Ia membelai lembut pucuk rambut Ayu. Lalengka hanya bisa melirik sekilas interaksi ayah dan anak itu lalu berdehem kesal.

"Kuatkan hamba Ya Allah!"

*************

"Ayo turun nduk, tuan Wilder sudah nunggu kita di depan tuh" Ucap tuan Welirang sambil menunjuk tuan Wilder yang sedang tersenyum lebar dengan dagunya.

"Wait! Bapak aku nunjuk pejabat Belanda Makek dagu?!! Semoga tidak terjadi apa apa hari ini, aamiin" batin Ayu ketar ketir.

Ayu segera turun dari andong secara perlahan.

(Andong: kereta kuda/delman)

Tuan Welirang berjalan cepat menuju tuan Wilder meninggalkan putri bungsunya yang berjalan lambat karena terpesona melihat gaya bangunan kediaman keluarga Hartlance.

"AAAAA BAGUS KALI!! Jadi pengen punya rumah kek gini! Fiks! Dikira holang kaya sama orang orang🤩" Batin Ayu terkagum kagum. Lalengka melirik ke Ayu yang terlihat norak seketika menyenggol Ayu.

"Jaga pandangan mu, jangan sampai terlihat norak. Jika kau terlihat norak maka kau akan mudah ditindas disini" peringat Lalengka dengan suara lirih. Ayu berpikir sejenak kemudian menganggukkan kepalanya.

Bagaimana tidak kagum, rumah dengan arsitektur bak istana Eropa dengan cat putih dan 2 pilar tinggi yang mengapit pintu utama serta diukir dengan gambar corak batik. Itu baru luarnya, belum dalamnya.

Ku Pegang Janjimu Tuan Meneer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang