Chapter 1

7.8K 429 4
                                    

Siang hari pada waktu jam belajar sekolah tampak seorang pemuda berjalan ke daerah samping sekolah dan menghampiri temannya yang kini sedang bersandar ke pohon dengan mata yang terpejam alias tertidur.

" Woiii!! Adrian bangun lo!! " panggil seorang pemuda kepada temannya yang tadi sedang tidur dengan bersandarkan pada pohon, yang bisa kita ketahui namanya adalah Adrian.

Adrian perlahan membuka matanya disebabkan pemuda yang tadi memanggil namanya, dia terbangun dari tidurnya dengan keadaan yang masih mengantuk dan belum sepenuhnya sadar.

" Paan sih? ganggu aja lo " jawab Adrian
Temannya yang mendengar jawaban Adrian pun terkejut.

" I- Ini beneran lo kan Adrian? " jawab temannya dengan terbata lantaran takut dengan Adrian yang notabenenya orang yang irit bicara.

" Maksud lo? " Ucap Adrian ketika sudah sadar sepenuhnya. Dia mendongakkan kepalanya guna menatap lawan bicaranya.

" Aaaaa!!! Siapa lo?! " teriaknya terkejut ketika menatap pemuda itu, pasalnya dia tidak mengetahui siapa pemuda yang menjadi lawan bicaranya.

" Heh!! Yang bener aja lo, gue Bima temen lo! "
Jawab pemuda itu yang awalnya takut menjadi emosi.

" tapi gue gak punya temen yang namanya Bima, lo siapa? Pasti lo penculik kan? Aaaa tolongg!! " teriak Adrian panik. Pemuda di depannya yang bernama Bima itu pun langsung saja menutup mulut Adrian menggunakan tangannya karenakan takut ada yang datang.

" suttt!!! Gue bukan penculik, kalo pun gue penculik mana mau gue culik orang modelan kek lu " Akhirnya Adrian pun tenang mendengar ucapan Bima.

" Trus lo siapa? " tanyanya

" Udah gue bilang gue Bima temen Lo!! "

" Tapi gue gak punya temen namanya Bima "

" parah lo temen sendiri di lupain "

" suerr!!, beneran deh gue gak punya temen namanya Bima, trus gue lagi dimana ini? seinget gue tadi gue lagi tidur siang di rumah dah " ucap Adrian.

" Hah?! tidur siang di rumah, lo tidur siang di sekolah anjirr " balas Bima.

" Hah sekolah?!! " Adrian langsung menatap sekeliling dan menyadari ini bukanlah dirumahnya atau pun disekolahnya melainkan disekolah yang tidak ia ketahui.

" Ini sekolah daerah mana yak? " tanyanya lagi kepada Bima.

" Hah!! Lo Lupaa? Apa tidur di deket pohon buat lo amnesia, Dri? " Balasnya lagi.

" Tapi gue beneran gak tau "

" tapi lo inget nama lo kan? "

" ingetlah, nama gue Adrian "

" nama lengkap lo? "

" Adrian.... Adrian apa yak? " Entah secara tiba-tiba Adrian melupakan nama lengkapnya dan semuanya, yang hanya dia ingat ialah nama nya Adrian itu saja serta ingatan sebelum dirinya pindah kesini yaitu tidur siang di rumah, tapi dia pun lupa rumah mana dan rumah siapa.

Adrian mencoba berpikir keras untuk mengingat apa yang dilupakannya. Hingga Adrian merasa pusing dan mengeluarkan darah di hidungnya atau di sebut mimisan. Setelah itu pandangan Adrian memburam dan dia pingsan dengan yang terakhir kali Adrian lihat adalah wajah panik Bima.

" Ehh Ehhh!!! Lah malah pingsan lo, gimana gue angkatnya coba " Bima akhirnya pergi meninggalkan Adrian guna mencari pertolongan kepada guru atau temannya.

" BU!! PAKK!! Tolong ada yang pingsan!!! " teriak Bima panik di sepanjang lorong kelas hingga membuat heboh murid-murid yang sedang belajar dan rame-rame keluar untuk melihat yang pingsan. Emang malu-maluin si Bima ini, kan bisa gitu panggil satu orang guru aja gak perlu teriak-teriak dilorong kelas.

" Dimana Bima?! " tanya salah seorang guru

" Di sini Pak, Ayo ikutin saya!! " balas Bima

" ayo ayo, sekalian petugas PMR tolong bawakan tandu!! Dan yang lainnya kembali ke kelas masing-masing! " murid-murid yang lain mendesah kecewa dan langsung saja masuk kelas masing-masing. Mereka yang bertugas pun mengikuti Bima agar sampai ke tempat dimana Adrian pingsan yaitu di belakang sekolah, yang pada dasarnya tadi mereka berdua sedang membolos sebab jamkos dikelasnya.

" Bapak nanti hukum kamu Bima sama temen kamu itu "

" iyaa pak, saya tunggu dah tapi urus dulu tuh temen saya yang pingsan, kayaknya tadi kejatuhan buah di atas pohon itu " ucap Bima sedikit berbohong padahal dia saja tidak tau kenapa Adrian tiba-tiba saja pingsan saat dia tanya tadi.

" karma pasti tuh " ucapnya sang guru lagi yang percaya akan kebohongan Bima.

Para petugas PMR pun segera mengangkat tubuh Adrian dan membawanya ke UKS sekolah. Pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk menelepon keluarga Adrian saja karena sebentar lagi sekolah akan bubar. Yang memang sudah di rencanakan untuk dibubarkan karena ada acara penting disekolah itu.
.
.
.
Beberapa menit kemudian...
.
.
.
Kepala keluarga Adrian lah yang datang atau kita sebut Ayahnya Adrian yang bernama Aseptian yang biasa dipanggil Tian.

" nyusahin aja tuh anak, pake acara pingsan segala lagi" Ucap Tian lain di mulut lain dihati yang sebenarnya sedang mengkhawatirkan anaknya itu.

Adrian merupakan anak kedua dari 4 bersaudara, ayahnya bernama Aseptian Bramasta yang berumur 41thn, Ibunya Silvian Smithran berumur 40thn yang sekarang berubah marga menjadi Bramasta, Anak pertamanya bernama Pandu Crish Bramasta dengan umur 20thn yang sekarang tengah menjalani masa kuliahnya, lalu anak kedua Adrian Kyleis Bramasta yang berumur 17thn sekarang ia sedang menduduki kelas 2 SMA, anak ketiga dan keempat adalah anak kembar yang bernama Dian Herian Bramasta dan Deon Hirean Bramasta mereka berumur 15thn, Dian dan Deon pun sudah menduduki kelas 1 SMA yang sama dengan Adrian dua anak kembar ini masuk sekolah terlalu awal hingga akhirnya sekarang mereka menduduki bangku SMA. Keluarga ini di sebut dengan keluarga Bramasta, keluarga yang cukup terpandang karena mereka memiliki perusahaan yang sedang meningkat pesat tetapi tetap stabil.

Kisah ini tentang anak kedua keluarga Bramasta yaitu Adrian Kyleis Bramasta yang memiliki sifat cuek dan irit bicara, bahkan termasuk kepada keluarga-nya Adrian akan bersikap seperti itu. Tapi sepertinya sifat Adrian tidak akan lagi seperti itu dikarenakan adanya jiwa lain yang memasuki raga Adrian Kyleis dengan membawa jiwa Adrian Driananta dari dunia lain atau sebutannya dunia pararel. Sifatnya yang cuek dan irit bicara membuat keluarganya segan untuk mendekatinya dan mereka seperti di anggap angin lalu oleh Adrian ketika keluarganya mengajak Adrian untuk berbicara entah turunan dari siapa dia bersikap seperti itu tetapi Adrian adalah anak kandungnya Tian dan Silvi. Dan jadilah keluarganya menjadi terlihat cuek kepada Adrian saja tetapi meskipun begitu di dalam diri mereka masih terdapat perhatian untuk Adrian atau sebut saja keluarga Bramasta itu tsundere terhadap Adrian.

Contohnya seperti sekarang ini yang Tian lakukan, yang sedang membopong Adrian dengan gendongan koalanya ke arah mobilnya yang di ikuti oleh si kembar dian&deon, lalu Tian memasukkan Adrian serta mendudukkan Adrian dikursi depan dengan lemah lembut dan dengan si kembar duduk dibelakang, setelah membopong Adrian tadi Tian hanya menampilkan wajah datar saja dan langsung menjalankan mobilnya. Meskipun begitu tetapi hatinya senang sebab bisa menggendong Adrian lagi setelah sekian lama. Sebab dulu ketika Adrian masih kecil atau balita, dan Adrian yang sudah bisa jalan pun menjadi enggan digendong lagi oleh siapapun entah itu ibu atau ayahnya atau kakek dan nenek dari pihak ayah karena kakek nenek pihak ibu sudah berpulang semua kepada Tuhan YME.

Ketika sedang diperjalanan tiba-tiba Dian menanyakan sesuatu yang memecahkan keheningan diantara mereka
" Ayah apa yang terjadi dengan bang Ian? "

" Entahlah ayahpun kurang tahu, tadi guru disana bilang Adrian pingsan gara-gara bolos dan malah tidur dideket pohon trus ketimpa buahnya " jawab sang ayah, ingat kan bahwa mereka hanya akan bersikap tsundere ketika berhadapan dengan Adrian saja, karena saat ini Adrian pingsan mereka tidak menunjukkan sikap mereka yang tsundere itu

" Ada-ada aja bang Ian ini, masa pingsan gara-gara ketimpa buah doang " ucap Deon menimpali.

" bisa jadi itu buah besar contohnya buah durian " ucap Dian

" kalo ketimpaan durian abang kamu udah dibawa kerumah sakit kali sama kepalanya berdarah-darah " ucap sang ayah lagi.

" ehh iya juga " balas Dian sembari memikirkan buah apa yang menimpa pada kepala abang Ian.

.....................
Bersambung.....

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang