Chapter 8

2.4K 204 1
                                    

      Sekarang ini pukul 16.40 yang mana langit sudah akan menunjukkan warna bewarna jingga, kini Pandu dan Adrian sedang di perjalanan menuju jalan pulang kerumah sehabis bermain.

Saat sedang di perjalanan, Adrian melihat ada pasar malam yang baru saja dibuka. Yang membuat Adrian antusias dengan mata yg berbinar lucu .

" Abang!! Abangg!! " Teriak Adrian.

" Ada apa, Iann? " jawab Pandu yang seketika menghentikan motornya

" mau kesana, ke pasar malam " rengek Adrian.

" nanti aja ya, kita ke rumah, lalu minta izin dulu " ucap Pandu memberi pengertian.

" maunya sekarang, bangg " ucap Adrian masih dengan rengekan di sertai tatapan puppy eyesnya.

" gak bisa, kamu mau di hukum? " Pandu memalingkan wajahnya agar tidak luluh melihat tatapan yang diberikan Adrian selain itu agar dia tidak mimisan juga.

" kenapa dihukum? " Adrian bertanya.

" soalnya kita harus pulang kerumah jam 17.00, kalo lebih nanti di hukum. Abang juga sudah pernah ngerasainnya, dek " ucap Pandu.

" dihukum kayak gimana bang? " tanya Adrian lagi.

" di kurung di kamar kamu gak boleh kemana-mana "

Memang benar di keluarga Bramasta memiliki peraturan tidak boleh pulang lebih dari jam 17.00, jika ada yang melanggarnya mereka akan memberi kalian hukuman. Adanya peraturan itu demi mendisiplinkan anak-anak agar tidak bermain ke dunia malam.

" yahh berarti gak bisa " ucap Adrian sedih.

" bisa kok tapi kita harus izin dulu "

" yaudah ayo pulang bang, minta izin dulu " ucap Adrian kembali antusias

Setelah itu Pandu menjalankan lagi motornya menuju ke rumah.
.
.
.
Saat sudah sampai rumah...
.
.
.
    Adrian langsung berlari menuju rumah, dan mencari Ayahnya.

" Ayahhhh, Ayahh dimana? " teriak Adrian.

" hmm, apa? " jawab Tian singkat yang kini sedang berada di ruang keluarga sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya.

" Ayahh boleh gak Ian pergi ke pasar malam? "  ucap Adrian meminta izin kepada Tian.

" sama siapa? " Tian kali ini yang bertanya kepada Adrian.

" sama bang Pandu " jawab Adrian dengan antusias.

" gak boleh " ucap Tian menatap tajam Adrian. Lain di hati Tian berujar.

" gak, gak. Adrian gak boleh keluar malem-malem. Nanti kalo misalnya ada musuh gue yang culik dia gimana. Dan juga masa dia cuma pergi sama Pandu doang. Gue engga " begitulah isi hati Tian saat ini, sangat dramatis sekali.

Lain juga dengan Adrian yang mendengar perkataan Tian langsung memasang wajah kecewa.

Sedangkan Pandu yang diam daritadi memperhatikan Tian dan Adrian.

" Yah gak jadi dong, gue bareng Ian 24jam " batin Pandu yang berharap juga ayahnya mengizinkan dirinya dan Ian untuk pergi ke pasar malam.

" pliss yahh, Ian mau pergi ke pasar malam sekali aja, Ian belum pernah kesana " ucap Ian bersedih dengan raut wajah yang memelas seperti minta dikasihani.

" ahh, iya juga Ian belum pernah minta apapun lagi kepada kita semua, mungkin ini pertama kalinya " ucap Tian dalam hati yang merasa kasihan dengan Adrian.

" boleh, asal sama ayah dan kita berangkat nanti malam " Tian dengan tatapan datar.

" yaudah deh gapapa, yey!!! " ucap Adrian.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang