chapter 4

3.9K 298 0
                                    

      Setelah beberapa hari Adrian dirumah untuk memulihkan diri akhirnya dia sudah bisa kembali sekolah. Dan beberapa hari itu juga, Adrian sedikit memahami perilaku semua keluarganya yang tsundere itu, meskipun cuman sedikit ya.

Saat ini, Adrian akan berangkat sekolah bersama si kembar dan dia berboncengan dengan Dian. Kenapa tidak naik mobil bersama ayahnya? Karena sekarang ini ayahnya sedang buru-buru untuk kekantor karena ada klien penting jadilah dia bersama si kembar. Kenapa juga tidak naik motor punya dirinya sendiri? Sebabb... agaknya Adrian juga melupakan bagaimana caranya mengendarai motornya itu.

" abang!! Ayo cepat kenapa lama sekali hah " Ucap Dian yang sekarang ini geram dan panik.

"iyaa sebentar abang sedang memakai sepatu" Adrian dengan terburu-buru dan hampir terjatuh.

Dian yang melihat itu menatap datar abangnya, lalu memperhatikan abangnya dari atas ke bawah untuk mengecek sesuatu.

" aduhh maaf ya bang Ian, gara-gara Dian buru-buruin sampe mau jatoh untung gak ada yang luka. Dian panik jika terlambat nanti abang kena hukum terus kecapek-an, kalo yang kena hukumnya Dian sendiri sih gak papa " sesal Dian membatin.

" Ayo dek, kita berangkat sekarang takut tambah terlambat " Adrian kepada adiknya, yang kini malah sedang menatap dia.

" kenapa dia malah natep gue dari atas sampe bawah dah " batin Adrian.

" ohhh, mungkin tadi dia liat gue hampir jatoh kali ya " lanjutnya dalam hati.

" Abang gak papa kok dek, gak ada yang luka gak usah khawatir " Ucap Adrian seketika yang membuat Dian mengalihkan pandangannya.

" Dihh, siapa yang khawatir coba geer banget "
Jawab Dian ketus. Tetapi lain dihati Dian berucap syukur.

" ohh yaudah sih, cuman beri tahu doang "

Setelah Adrian naik dijok belakang dan sudah memakai helm, Dian mulai melajukan motornya. Jika kalian bertanya dimana Deon, dia sudah berangkat sekolah lebih dulu, sebab dia bertugas menjadi penjaga upacara.
.
.
.
.
.
.
     Setelah 15 menit akhirnya mereka sampai disekolah, pas sekali upacara juga akan segera di mulai. Adrian mengikuti Dian untuk berbaris dengannya, Dian hanya diam tetapi dia mencari tempat berbaris yang cukup teduh agar Abangnya tidak kepanasan karena pagi ini matahari diatas cukup terik.

Akhirnya upacara dimulai. Saat di pertengahan upacara Deon yang sedang di belakang barisan murid yang sedang upacara memperhatikan abangnya yang sepertinya merasa pusing. Dulu Deon juga sering memperhatikan abangnya itu yang tidak ada di barisan upacara karena dia tahu jika Adrian kelamaan dibawah terik matahari dia akan mengalami pusing. Jadi sekarang Deon menghampiri abangnya.

Deon kini berdiri di hadapan Adrian,

" pindah kebelakang " ucap Deon datar. Dian hanya melihat sekilas lalu fokus ke depan, karena dia tahu apa yang sedang Deon lakukan.

Tanpa banyak tanya Adrian segera mengikuti Deon, karena dia tahu Deon sedang khawatir teehadap dirinya. Deon dengan wajah datarnya membawa Adrian ke UKS agar segera di tangani oleh petugas PMR disana.

Petugas PMR disana melihat Deon yang datang dengan mebawa seseorang dibelakangnya dan membuat semuanya bingung kenapa Deon sampe repot-repot nganterin dia ke UKS. Yang mereka tahu Deon itu orang cuek dengan keadaan yang ada disekitarnya. Kalopun dia melihat orang yang sakit dia hanya akan menyuruh PMR untuk segera menanganinya. Dia tidak sampe mengantar mereka ke UKS, dia hanya akan langsung pergi. Dan untuk wajah datarnya mereka sudah biasa.

Deon lalu menyuruh abangnya duduk disana yang langsung diberi air putih oleh petugas disana. Setelah itu Deon lalu mengajak salah satu petugas disana untuk berbicara diluar ruangan. Yang sebenarnya adalah sahabatnya.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang