Chapter 12

1.4K 102 1
                                    

Sampailah mereka di rumah Adrian. Mereka, teman-temannya Adrian memang sesekali ke rumah Adrian meski Adrian yang dulu tidak mengizinkannya. Tapi ini pertama kalinya mereka diberi izin secara langsung oleh Adrian.

Adrian yang baru saja turun dari motor Gibran, langsung saja menarik tangan Gibran dan membawanya masuk ke dalam rumah.

" aku pulang" ucap Adrian saat membuka pintu.

Silvi yang sedang membaca di ruang tamu menoleh ke arah pintu yang menampilkan Adrian dengan adik dan temannya.

" tumben sekali kamu membawa temanmu Adrian " Ucap Silvi saat melihat temannya Adrian.

Adrian memiringkan kepalanya.
" Emang waktu dulu aku gak pernah bawa temen Bund? " tanya Adrian tidak tahu, sebab Adrian asli tidak memberinya ingatan apapun.

" iyaa, malah temen kamu yang suka langsung mampir ke rumah, tanpa di ajak oleh kamu " jelasnya pada Adrian.

Mendengar hal itu Adrian hanya ber-oh ria, setelah itu mengajak teman-temannya untuk ke atas dan masuk di ruang yang penuh dengan game.

" Baru tau gue ada ruangan kayak gini di rumah lo" ucap Candra

" yaa gimana mau tau orang tuan rumahnya setiap kita datang ngusir kita mulu" ucap Bima menyindir dengan menatap Adrian secara langsung.

Adrian hanya bisa tersenyum kikuk dan menyuruh temannya untuk masuk ke dalam sana. Teman-teman Adrian melihat kedalam ruangan tersebut dengan terkagum-kagum.

"Pantes aja lo kalo diajak kemana-mana suka nolak, ternyata betah main game seharian" ucap Bima lagi.
"Hehe ya gitu deh, kalian kalo mau main, main aja ada banyak game disana, gue mau ganti baju dulu" balas Adrian. Setelah itu dirinya keluar dari ruangan menuju ke kamarnya yang terletak tidak jauh dari sana.

Dilain tempat......

Si kembar kini sedang menunduk sedih dan itu terlihat oleh Silvi yang menatap si kembar heran.

"Kenapa muka kalian kusut sekali" tanya Silvi pada si kembar.

"Bund, kayaknya bang ian marah deh sama kita" ucap Deon dengan wajah tertunduk.

" Yaudah tinggal minta maaf, susah amat "

" Masalahnya kita gak tau salah kita " ucap Dian yang kini ikut menimpali.

"Makanya sifat kalian itu dijaga, jangan betingkah berlebihan, Ian itu masih abang kalian, tentu dia sabar dengan sikap kalian tapi dia juga punya batasnya " Silvi memberi nasehat kepada si kembar.

" Sekarang kalian minta maaf sana, ke abang kalian " lanjutnya

Mendengar hal tersebut si kembar hanya bisa menunduk merenungi kesalahan mereka. Setelah itu si kembar pamit untuk ke kamar mereka berdua.

Di kamar Adrian berada...
Adrian kini sudah mengganti pakaiannya dan hendak kembali ke ruang game dimana teman-temannya berada. Dibukanya pintu kamar tersebut terpampanglah si kembar yg hendak ke kamar mereka masing-masing.

Sesaat mereka bersitatap seperkian detik lalu Adrian terlebih dahululah yang memalingkan wajahnya dan berjalan mengabaikan si kembar yang menatap punggung Adrian dengan ekspresi datarnya, jika dilihat lebih dekat mata itu menatap dengan tatapan sendu.

*
*
*
*
Sebelum Adrian pergi ke dalam ruang game, dirinya pergi terlebih dahulu ke dapur untuk menyuruh bibi membuatkan cemilan. Setelah itu hendak kembali lagi ke ruang game. Tetapi sebelum Adrian pergi dirinya telah di panggil terlebih dahulu oleh bundanya.

"Iann!!! Kesini dulu!" Ucap Bunda Silvi.

Sontak langsung saja ian pergi menghadap sang bunda.

"Ada apa bund??" Tanyanya.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang