Chapter 15

432 40 3
                                    

  Saat ini Adrian berada didalam kamarnya, dirinya sudah pulang sejak tadi dan juga sudah mandi serta mengganti pakaiannya menggunakan piyama tidur bercorak gambar dinosaurus.

Dia memakai itu karena si kembar memintanya untuk memakai piyama couple bersama mereka berdua. Memang sangat berbeda jauh dengan sifat dan wajahnya yang sangat manly tersebut nyatanya masih menyukai film dinosaurus terutama film "The Good Dinosaur" dan karakter favorit mereka berdua adalah Arlo si dinosaurus hijau.

Jadi setiap melihat dinosaurus hijau, mereka berdua tertarik untuk membelinya. Oh ya jika kalian tak tau didalam kamar mereka berdua juga full dengan warna hijau dan dengan dinosaurus hijaunya. Itu adalah hal yang menurut Adrian lucu dalam artian imut yang ada dalam diri si kembar yang hanya diketahui oleh keluarganya saja, jadi jangan kasih tau yang lain yaa.

Back to topic..

Adrian saat ini sedang turun dari tangga dan hendak menuju ke ruang makan, tentu saja untuk makan malam.

Dimeja makan sudah terdapat bunda, ayah dan si kembar. Hanya Pandu saja yang belum datang. Adrian berjalan menghampiri mereka, tetapi secara tiba-tiba bahu Adrian ditepuk. Meskipun pelan tetapi itu membuat dirinya kaget, dan langsung menoleh ke belakang.

Ternyata itu adalah Pandu yang ternyata dibelakangnya sejak tadi.

"Abang!!! Jangan bikin aku kaget!" Adrian merengek marah ke arah Pandu. Pandu sendiri tidak tau bahwa hal itu dapat mengagetkan Adrian.

"Lucu banget kagetnya" Pandu membatin seperti itu, lain dengan mukanya. Tetapi bisa dilihat jika telinganya memerah.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Pandu menyadari sesuatu yang aneh. Dia lalu melihat ke arah Adrian dan menelisik dari atas ke bawah.

Lalu pandangannya terarah menuju dahi Adrian, memang sudah membaik tetapi membekas sehingga kelihatan berwarna biru lebam.

"Ada apa dengan dahimu itu?" Pandu bertanya dengan lembut sambil mengusap dahi yang berlebam itu.

Melupakan rasa kesalnya Adrian menjawab.

"Gapapa, cuma kejedot doang" tapi agaknya jawab itu kurang memuaskan bagi Pandu. Tentu juga sama dengan Bunda dan Ayahnya yang sedari tadi melihat dan mendengarkan mereka berdua.

"Karna seseorang" Dian tiba-tiba mengucapkan kata-kata yang dapat membuat mereka bertiga Ayah, Bunda dan Pandu salah paham. Menatap ke arah Dian lalu mereka bertiga beralih menatap ke arah Adrian minta penjelasan.

"Bu-bukan kayak gitu, Tapi..." akhirnya Adrian menjelaskan bagaimana dirinya mendapatkan dahinya yang berlebam itu.

"Oalahh, Dian kalo ngasih penjelasan itu yang teliti dong. Hampir aja kita mau terror anak orang" ucap Bunda Silvi yang diangguki oleh yang lainnya. Dian hanya menjawab bahwa dirinya malas sambil mengalihkan pandangannya yang tadinya tertuju ke arah Bundanya itu.

"Hah?" Adrian menatap kaget ke arah Bundanya.

"Bukan apa-apa. Bunda cuma ngasal bicara tadi" ucap Silvi sambil terkekeh kecil yang mana membuatnya terlihat seram. Seketika membuat bulu kuduk Adrian berdiri sesaat.

Tetapi setelah itu mereka memulai acara makan malam mereka tadi sempat tertunda.

Sesudah mereka semua makan malam. Mereka sekeluarga menyempatkan untuk berkumpul bersama. Mengobrol tentang keseharian mereka. Tetapi kemudian Adrian teringat sesuatu.

"Apa kalian tau beberapa temanku dulu?" Adrian berucap secara tiba-tiba sehingga semua menoleh, dan perhatian menuju ke arah Adrian.

"Hmm, entahlah. Bunda tidak ingat karena dulu kamu itu anak yang tertutup" ucap Silvi yang diangguki oleh semuanya.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang