Chapter 9

2.2K 183 5
                                    

    Saat ini mereka keluarga Bramasta sudah selesai makan dan sudah selesai bersiap-siap untuk berangkat ke pasar malam, seperti yang di inginkan Adrian.

" ayoo Dian & Deon cepetan. Lemot banget kalian berdua " ucap Adrian yang sedang menunggu di dalam mobil.

" bang Ian-nya aja yang buru-buru pengen kesana padahal sekarang masih jam set 7 malam " ucap Dian memutar bola matanya malas.

" suka-suka abanglah" Adrian mencibir ucapan Dian.

" sudah sudahh, ayo kita berangkat " ujar Silvi melerai Adrian dan Dian.

Sesampainya di pasar malam..

   Adrian memandang penuh binar ke segala arah. Si kembar yang melihat itu menggigit pipi bagian dalam lantaran merasa gemas.

   Semua orang yang melihat itu juga merasa gemas dengan tingkah laku Adrian dan berpikir bahwa mereka adalah keluarga cemara.

  Melihat semua hal yang ada di Pasar Malam Adrian tak sabar ingin mencoba semua permainan yang ada di sana. Hingga tak sadar dia hendak berlari meninggalkan keluarganya.

" ehh ehh, mau kemana? " ucap Dian sembari menarik kerah belakang Adrian.

" mau main lah, ngapain lagi " ucap Adrian dengan menghentakkan tangan Dian yang masih bertengger di kerah belakang.

" Ian jangan pergi sendiri " ucap Silvi tiba-tiba.

" denger gak bang apa yang Bunda bilang " Dian sambil menatap kearah Adrian.

" ck, iya iya " balas Adrian sambil mencebik

   Akhirnya mereka sepakat untuk dibagi menjadi 2 bagian, Tian bersama Silvi sedangkan mereka berempat. Pandu, Adrian, Dian dan Deon.

" jadi kita mau main apa dulu bang? " ucap Deon kepada Pandu.

" gak tau " yang malah dijawab oleh Adrian.

" gue bukan nanya lo bang "

" ya mana gue tau lo nanya siapa, kan lo punya tiga abang kalo lo lupa "

" ohh, iye juga "

   Saat masih berjalan tiba-tiba Adrian berhenti untuk melihat komedi putar. Setelah itu beralih kini menatap Pandu dengan tatapan penuh binar.

" Bang ayo naek komedi putar " Adrian menarik ujung baju baju Pandu dan sedikit melompat lompat kecil.

" boleh, bareng si kembar sana abang nunggu disini " balas Pandu lalu menatap si kembar.

Yang membuat Adrian menatap penuh harap ke arah si kembar.

" dihh, enggak enggak kek bocah aja naik komedi putar " tolak Deon.

" ayoolahh dekk, gue belom pernah naik itu komedi putar " Adrian merengek dengan wajah memelasnya.

" huft, lo bareng Deon aja " ucap Dian yang melihat Deon seperti ingin menaikinya.

" hah kok gue sih yan " ucap Deon tak terima.

Belom sempat menolak tangan si kembar tiba-tiba sudah di tarik menuju antrian oleh Adrian.

" udah lah kalian banyak omong " Adrian berujar.

   Pada akhirnya mereka bertiga menaiki komedi putar. Dian dan Deon dengan tubuh jangkungnya merasa malu ketika menaiki komedi putar tersebut di karenakan akan kelihatan tidak cocok. Kalo Adrian sih terbantu sama tubuh kecilnya, sehingga terlihat cocok-cocok saja.

Sesudah mereka menaiki komedi putar mereka lanjut dengan membeli jajanan.

" Bang mau itu " ucap Adrian menunjuk ke arah stan makanan.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang