Chapter 11

1.4K 126 3
                                    

Tetapi dengan sigap secara tiba-tiba ada tangan yang menghalau bola tersebut agar tidak mengenai Adrian.

Bugh....... uhuk

Bola tersebut malah mengenai Bima yang sedang di sampingnya. Merasa tidak ada bola yang mengenainya Adrian membuka mata dan masih terdapat tangan yang berada di hadapannya.

Pemilik tangan tersebut adalah seorang siswi yang tingginya lebih dari Adrian. Merasa ada yang memperhatikan siswi itu menoleh menatap ke arah Adrian. Dan berkata

" lo gapapa?" Ucap siswi itu dengan wajah yang terkesan datar.

"E-eh i-iyaa gue gapapa, makasih btw" ucap Adrian agak gugup karena yang menolongnya adalah cewek, dia mengira yang menolongnya adalah cowok.

Sedangkan Bima masih membungkuk memegang perutnya yang terkena hantaman bola, dia tidak siap menerima hantaman kala itu. Tetapi kemudian, sekarang dirinya malah melihat temannya yaitu si Adrian bukannya nolongin malah ngobrol sama si cewek itu.

"ADRIAN!! Bukannya tolongin temen dulu kek, anjirr" ucap Bima sambil tambah mendramatis dengan berpura-pura sakitnya lebih dari sakit yang dirasakannya.

Seakan tersadar dari keadaannya sekarang Adrian segera membantu Bima, bagaimana dengan Candra dan Gibran? Mereka berdua masih memproses kejadiannya, tuh di belakang mereka.

Tidak tau harus bereaksi apa, dan langsung saja ikut membantu Adrian yang kesusahan mengangkat Bima yang masih mendramatis. Kalian bayangin aja orang pendek suruh angkat badan yang kek titan.

" makasih ya dek, udah nolongin si Adrian" ucap Gibran.

Cewek tersebut tersentak kecil seperti kaget

"Anjirrr!!! Berarti yang tadi di tolongin gue kakel gue dong " batin cewek tersebut lalu menatap ke arah Adrian yang masih berusaha bantuin si Bima.

"Lucu" batin cewek itu lagi.

Gibran tentu melihat arah mata yang di tuju cewek itu, dan mengira dia menatap Bima.

" Dia udah gapapa kok dek, makasih ya sekali lagi"

Mendengar itu, cewek itu mengangguk setelah itu langsung pamit lalu mengambil bola basket yang tak jauh darinya dan kembali melanjutkan permainan basket yang sempat tertunda.

" Bim ayo bangun Bim, jangan kek gitu anjirr " ucap Adrian yang sekarang ini merasa malu sebab masih diperhatikan oleh siswa dan siswi disana.

" ya kenapa lo gak langsung bantuin gue sih" Bima ngambek pokoknya sama Adrian.

" maaf Bim, tadi bilang makasih dulu ke cewek itu" ucap Adrian, iyain aja biar cepet-cepet ke kantin.

"Ayo Bim, kita ke kantin aja ya" lanjutnya tidak menyadari dirinya sedikit merengek.

Bima yang melihat tingkah Adrian yang lucu langsung saja menurutinya.

"Yaudahh deh ayo" jawab Bima lalu tanpa sadar mengelus kepala Adrian. Dan di balas Adrian dengan anggukkan kepala lalu menarik tangan Bima menuju kantin.

"Ayo" ajaknya kepada Gibran dan Candra yang langsung dituruti tentu saja.
-
-
-
-
-
Sampai di kantin, mereka berempat mencari meja yang masih kosong dan mereka menemukannya berada didekat pojokkan.

Langsung saja menghampiri meja tersebut dan memesan makanan untuk mereka bertiga. Sedangkan Adrian hanya memesan minuman.

Saat memakan mereka bertiga sudah datang Adrian pun membuka kotak bekalnya. Dan ikut makan bareng mereka.

Tetapi di kejauhan terlihat duo kembar D sedang menatap ke arah Adrian abangnya dan bertanya-tanya kenapa abang mereka tidak menghampiri mereka berdua.

Agak-agaknya si kembar ini lupa kejadian tadi pagi ya, yang Adrian badmood sama kelakuan si kembar.

Terlihat Adrian yang sering tersenyum dan tertawa bersama temannya, membuat si kembar cemburu kenapa Adrian tidak pernah tersenyum dan tertawa seperti itu ke arah mereka berdua.

Teman-temannya si kembar yang melihat itu ingin memperpanas jadi mereka berempat Wildain, Hisal, Daffin dan Jikro menghampiri Adrian dan ikut gabung bersama. Si kembar yang menyadari itu tak ingin kalah dan ikut bersama.

"Halo bang Rian" ucap Hisal yang terkadang jadi sok akrab.

" ohh, Hai Hisal ngapain kesini? " jawab Adrian dengan tangan yang hendak menyuap makanan ke mulutnya. Terlihat lucu dimata mereka.

"Boleh gabung gak bang?" Tanyanya.

"Boleh, boleh banget duduk aja masih ada tempat kok" yang malah di jawab oleh Bima, emang pada dasarnya suka nyari teman baru.

Sedangkan Adrian hanya mengangguk, tapi kemudian melihat ke arah si kembar langsung saja Adrian merubah raut wajahnya. Mendatarkan pandangannya terhadap si kembar.

Melihat itu si kembar merasa was-was sepertinya mereka menyadari kesalahan mereka. Mereka berenam akhirnya duduk dan makan dengan sedikit obrolan kecil. Namun tidak bagi si kembar yang tidak diacuhkan oleh Adrian sedari datang dan duduk bersama.

Saat itu Deon terlihat ingin berbicara tetapi bel tanda masuk berbunyi terlebih dahulu.

"Udah bel tuh kita duluan ya" ucap Adrian kepada mereka berenam, si kembar dan temannya, atau mungkin hanya kepada temannya si kembar doang.

" iya bang " ucap mereka berempat berbarengan.

Lalu Adrian dan temannya pun pergi meninggalkan kantin. Dan berjalan menuju kelas mereka.
-
-
-
-
-
-
-
Bell tanda pelajaran sudah berakhir berbunyi, Adrian keluar kelas setelah menyelesaikan piketnya, di luar kelas ada temannya yang menunggunya.

"Gib, hari ini gue bareng lo boleh?" Tanya Adrian.

"Kenapa gak sama Adek lo aja?" Gibran bertanya heran, sebab tidak biasanya Adrian ingin pulang bersama mereka. Karena adeknya juga sih yang ngelarang.

"Jadi lo gak mau nganter gue pulang ke rumah gitu?"

"Ehh ehh bukan!! Yaaaa lo gak kayak biasanya minta bareng ama gue"

"Sebenernya gue lagi males sama adek gue jadi gue pulang sama lo aja, boleh ya Gib" jelasnya dengan mata yang agak berkaca-kaca, pinter juga aktingnya.

"Huft, yaudah deh" Gibran tak kuat menolak permintaan Adrian jika dia memintanya seperti itu.

" yess, yaudahh ayoo" sambil menarik tangan Gibran menuju parkiran.

Saat di parkiran terlihat kembar D sedang menunggu Adrian untuk pulang. Adrian tentu melihat si kembar yang sedang menunggunya tapi dia melewati mereka dan langsung menuju motor Gibran.

Melihat itu si kembar merasa heran, bukannya Abangnya itu akan pulang bersama mereka. Saat itu di belakang mereka ada Candra dan Bima yang menyusul.

"Bang Candra! Bang Rian kenapa bang?" Tanya Dian yang pada dasarnya hanya bersikap tsundere terhadap Adrian.

"Mana gue tau? Lo tanya aja sama abang lo" ucap Candra berbohong tentu dia tau kenapa Adrian bersikap seperti itu.

"Abang lo marah sama lo dek" ucap Bima tiba-tiba.

"Lah kenapa marah sama kita bang?" tanya Deon.

"Ya mana gue tahu, kan lo yang salah" jawab Bima dengan nada mengejek.

Si kembar berpikir keras untuk memikirkan kesalahan mereka kepada Adrian, tapi yang paling si kembar pikirkan adalah bagaimana cara mereka meminta maaf pada Adrian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung......

Hai sesuai yang kalian mau jadi nanti gak ada romance jadi cewek-cewek yang di dalam cerita tadi hanya pemanis atau dengan kata lain hanya tambahan karakter. Untuk chapter selanjutnya mohon maaf jika akan lama lagi.

Adrian Kyleis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang