2

12.6K 151 0
                                    

Setelah meminum habis sebotol minuman tersebut, Shen merasakan perutnya terus bergejolak.

Setelah seminggu tidak hilang, ia memeriksakan dirinya ke dokter. Namun asumsi dokter mungkin Shen hanya mengalami keracunan dan memberinya resep obat.

Shen terus meminum obat dari dokter. Hingga obat habis, gejolak di perutnya masih terasa. Sedikit mengganggu, namun tidak separah pertama kali. Ia sudah kembali melakukan aktivitasnya seperti semula. Berkuliah, bekerja part time, belajar, dan masih banyak lagi.

Shen merasa ada yang janggal setiap kali ia berjalan pulang dari kampusnya menuju apartemen. Nenek penjual minuman yang tempo hari ia beli sudah tidak ada. Tidak ada di tempat pertama kali ia membeli, lebih tepatnya dipaksa membeli minuman tersebut.

Shen bermaksud untuk mengajukan komplen karna menjual minuman kadaluarsa padanya. Namun sang nenek penjual tidak pernah ia jumpai, hingga tiga bulan kemudian.

"Hoeekk.. hoekk.. uhukh.." Shen sudah memuntahkan isi perutnya yang ke 3 kali pagi ini.

Saat ini ia tengah berada di salah satu bilik kamar mandi di kampusnya. Ditemani oleh temannya, Shen terus mengeluarkan isi perutnya. Namun yang terus keluar hanyalah air karna semalam ia tidak mengisi perutnya dengan apapun. Nafsu makannya sedang tidak teratur. Membuat Shen sering melewatkan jam makannya.

"Shen kau yakin tidak mau kuantar ke rumah sakit?" Tanya teman Shen yang membantunya memijat tengkuk dan menepuk-nepuk punggungnya.

Shen hanya menjawab dengan anggukan karna ia tidak kuat kalau harus bicara. Perutnya terus terasa seperti diaduk, dan hal itu membuatnya terus merasa mual.

"Ayo aku antar pulang. Aku tidak tega membiarkanmu berjalan sendirian." Dibantunya berdiri tubuh Shen oleh sang teman.

"Tidak perlu, Jo. Kau masih ada kelas setelah ini kan? Aku bisa pulang sendiri. Lagipula rumahku dekat dari sini." Tolak Shen.

Teman Shen atau yang dikenal sebagai Jona, hanya bisa menghela nafas. Ia tahu bahwa Shen sangat keras kepala. Tapi ia tidak menyangka disaat Shen tengah sakit seperti ini, ia masih sama keras kepalanya.

"Baiklah. Hubungi aku jika terjadi sesuatu. Hubungi aku juga saat kau sampai rumah." Shen hanya mengangguk menjawab ucapan dari Jona dan berjalan pulang ke rumah.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang