5

11.4K 134 0
                                    

Usia kandungan Shen sudah memasuki 9 bulan. Dan selama 3 bulan ini juga Jona resmi menghindarinya.

Pada hari inipun, bertepatan dengan hari terakhir ujian, Shen masih tetap tidak bisa menemukan Jona. Ia sudah pasrah apabila Jona memang sudah memutus persahabatan dengannya.

Pukul 6 sore Shen menyelesaikan ujiannya dan singgah di toilet karena ia merasa mulas selama mengerjakan ujian tadi. Shen memilih bilik paling pojok untuk ia masuki. Sudah sekita sejam ia duduk di kloset, namun tidak ada kotoran perut yang keluar, tetapi mulas nya masih ia rasakan.

Saat Shen berdiri untuk mengenakan celananya kembali, ia merasakan ada cairan yang mengaliri kakinya. Cairan tersebut sedikit keruh dan berasal dari selangkangannya. Shen tahu bahwa itu adalah air ketubannya. Rasa mulas yang ia alami semakin terasa sakit.

"Aakkhh.. eeunghhhh..." Shen meraih hook pakaian yang tergantung di dinding toilet untuk menahan tubuhnya.

"Huuhh.. huuhhh... Aaaunghh.." Shen merendahkan tubuhnya dan semakin melebarkan kakinya.

Shen menyentuh lubang kelahirannya. Kepala sang bayi sudah menyembul keluar. Ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mengatur nafas dan menunggu kontraksi selanjutnya. Shen berharap tidak ada yang memasuki toilet ini, mengingat lingkungan kampus pasti sudah sepi karna telah menuju malam.

"Uuunghhh... Eeeeuummhh..." Shen kembali mengejan untuk mengeluarkan kepala bayinya.

Ditengah-tengah ejanan, ia mendengar suara ketukan dari luar biliknnya.

"Siapa di dalam? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Tanya seseorang dari luar.

"Jo..Jona? Jona tolong eeuunghh.. aaahhh perih eeunghh.."

"Shen? Hey apa yang terjadi? Cepat buka pintunya!" Ucap seseorang dari luar bilik yang ternyata adalah Jona. Shen membuka kunci bilik tersebut, dan pintu segera dibuka oleh Jona.

Saat pintu telah terbuka sempurna, Jona melihat keadaan Shen yang telah kacau. Tubuh yang berkeringat tanpa bawahan apapun, cairan keruh yang mengaliri pahanya dan menggenang di bawahnya, serta tonjolan kecil di sela-sela selangkangannya.

"Aaanghhh Jona tolong eunghh.. perih sekali.." Shen menaik turunkan tubuhnya guna menghalau rasa perih di lubang kelahirannya.

"Hey hey jangan seperti itu." Setelah sadar dari rasa kagetnya, Jona menghampiri Shen dan merengkuh tubuhnya.

Shen meremas kemana yang dikenakan Jona sambil terus mengejan.

"Jona sakiiittt.."

Jona melepaskan rengkuhannya pada tubuh Shen dan melilitkan kemeja yang ia kenakan tadi. Segera saja Jona mengangkat tubuh Shen dan membawanya menuju mobilnya. Tidak lupa juga Jona meminta temannya untuk membersihkan cairan ketuban Shen yang mengotori lantai toilet.

Di sepanjang perjalanan menuju parkiran, Shen terus mengejan. Ia tidak dapat menahan ejanan saat kontraksi melandanya.

"Huunnggg... Jona kepalanyaahh.."

Jona membantu Shen menyamankan tubuhnya di kursi penumpang, berbarengan dengan kepala bayi Shen yang telah keluar sempurna. Jona membantu Shen meletakkan kakinya di dashboard, dan menjalankan mobilnya ke apartemen milik Shen sesuai permintaan Shen.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang