12

4.4K 80 2
                                    

Suara pintu apartemen milik Shen yang terbuka membuat Shen menoleh dari tempatnya berdiri.

Ia sedang memasak makan malam untuknya dan juga Jona.

"Tadi ibumu berkunjung kesini. Apa kau bilang padanya bahwa kita sudah menikah?" Tanya Shen pada Jona yang kini tengah duduk di hadapannya.

"Ya. Memang kenapa?" Jawab Jona santai sambil memakan makanannya.

"Ia marah padaku, Jona. Kenapa bisa anaknya yang tinggi dan tampan ini mau menikah denganku yang sebatang kara, tidak jelas asal usulnya."

"Apanya yang tidak jelas? Aku mengenalmu sudah sangat lama, aku mengenal orang tuamu dan nenekmu juga." Jona menatap tepat di mata Shen.

Shen menyelesaikan memasaknya dan duduk tepat di hadapan Jona.

"Itu kau, bukan ibumu."

"Lagipula untuk apa ia harus mengenalmu? Dia bukan ibuku. Dia hanya simpanan ayah."

"Jona jangan seperti itu! Bagaimana pun juga ia tetap ibumu. Ia yang mengurusmu setelah ibumu meninggal" Tanpa sadar Shen sedikit meninggikan suaranya.

Jona berdecak mendengar ucapan Shen.

"Dia yang telah membuat ibuku meninggal. Untuk apa aku menghormatinya." Shen hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan Jona.

"Ia melihat susu hamil yang ada di pantry. Setalahnya ia bicara ingin segera diberi cucu. Jika tidak, kau akan dinikahkan dengan anak temannya."

"Tidak usah dipikirkan. Aku tidak akan menikah dengan siapapun yang dikenali olehnya." Jona kembali melanjutkan makan malamnya.

Shen tidak pernah bisa menebak isi pikiran Jona. Terlalu rumit untuk Shen pahami. Karna selama ini ia hanya dekat dengan mendiang ibu Jona, Shen jadi mengetahui tentang Jona dari sang ibu.

Ibu Jona meninggal saat Jona dan Shen berada di semester awal perkuliahan. Jona selalu menyalahkan sang ayah atas meninggalnya sang ibu. Ibunya menjadi sakit sesaat setelah memergoki ayahnya berselingkuh dengan teman kantor sang ayah, dan menikahinya setelah ibunya meninggal. Itulah mengapa Jona memilih keluar dari rumah.

"Bicaralah padanya, Jona." Bujuk Shen.

"Untuk apa? Setelah ayah meninggal pun semua harta milik ayah jatuh ke tangannya. Aku tidak mengambil sepeserpun. Untuk apalagi mengatur hidupku?" Tegas Jona.

"Tetap saja. Tolong beri pengertian padanya."

BRAKK!!!

Shen tersentak kala Jona tiba-tiba menggebrak meja. Kesabaran Jona telah habis. Sudah cukup Shen membicarakan selingkuhan sang ayah, ia tidak mau lagi mendengar semua tentang wanita itu.

"Kau tidak tahu apa-apa tentang keluargaku. Jadi tak usah ikut campur."

Setelah bicara seperti itu, Jona bergegas bangkit dari kursi dan keluar dari apartemen Shen. Entah kemana ia akan pergi. Mungkin kembali ke apartemen peninggalan ibunya.

Shen hanya mampu melihat kepergian Jona hingga punggung pria itu hilang dari pandangannya. Ia merasa bersalah karna telah memaksa Jona. Memang benar Shen tidak cukup tahu tentang keluarga Jona. Seharusnya ia tidak membicarakan ini.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang