Tidak lama setelah Jona memeriksa pembukaannya, Shen merasa sesuatu mengaliri paha dalamnya. Ia tahu bahwa itu adalah air ketuban nya yang telah pecah.
Ia menyibakkan selimut yang digunakan , lalu menekuk dan melebarkan kakinya.
"Eunghh.. Jona tolonghhh.." Shen mulai mengejan. Ia membawa lututnya semakin dekat dengan tubuhnya.
Jona dengan sigap memposisikan dirinya diantara kaki Shen. Mengusap paha Shen guna mengurangi perhatian Shen pada rasa sakitnya.
Sudah beberapa kali Shen mengejan, namun tidak ada hasilnya. Kepala sang bayi tidak kunjung keluar. Namun rambut-rambut sang bayi telah menyembul dari jalur lahirnya.
Kini Shen tengah berlutut diantara kaki Jona. Memeluk pinggang Jona erat, sesekali melenguh dan mengejan. Jona menjulurkan tangannya, membantu mengusap dan memijat punggung serta pinggang Shen.
"Mau minum dulu? Atau mau makan buah?" Tanya Jona. Shen hanya menjawab dengan gelengan kepala. Ia tidak kuat jika harus mengeluarkan suara.
Tidak lama setelahnya, Shen bangkit dari berlututnya. Jona yang melihatnyapun segera mengikuti Shen.
"Mau kemana?"
"Toilet."
Setelah Shen memasuki toilet, ia menyalakan shower dengan air hangat yang membasahi tubuhnya. Jona menyusul Shen memasuki toilet dengan sebotol air di tangannya.
Ia memantau setiap gerak gerik yang Shen lakukan, dengan bathrobe ditangannya. Berjaga-jaga apabila Shen menyudahi kegiatan membilas tubuhnya.
"Eeunghh.. aakkkh.." Shen mulai kembali mengejan. Jona segera menghampiri Shen setelah meletakkan barang di tangannya ke atas meja wastafel.
Jona berjongkok di depan Shen, dengan bahunya dijadikan sebagai tumpuan oleh Shen.
"Ungghh.. aaaakkhh.. huuhh.. huuhh.. Joonnaaa.. eeeuummhh.." Shen terus mengejan saat dirasa sang bayi telah masuk ke jalur lahirnya.
"Sstt.. bernafaslah. Aku disini bersamamu." Jona membawa tangan Shen untuk digenggam.
"Eummhh.. eungghh.." Shen merendahkan tubuhnya guna membuat gravitasi agar bayinya keluar.
"Aaanngghh.. eeeuunghhhh.." diejanan terakhir, Shen berhasil melahirkan bayi pertamanya.
Tubuhnya terasa lemas dan sedikit limbung. Jona dengan sigap menahan tubuh Shen. Shen memeluk bahu tegap Jona sambil terus mengatur nafasnya.
Jona berdiri dengan perlahan, sambil menahan tubuh Shen dan menggendong bayi pertama yang lahir setelah ia memotong tali pusatnya, lalu meraih handuk untuk membungkus tubuh sang bayi.
"Aku lepas sebentar ya. Aku mau menidurkan bayimu dulu." Ucap Jona.
Bukannya melepaskan pelukan pada bahu Jona, Shen malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Tidak mau. Aku tidak mau sendiri." Sahutnya
"Baiklah baiklah. Pakai ini dulu, setelah ikut aku keluar." Jona mengambil bathrobe yang tadi ia bawa lalu memberikannya pada Shen agar dipakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE'S
FantasyShen, seorang pria berusia 22 tahun yang masih menjalani pendidikan di universitas, memiliki keistimewaan bisa mengandung tanpa harus berhubungan badan setelah meminum minuman yang diberikan oleh seorang nenek yang ia tolong. dari situlah Shen meman...