15

4.8K 78 0
                                    

Shen terus bergerak dalam tidurnya. Merasakan perutnya yang terus bergejolak seperti kontraksi. Shen mengingat bahwa hplnya masih seminggu lagi. Namun dari kemarin siang, ia terus merasa seperti kontraksi.

Shen segera membuka matanya, dan tidak mendapati Jona di sampingnya. Shen bangun perlahan dari tidurnya dan berjalan perlahan keluar kamar.

"Ssshhh.. Jona.." panggil Shen pada Jona.

Saat membuka pintu kamar dan hendak melangkahkan kakinya keluar, Shen merasa sesuatu keluar dan mengalir dari lubang kawinnya.

Shen melihat ke bawah, dan mendapati cairan keruh, ketuban, dan darah yang mengaliri kakinya. Hal itu membuat perut Shen semakin sakit.

"Da.. darah.. eungh.. JONAAA!! AAKHH.." tubuh Shen terasa lemas, namun perutnya sangat sakit.

Jona yang baru saja pulang dari membeli sarapan, mendengar teriakan Shen dan segera menghampirinya.

Sebelum tubuh Shen menyentuh lantai, Jona dengan sigap menangkap tubuh Shen ke dalam dekapannya.

"Hikss.. Jona sakit.. eumhh.." Shen meremas pakaian yang dikenakan Jona. Menyalurkan rasa sakit pada perutnya.

"Sabar Shen. Aku akan membawamu ke rumah sakit." Jona segera mengangkat tubuh Shen dan membawanya ke rumah sakit.

Selama perjalanan Shen terus menangis kesakitan, dan sesekali meremas perutnya saat dirasa semakin sakit.

Jona yang melihatnya menjadi tidak tega. Ia hanya bisa membantu mengusap perut Shen dan menggenggam tangan Shen. Darah juga terus keluar, walau tidak sebanyak tadi.

Setelah sampai di rumah sakit, Shen segera dibawa ke ruang operasi untuk melahirkan bayinya. Dokter yang memeriksa berkata bahwa Shen terlalu stress dan lelah. Hal itu berakibat pada kandungannya.

Memang kehamilan kali ini bertepatan pada Shen yang harus menyelesaikan tugas akhirnya di perkuliahan. Ia harus bolak balik datang ke kampus dan melakukan penelitian. Kegiatan itu terlalu berat untuknya yang tengah hamil.

Selama operasi, Shen masih terus menangis. Mengingat kejadian barusan, membuatnya sangat sedih dan menyesal. Shen menganggap bahwa ia tidak bisa menjaga bayinya dengan benar. Walaupun nantinya bukan dia yang merawatnya.

"Masih terasa sakit?" Tanya Jona. Shen hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

Jona diizinkan untuk menemani proses persalinan. Mengingat Shen juga butuh dukungan walaupun ia melahirkan secara operasi.

"Aku tidak becus menjaganya. Pasti bayi marah padaku kan hiks.. hiks.. Jonaaa.." Jona segera memeluk Shen. Menenangkannya.

"Tidak Shen. Bayi tidak marah padamu. Jangan bicara seperti itu." Jona mengusap kepala Shen, dan sesekali mengecup dahinya. Shen membalas pelukan Jona dengan erat. Berusaha menenangkan pikirannya.

Dua jam sudah proses persalinan ini berjalan. Bayi yang dikandung Shen telah berhasil di keluarkan dengan selamat. Sehat dan tidak ada yang kurang satupun, hanya perlu dimasukan ke dalam inkubator mengingat ia lahir secara prematur.

Shen juga telah dipindahkan ke ruangan rawat. Jona dengan setia mendampingi Shen dan terus menggenggam tangan Shen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang