9

5.6K 88 0
                                    

Kini usia kandungan Shen telah memasuki 9 bulan. Sebentar lagi akan memasuki masa kelahiran. Namun Shen tetap kekeh untuk menghadiri kelas terakhir sebelum liburan akhir semester.

Jona terus mengusap pinggang Shen yang berada di sampingnya. Shen terus mengeluh bahwa pinggangnya nyeri. Sebenernya ia telah merasa kontraksi sejak tadi pagi, namun masih belum terlalu sering.

Beruntung kelas terakhirnya bersama Jona, jadi ia tidak terlalu khawatir. Jona akan selalu siap sedia berada di sampingnya.

"Aku sudah katakan untuk tidak usah menghadiri kelas hari ini. Ngeyel." Omel Jona masih terus mengusap pinggang Shen.

"Tapi nanti aku juga sendirian kan di apart?" Shen menidurkan kepalanya di meja dan menggenggam ujung kemeja yang dikenakan Jona.

"Setelah kelas ini selesai, kita ke rumah sakit saja. Tidak apa jika masih lama menuju kelahiranmu."

Shen menggeleng, menolak ajakan Jona untuk melahirkan di rumah sakit.

"Mau melahirkan sama kamu."

"Ya nanti juga sama aku."

"Tidak mau. Lagi pula setelah 3 hari bayi ini akan diambil orang tuanya."

Jona hanya bisa menghela nafas. Shen terlalu keras kepala baginya. Jadilah ia hanya menuruti permintaan Shen.

Setelah berakhirnya kelas, Jona membawa Shen menuju parkiran mobil. Jona membukakan pintu dan membantu Shen masuk.

Setelah memasang sabuk pengaman, Shen segera menurunkan celananya hingga paha, serta kancing kemejanya, menunjukkan perutnya yang sudah sangat membuncit.

"Mau menggunakan alas?" Tanya Jona setelah memasuki mobilnya.

"Hng boleh." Shen mengangguk menjawab.

Setelahnya, Jona membantu Shen untuk melapisi kursi dengan alas, lalu melajukan mobilnya kembali menuju apartemen Shen.

"Apakah sudah terasa semakin turun?" Tanya Jona memastikan keadaan Shen.

Ia mendengar Shen terus merintih sepanjang perjalanan menuju apartemen.

"Iya. Sudah semakin sakit juga."

Shen terus mengatur nafasnya, meredakan kontraksi yang kian intens.

Setelah mendengar penuturan Shen, Jona mengulurkan tangannya, menyentuh perut Shen dan mengelusnya perlahan.

"Sabar ya. Sebentar lagi kita sampai." Shen hanya mengangguk menjawab ucapan Jona. Ia sudah tidak kuat untuk berbicara lagi.

Setelah sampai, Jona segera membawa Shen menuju unit apartemen nya.

"Mau langsung ke kamar atau di ruang tv dulu?"

"Mau di ruang tv dulu. Tapi tolong ambilkan bajuku."

Jona segera menuju kamar Shen untuk mengambil pakaian yang akan dikenakan Shen, sementara Shen merebahkan dirinya di sofa.

Jona kembali membawa pakaian untuk Shen dan membantu Shen mengganti pakaiannya.

Shen terus mengubah posisi tidurnya, dengan Jona yang masih setia menemani di sampingnya.

"Kau butuh sesuatu? Ingin makan?" Shen hanya terus menggeleng.

Jona kembali mengusap perut Shen, menenangkan Shen yang terus meringis akibat kontraksi nya.

"Mau aku cek lagi pembukaanmu?" Tanya Jona.

Terakhir kali Jona mengecek pembukaan Shen, itu sudah mencapai pembukaan 7. Dan saat ini sudah mencapai pembukaan 9.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang