8

7.7K 110 1
                                    

Telah 6 bulan berjalan usia kandungan Shen. Perutnya pun sudah semakin besar, ditambah bayi yang dikandungnya kembar.

Entah mengapa, di kehamilannya yang kedua ini, hormon seksual Shen semakin tinggi. Apalagi saat melihat Jona tanpa atasan, atau bahkan hanya dengan mencium aroma tubuh Jona, membuat keinginan seksual Shen melonjak tinggi.

Maka dari itu, Shen sedikit menjaga jarak dari Jona belakangan ini. Jona yang memang dasarnya peka terhadap sekitar pun langsung menyadari bahwa Shen tengah menjaga jarak padanya.

Namun Jona tidak ambil pusing. Ia berpikir mungkin saja Shen memang sedang ingin sendiri. Pun Shen tetap sering meminta bantuannya, dan tidak menolak jika Jona ingin membantunya.

Jona yang baru saja pulang dari kerja part time nya berniat untuk langsung mandi. Namun saat melewati kamar Shen, ia mendengar suara rintihan dari dalam.

Tanpa pikir panjang, Jona membuka pintu kamar Shen yang tidak terkunci. Ia takut terjadi sesuatu pada Shen.

Namun bukan Shen yang tengah kesakitan yang Jona temukan. Melainkan Shen dengan posisi menungging tanpa sehelai benang di tubuhnya, serta bantal yang dibalut kaos Jona, yang telah ia gunakan untuk bermain basket tadi siang, dalam dekapan Shen.

Lubang kawin Shen yang merekah dan mengkilap basah oleh cairannya sendiri, mengaliri paha polosnya. Cairannya menetes, membasahi kaos Jona yang berada di bawahnya.

Shen sesekali menaik turunkan pinggulnya, mengejar nafsunya yang kian meningkat. Tanpa sadar Jona telah memasuki kamarnya dan menonton adegannya selama beberapa saat.

"Eunghh.. mmhhh Jonaaa.." Shen semakin cepat menaik turunkan pinggulnya. Kini ia menggesekkan lubang kawinnya pada kaos Jona.

Tanpa Shen sadari, kini Jona tepat berada di samping ranjangnya. Jona mengulurkan tangannya guna meraih pinggang Shen. Membawa Shen berbalik ke arahnya.

Shen yang kaget akan pergerakan tak terduga dari Jonapun segera menghentikan aktivitas. Shen melihat Jona yang tengah menatapnya dari atas sampai bawah.

"Jo..Jona.. ini tidak seperti yang kau pikirkan." Elak Shen.

"Memangnya apa yang aku pikirkan?"

"Kenapa sahabatku yang sedang hamil bersetubuh dengan kaos berkeringat milikku? Atau apakah sahabatku yang sedang hamil menginginkan penisku di dalamnya?"

"Eeumhh.. Jona berhenti.." Shen berusaha menahan pergerakan kepala Jona yang kini tengah menghisap putingnya.

"Jon.. Jonaaa.." tangan Shen meraih rambut Jona dan meremasnya.

"Ini yang kau inginkan bukan?" Jona merebahkan tubuh Shen di bawahnya. Membuka kaki Shen lebar-lebar, dan mengarahkan penisnya, yang ternyata sudah tidak tertutup apapun, ke lubang kawin Shen.

Jona memasukan penisnya. Sesekali ia remas paha Shen saat merasa penisnya sulit dimasukkan.

"Ummhhh Jonaaa.." tubuhnya tersentak seiring gerakan penis Jona yang keluar masuk lubangnya.

Jona mendekap erat tubuh Shen, sesekali mengusap punggung polosnya.

"Jangan lakukan hal itu sendiri. Aku sudah bilang, aku akan membantumu."

"Ung.. tapi aku malu. Bagaimana bisa aku memintamu untuk bersetubuh denganku." Shen semakin menenggelamkan dirinya dalam dekapan Jona.

Jona terkekeh mendengar balasan dari Shen.

"Baiklah jika kamu malu. Aku yang akan memintamu untuk bersetubuh denganku."

Sebelum Shen membuka suaranya untuk memprotes ucapan Jona, Jona segera menutup mulut Shen dengan telapaknya.

"Sudah jangan protes. Sekarang tidur. Besok kau ada kelas pagi." Shen hanya bisa cemberut mendengar ucapan Jona dan menuruti ucapan Jona untuk tidur.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang