4

10.5K 137 0
                                    

Setelah sampai di rumah, Shen segera menghubungi nomer telepon yang tadi diberikan. Memberitahu tentang kondisinya yang tengah hamil dan menawarkan apabila pasangan tersebut menginginkan anak darinya.

Shen tidak lupa menghubungi Jona, mengabari bahwa ia telah sampai rumah dengan selamat.

Shen mengangkat bajunya sebatas dada dan mematut tubuhnya di cermin full badan. Perutnya yang menyembul semakin terlihat. Saat disentuhpun terasa lumayan keras. Shen mengelus perutnya lembut.

"Sehat-sehat ya bayi. 7 bulan lagi kau akan bertemu orangtuamu."


Diusia kandungan Shen yang sudah memasuki 7 bulan ini, ia telah keluar dari pekerjaannya. Sebenarnya ia juga ingin mengambil cuti dari universitas nya, namun ia berpikir itu akan membuatnya menyelesaikan kuliah lebih lama. Tetapi sudah beberapa hari Shen tidak masuk ke kelasnya, dengan alasan tidak enak badan.

Teman-temannya tidak ada yang mengetahui jika Shen sedang hamil. Bahkan Jona pun tidak tahu kondisi sahabatnya. Shen selalu mengenakan pakaian yang besar dan menghindari Jona.

Suara pencetan tombol kunci dari luar apartemen Shen. Shen yang sedang berbaring miring dan menonton TV tidak menyadari ada yang masuk.

"Shen, apakah kau sudah memba.." ucapan pria yang masuk terputus saat melihat kondisi Shen dengan perutnya besarnya yang menyembul dari kemeja besar yang tidak terkancing.

Shen yang kaget saat ada suara menyapanya segera menolehkan kepalanya, dan mendapati Jona, pria yang masuk ke apartemennya.

"Ah Jona.. mengapa kau tidak mengabari saat ingin datang?" Shen segera menutupi perutnya.

Jona tidak melanjutkan bicaranya dan hanya menatap perut besar Shen.
Shen yang sadar pun segera bangkit dan menghampiri Jona.

"Jo.. biar aku jelaskan." Shen menghampiri Jona. Jona berjalan mundur menghindari Shen.

"A..Aku pulang dulu. Ini makanlah." Jona menyerahkan bungkus makan yang ia bawa kepada Shen dan segera pergi dari apartemen Shen.

Shen yang melihat kepergian Jona pun menghela nafas berat. Ia harus segera menjelaskan keadaannya pada Jona.


Selama Shen dan Jona berpapasan di lorong kampus, Jona berusaha menghindar saat Shen berniat untuk bicara padanya.

Saat Shen menghampiri ke lapangan basket pun, teman-teman Jona mengaku bahwa Jona tidak datang kesana. Di ruang club yang lain juga tidak ada. Jona benar-benar menghindarinya.

Shen sudah tidak tahu bagaimana cara ia akan berbicara pada Jona. Jona benar-benar tidak dapat ditemukan di manapun. Shen harus meluruskan kesalahpahaman ini segera.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang