Sepanjang perjalanan menuju apartemen Shen, Shen terus melenguh, mengejan dan berpindah-pindah posisi. Namun saat ini ia berada di posisi awal.
Jona mengulurkan tangannya untuk membantu Shen memijat perut dan paha dalamnya. Sesekali Jona memberi minum dan menyeka keringat. Jona terus meminggirkan mobilnya saat Shen berteriak kesakitan, ia tidak tega melihat sahabatnya seperti itu. Maka dari itu, saat ini Jona memberhentikan mobilnya di jalan yang sedikit sepi untuk membantu Shen melahirkan dan agar tidak menganggu penggunaan jalan.
Jona mencondongkan tubuhnya ke arah Shen. Dengan sigap Shen langsung memeluk bahu tegap Jona.
"Ayo Shen kau pasti bisa. Bahunya sudah keluar sedikit. Sedikit lagi bayimu akan lahir." Ucap Jona yang masih memijat paha dalam milik Shen.
Kontraksi kembali datang, Shen sedikit mengangkat bokongnya dan kembali mengejan.
"Eunghhhh... Jonaaahhh... Aaakkhh.. hiikss.." ditengah-tengah erangan mengejan Shen, Jona mendengar Isak tangis Shen.
"Hey hey jangan menangis. Apakah sangat sakit?" Tanya Jona dengan panik. Jona segera membawa tubuh Shen ke dalam pelukannya.
"Hikss.. hikss.. jangan diami aku. Aku tidak suka Jona diam padaku hiikss.." Isak tangis Shen semakin keras terdengar dengan nafas yang memburu.
"Sstt.. tenangkan pikiranmu. Sekarang lahirkan bayimu dulu, setelah itu kita bicara ya." Jona mengecup pelipis Shen sekilas dan kembali membantu Shen melahirkan.
Shen tidak mau melepaskan pelukannya, jadi ia membantu Shen sambil terus memeluknya.
"Hikss.. euunghhh.. sakit.. sakit Jona eeummmhh..."
"Ssttt.. jangan sambil menangis. Nanti susah mengejannya." Jona membantu Shen melebarkan jalur lahirnya. Shen kembali mengejan.
"Sshhhh.. aaannghh.. aaakkhh.." kakinya Shen gemetar disela ejanannya.
"Joonnaa.. eeuunnghhhh aaaakkhhh.." bahu bayinya perlahan mulai keluar.
"Jona bayinya.."
"Iya iya Jona tangkap. Ayo sedikit lagi."
Shen meremas pundak Jona dan kembali mengejan dengan keras untuk yang terakhir.
"Uuunngghh.. aaakkhh.. eeunghhh.." Shen menghempaskan tubuhnya saat sang bayi sepenuhnya lahir.
Jona segera mengangkat bayi Shen dan meletakkan di dada Shen. Shen masih dengan posisi kaki terbuka dan mengatur nafasnya dengan sigap menahan bayi yang berada di dadanya.
Suara tangisan bayinya memenuhi ruangan mobil. Shen mengusap punggung sang bayi dan mengarahkan putingnya ke mulut bayinya. Saat bayinya merasakan puting Shen di mulutnya, puting Shen segera dihisap.
Jona melihat pemandangan di depannya dan tersenyum. Tangannya mengusap rambut putih keemasan milik Shen yang kini telah lepek karena keringat.
"Hebat sekali. Shen sangat hebat." Shen yang mendapat pujian itu hanya bisa tersenyum dan bersemu malu.
Ia tidak menyangka bahwa sahabat nya akan berkata seperti itu sesaat setelah ia melahirkan. Shen yang sadar akan situasi mobil Jona gang telah kotor akibatnya pun segera meminta maaf.
"Jona maaf.. mobilnya jadi kotor."
"Tidak apa. Nanti bisa dibersihkan. Sekarang kita pulang dulu ya." Shen mengangguk menjawab ucapan Jona dan Jona pun menjalankan mobilnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE'S
FantasyShen, seorang pria berusia 22 tahun yang masih menjalani pendidikan di universitas, memiliki keistimewaan bisa mengandung tanpa harus berhubungan badan setelah meminum minuman yang diberikan oleh seorang nenek yang ia tolong. dari situlah Shen meman...