14

4.1K 67 0
                                    

Pukul 3 pagi Shen terbangun karna haus, dan melihat di sampingnya sudah tidak ada Jona. Shen turun perlahan dari kasur, dan keluar kamar.

Ia mendapati Jona tengah duduk di kuris meja makan, dengan laptop di depannya dan secangkir kopi yang sedang disesapnya.

"Jona.." panggil Shen.

Jona yang mendengar suara Shen, segera memalingkan kepalanya ke arah sumber suara, dan mendapati Shen yang sedang berjalan ke arahnya.

"Hai.. Kenapa bangun?" Tanya Jona.

"Aku haus. Tapi tidak lihat ada kamu. Jadi aku mencarimu."

Saat Shen sudah berada di samping Jona, ia berancang-ancang untuk menduduki pangkuan Jona, namun Jona segera menahannya.

"Sebentar cantik." Setelah bicara seperti itu, Jona segera memundurkan kursinya dan kembali membantu Shen untuk duduk di atas pangkuannya.

"Jona tidak mau tidur?" Tanya Shen sambil membenamkan wajahnya pada leher Jona.

"Aku masih harus menyelesaikan ini. Tapi sedikit lagi selesai. Kamu tidur saja." Jona mengulurkan satu tangannya untuk mengusap punggung hingga pinggang Shen, sementara tangan satunya masih sibuk bergerak di atas keyboard laptopnya.

Shen menikmati usapan Jona pada punggungnya. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada leher Jona. Shen terus bergerak, menyamakan posisi pada pangkuan Jona. Namun hal itu membuat Jona harus menahan nafasnya.

"Jangan terus bergerak Shen." Ucap Jona sambil menahan tubuh Shen.

Shen mengangkat kepalanya, menatap Jona. Lalu menangkup pipi tirus Jona.

"Jona tidak mau aku?" Shen mengusap pipi Jona dan sesekali mengecupnya.

Shen menarik tangan Jona dan mengarahkannya ke bagian selatan Shen yang telah polos, tanpa sehelai benang apapun. Diusapnya kemaluan Shen oleh tangan kasar Jona.

"Eumh.. Jona.." Shen menegakkan tubuhnya. Membuat lubang kawinnya menekan gundukan di antara kaki Jona.

Jona memajukan tubuhnya untuk mencium bibir Shen. Satu tangan Jona yang menganggur dibuatnya menekan tengkuk Shen untuk memperdalam mereka.

Shen memeluk leher Jona semakin erat, seiring dengan gerakan tangan Jona yang memainkan kemaluannya.

Tanpa aba-aba, Jona memasukkan dua jarinya sekaligus ke dalam lubang kawin Shen, membuat Shen berjengit kaget.

"Eunghh.."

Shen melepas lumatan dari bibir Jona, dan beralih menciumi rahang tegas Jona. Sementara itu kedua jari Jona terus merojok lubang kawin Shen dengan cepat.

"Aahhh.. aahh.. Jonaaahh.." Shen ikut menggerakkan pinggulnya, mengejar klimaks nya.

Tidak lama setelahnya, cairan putih menyembur dari lubang kawin Shen. Membasahi jari dan celana yang dikenakan Jona.

MIRACLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang