Chapter 24

21.2K 1K 2
                                    

Bangunan itu tidak bertingkat namun luas . banyak pepohonan rimbun juga bunga bunga yang dipelihara dan dirawat maupun bunga yang bermunculan secara liar diperkarangan. pagarnya dicat merah, tidak terlalu tinggi, kira kira 150 sentimeter.

prilly dan bu erni memasuki perkarangan. jarak antara pagar dan bangunan yang ada didalamnya sekitar dua ratus meter , sehingga prilly tidak bisa melihat aktivitas didalamnya.

Namun, bangunan yang mirip rumah itu terlihat cukup sepi. Ada beberapa tali yang melintang dari pilar teras rumah itu ke sebuah pohon beringin berbatang cukup besar yang merupakan pohon paling dekat dengan bangunan.

Tak lupa, banyak sekali pakaian yang digantungkan disana untuk dijemur dibawah panas sinar matahari .

"Panti Asuhan Asri Lestari" prilly membaca papan putih didekat pintu utama bangunan bercat biru pucat tersebut

"mari non masuk" ucap bu erni, prilly tersenyum.

bu erni dan prilly melangkah menyusuri anak tangga menuju teras panti asuhan .

Prilly dan buerni melepaskan alas kakinya dan masuk.

Sebuah sofa panjang yang sudah robek dibeberapa bagian diruang utama menghiasi ruang tamu panti asuhan itu.

Ada pula meja panjang yang dihiasi vas berbunga segar. Juga banyak sekali bingkai foto yang terpajang di dinding–pastinya foto anak anak panti. Prilly tersenyum memandanginya.

Bu Erni berbelok kearah timur. Terdapat lorong yang dihiasi pintu pintu yang terbuka. Prilly memanjangkan kepalanya untuk melihat kedalam.

Semuanya kamar dengan ranjang bertingkat tiga juga sebuah lemari pakaian.

Mungkin kamar anak anak yang tinggal disini? prilly mengambil kesimpulan dalam hati.

Di ujung lorong, ada sebuah pintu berkaca bening dan berkas berkas cahaya memancar dari sana.

Mereka tiba di pekarangan yang cukup luas. Banyak sekali anak bermain ceria disana....

Anak anak itu masih sangat belia. Mungkin kisaran umurnya dari tiga sampai dua belas tahun. Tidak ada yang menjaga mereka, semuanya terlihat mandiri. Mereka sangat Bahagia—penuh tawa, ceria, dan raut wajah mereka berseri-seri. Anak Anak itu sangat rukun dan kompak.

  Prilly tidak bisa menahan bibir mungilnya untuk mengulas senyum.

"Bunda!!"
Suara teriakan dari seorang anak cowok berambut ikal berkulit cokelat langsung membuat semua mata tertuju padanya—juga buErni dan prilly.

"Hei, lihat bunda datang, dan juga ada kakak cantik" kini giliran seorang gadis praremaja berbaju hijau yang bersuara.

  Anak Anak lain pun langsung menghentikannya seluruh aktivitas dan berlari kearah buErni dan juga prilly.

"Hai bunda" ucap seorang anak perempuan

"Hai anak anak" ucap buerni

"oh ia bun, itu siapa" ucap anak laki laki

"oh ia anak anak kenalin ini kaka prilly" ucap buerni

"Hai kak prilly kenalin aku Bobi" ucap anak laki laki berambut ikal

"Hai nama kakak prilly yamanaka Latuconsina" ucap prilly "Nice to meet you, guys"

"A-apa?" tanya seorang anak perempuan

BuErni mengeleng geleng "Itu artinya senang berjumpa dengan kalian semua"

"O.." ucap semua anak anak.
Bahu prilly berguncang , ia tak bisa menahan tawanya. Anak anak panti sangat menyenangkan

"Anak anak ibu pergi dulu ya, kalian sama kaka prilly dulu" ucap bu erni "non prilly saya titip anak anak ya" ucap prilly kepada buerni

"ia bu" ucap prilly

buerni pun langsung pergi entah kemana.

"kak prilly bisa main musik" ucap anak perempuan berbaju hijau.

"bisa" prilly mengangguk ngangguk

"benar? Alat musik apa" tanyanya antusias

"Umm" ia mengetuk ngetuk dagunya "Aku cuma bisa Gitar"

"Gitar?"

"iya Gitar" jawabnya ceria

"Ajari kami!"

"Pasti, kapan kapan kalau kak prilly kesini lagi pasti kakak ajarin kalian" ia tersenyum

"janji ya?" kata anak perempuan.
Gadis itu mengacungkan jari kelingkingnya "Janji!"
_____???

Lelah [Aliando-Prilly]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang