End

33.1K 1.3K 144
                                    

Prilly duduk termenung sambil melihat keluar jendela pesawat, ia memikirkan ali, ia berdoa dalam hati semoga ia akan bertemu ali dengan keadaan ali yang sudah sadar.

"Tuhan ku mohon, sadarkan ali, kasih yang terbaik untuknya, jangan ambil nyawanya dulu, aku masih ingin bersamanya dalam waktu yang lama, aku ingin menghabiskan malam ku dengannya, hanya ada dia yang selalu ada disampingku, selalu ada dalam hidupku, Tuhan jika aku boleh meminta, Aku ingin Kau ambil nyawaku sehari sebelum kau ambil nyawa ali"

*
*
*
*
*

Begitu tiba diindonesia, Prilly langsung kembali kerumahnya, lalu pergi kerumah sakit Ali dirawat.

Sepanjang perjalanan dari bandara ke rumahnya, lalu dari rumahnya ke rumah sakit, prilly terus menunduk sesekali memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah, juga dadanya yang terus terusan sesak. Seluruh jiwanya tak bisa tenang. sampai ia tiba dirumah sakit. Prilly tak menyadari bahwa tangannya terkepal kuat, sehingga kuku-kukunya menancap ketelapak tangan, namun ia tak merasakan sakit sama sekali.

Tibanya dirumah sakit... Prilly turun dari mobil kakaknya... Dan berdiam beberapa detik... Sambil melihat palang nama yang berdiri kokoh didepan pintu masuk rumah sakit.

Harapan Bunda

Bacanya dalam hati, apakah benar ali dirawat disini.. Rasanya baru kemarin prilly bersama ali.. Dan sekarang prilly harus menerima kenyataan pahit yang hampir membuat jantungnya berhenti berdetak.. Prilly pun masih ragu dengan pernyataan kaia yang menyebutkan bahwa ali sakit dan kini ali koma.

Setelah sekian lama prilly termenung didepan pintu masuk rumah sakit, akhirnya ia pun memberanikan diri masuk kedalam rumah sakit tersebut.

Dikoridor rumah sakit , ia melihat Kaia sedang duduk termenung diruang ICU. Gadis itu terus melangkah dengan susah payah mendekati sosok perempuan itu.

Banyak sekali perubahan yang terjadi. Wanita itu terlihat jauh lebih dewasa dari pada yang terakhir prilly lihat. Prilly bisa merasakan berbagai guratan di wajah wanita itu adalah guratan kesedihan dan penderitaan. Sekarang, ia baru percaya bahwa memang benar ali jatuh sakit.

Prilly pun terus berjalan kearah wanita itu, Dan sekarang prilly pun tepat berada didepan sosok wanita tersebut.

Kaia pun tidak membutuhkan waktu lama untuk menyadari kehadiran prilly. Ia pun mengangkat kepalanya, dan berdiri kemudian memeluk prilly sangat erat. Tangisan prilly pun kian tak terbendung lagi...

"Prilly!!" seru kaia lirih "ini beneran kamu?" tanyanya tak percaya "kamu benar benar datang kesini" prilly mengangguk "Kaia kira kamu gak bakalan kesini.. Buat nemuin ali" ucapnya "Kaia kira kamu marah dengan ali" ucapnya lagi

"Walau pun aku marah sama ali, aku tetap datang buat ali.. Karna aku gak bisa ninggalin ali dengan keadan sakit kaya gini.. Karna ali lah yang membuat hari prilly menjadi berwarna dulu" ucap prilly

"Walaupun..."

"Walaupun ali sering nyakitin kamu" bisik kaya lirih

Mereka terus berpelukan erat. Belum sempat ia memejamkan mata untuk berpikir bahwa semua pertemuan ini adalah nyata, tiba tiba saja dibalik punggung wanita yang sedang memeluknya itu, pintu ruang ICU terbuka. Terlihat sosok wanita paruh baya yang keluar dari pintu itu.

Ressi Ananda

Perlahan Prilly melepaskan pelukan Kaia. Kemudian ia berjalan kearah wanita paruh baya tersebut. Semakin dekat... Semakin dekat,  Dan kini prilly tepat didepan wanita itu.

"Umi" panggil prilly pelan

Tiba tiba saja, tangisan prilly kembali tumpah. Dengan gerakan cepat, ia memeluk erat wanita yang disebut umi itu.

Lelah [Aliando-Prilly]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang