O1

1.9K 108 4
                                    


Hari libur telah tiba saat menjelang ujian chunin, para peserta berlatih dengan giat untuk mendapatkan juara dan menjadi gelar chunin. Lain halnya dengan seorang gadis yang justru menemani sang ayah membaca buku novel icha icha paradise series 299.

"Ayah, ajari aku Jutsu baru." kata Zenju sambil bersedekap dada. Sejujurnya ia bosan melihat kegiatan ayahnya ini, selalu membaca novel dewasa.

Laki-laki itu melirik anaknya sekilas lalu kembali membaca novelnya, "sebentar lagi," balasnya.

Hatake Kakashi namanya, seorang shinobi terhebat pada masa Naruto masih kecil bahkan dia menjabat sebagai Hokage keenam. setelah pensiun dia masih ikut berperan dan sesekali membantu Hokage ketujuh, tak lepas dari itu dia masih mempunyai hobi membaca buku karangan Sannin legendaris yaitu Jiraiya.

Bahkan sampai memiliki anak semata wayang saja masih membaca buku tersebut. Kakashi mempunyai anak perempuan yang mewarisi Jutsu miliknya terlebih lagi Shiden.

"Zenju!"

Suara itu membuat sang pemilik nama menggerutu kesal, andaikan saja ayahnya melatihnya dari tadi pasti tidak akan membuang-buang waktu. Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan sambil menghentakkan kaki, Kakashi yang melihat itupun hanya terkekeh.

"Ayah menyebalkan!" seru Zenju lalu pergi keluar, ia menutup pintu dengan kasar.

Kakashi baru menyadari satu hal, jika Zenju marah maka dia bisa di habisi oleh anak itu.

"Bahaya, aku harus pergi dari rumah."

Kasian Kakashi.

• • • •

Zenju menatap teman-temannya yang tidak berhenti untuk berdebat ingin makan siang dimana, gadis itu memijat pelipisnya saat kepalanya terasa sangat pusing.

"Lebih baik aku pulang saja." ucap Zenju hendak pergi namun lengannya di tarik oleh Boruto.

Boruto menatapnya dengan tajam, "pasti kamu akan latihan lagi? minimal sempatkan waktu untuk bermain bersama kami Zenju." jelasnya.

Gadis itu hanya bisa membuang nafasnya dengan kasar, Sarada yang menyadari itupun langsung tertawa. Membuat sang empu menatapnya setajam silet, Sarada mendadak diam.

Kaminari bāgā

"Yosh kita makan di sini saja!" seru Boruto, dia masuk kedalam dan langsung memesan makan.

Zenju, Sarada, dan Mitsuki membuang nafas mereka bersamaan. Sejujurnya mereka bertiga bosan makan ditempat ini terus, ini demi menuruti kemauan Boruto.

Laki-laki bermarga Uzumaki itu menyodorkan bekas gigitan burgernya pada Zenju, membuat gadis itu melotot tak terima.

"Sialan, menjauhlah dariku." ancam Zenju membuat jiwa keberanian Boruto menciut.

"Bagaimana latihan mu Zenju? paman Kakashi sudah mengajarimu berapa Jutsu?" tanya Sarada.

"Aku belum diajari sama sekali, tapi aku ingin belajar Shiden." jawaban Zenju berhasil membuat ketiga orang itu tersedak.

Boruto mencengkram kedua bahu Zenju dan menatapnya seolah-olah ingin menerkam, "itu sangat berbahaya!" pekiknya.

"Aku tau, maka dari itu aku berusaha untuk mencari Jutsu lain." balasnya.

"Aku ingin pulang, sepertinya aku harus latihan agar bisa mengalahkan kalian." ujarnya dengan senyuman sombong. Membuat Boruto hendak mengoceh namun tidak tahan oleh Mitsuki dengan tangannya.

Zenju tertawa, "baiklah, aku pulang." dengan sekejap tubuhnya menghilang dari pandangan mereka.

"Zenju sangat hebat, ia mewarisi kekuatan milik paman Kakashi." guman Sarada.

•   •   •   •

"Ayah!" panggilnya dengan berteriak, ia tidak sengaja bertemu dengan ayahnya di tengah kota.

Kakashi yang melihat Zenju berjalan menghampirinya pun merinding, semua bulu kuduknya terangkat. Dia berusaha untuk menetralkan perasaan ketakutannya ini.

Gadis yang berada didepannya ini berdecak sebal sambil menatap Kakashi dari bawah sampai atas, "ayah mau kemana?" tanyanya.

"A—aku ingin kekantor Hokage." jawab Kakashi dengan gugup.

"Ayah pasti alasan, sekarang bantu aku berlatih Jutsu!" dengan cepat Zenju menarik tangan sang ayah untuk pergi ke hutan.

Sepertinya hutan ini cocok untuk berlatih, jika latihan disini tidak akan ada korban palingan juga pohon tumbang. Zenju memperhatikan Kakashi yang sedang pemanasan membuat gadis itu tidak sabar menunggunya.

"Ya, ya, ternyata kamu tidak sabaran." dibalik maskernya, Kakashi terlihat tersenyum pada anaknya.

"Jutsu apa yang ingin kamu pelajari Zenju? ayah akan membantumu kecuali Shiden." ucapan Kakashi berhasil membuat Zenju mengerucutkan bibirnya.

Padahal ia ingin sekali belajar Jutsu Shiden, "Itu terlalu beresiko untukmu, ayah akan mempelajari mu Rasengan."

"Tapi Rasengan aku sudah bisa," balas Zenju dengan lesu, mendadak ia tak semangat untuk latihan.

"Coba perlihatkan pada ayah, kenai batu disana jika berhasil berarti kamu sudah meningkat."

Fokus Zenju beralih pada batu besar yang berada di tengah area latihan, ukurannya pas untuk Rasengan miliknya.

"Rasengan!" Jutsu itu melesat mengenai batu, membuat suara ledakan.

Batu disana hancur berkeping-keping dalam satu kali serangan, Kakashi terpukau saat melihatnya. Selama ini Zenju sering berlatih sendirian di hutan tanpa sepengetahuan ayahnya, untuk meningkatkan Jutsu.

"Wah ternyata hebat juga, lalu bagaimana dengan jutsu Doton : Doryuheki?" tanya Kakashi membuatnya terdiam sejenak.

Zenju mengarahkan tangannya ke tanah, "Doton : Doryuheki!" penghalang elemen tanah muncul di antara ayah dan dirinya.

Tak lama kemudian Kakashi tepuk tangan, dia bangga pada Zenju. diam-diam dibalik maskernya Kakashi tersenyum.

"Yah latihan hari ini selesai, ayah mau melanjutkan membaca buku." ujar Kakashi malas, Zenju melempar tatapan membunuh padanya.

"Dasar ayah!"

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik mereka berdua dari tadi.

"Zenju sangat mengerikan, kita bisa mengalahkannya tidak ya?"

"Pasti bisa, jangan menyerah sebelum mencoba Boruto!"

"Stttt pelankan suara kalian, nanti kita bisa ketahuan."




•   •   •   •








To be continued

Jangan lupa untuk meninggalkan vote sebelum pergi, dan jangan menjadi silent reader.
kalau kalian silent reader lebih baik pergi jauh-jauh dari book ini.

𝐍𝐄𝐌𝐈𝐂𝐎 : 𝖴𝗓𝗎𝗆𝖺𝗄𝗂 𝖡𝗈𝗋𝗎𝗍𝗈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang