16

318 30 1
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca.
───

"Itu masih terlalu lemah Zenju, kamu kurang menyalurkan chakra-mu pada tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu masih terlalu lemah Zenju, kamu kurang menyalurkan chakra-mu pada tangan." Ucap Kakashi memperhatikan latihan sang anak.

Zenju menetralkan nafasnya yang terengah-engah, sudah dua jam di hutan untuk berlatih. Hal ini sudah ia rencanakan beberapa hari lalu, Zenju ingin menjadi kuat seperti ayahnya.

Kakashi menepuk lembut kepala Zenju terlihat dari matanya ia tersenyum, "tidak apa-apa, lebih baik kita istirahat dulu saja."

"Kamu tidak seperti biasanya Zenju, ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Kakashi khawatir.

Si gadis menggeleng, "tidak ada ayah,"

Kakashi hanya bisa mengangguk dia pun memilih membaca buku kesukaannya, wanita itu sulit di tebak dan dia tak ahli dalam hal tersebut.

"Ayah,"

"Ya?"

Gadis itu menatap netra pria di depannya dengan senyum tipis, "terimakasih sudah membantuku latihan, aku harap kekuatanku sama seperti ayah."

Puk

Telapak tangan Kakashi berada di dahi Zenju.

Tidak panas. Batin Kakashi.

"AYAH AKU SERIUS!"

"Dua tiga ayam berkokok, awokawokawok."

BUGH!

Itai!

───

Sarada menopang dagunya ketika melihat Boruto, Kawaki berlatih bersama Hokage. Tidak hanya mereka saja melainkan ada Mitsuki juga, dia menemani gadis bemarga uchiha itu.

Mereka cukup sedih karena Zenju tidak bisa datang, katanya dia juga sedang berlatih dengan sang ayah. Seperti ada yang kurang.

"Ada apa?" Tanya Naruto melihat Kawaki melamun.

"Bukan apa-apa, aku hanya perlu berjalan di pohon ini 'kan?" Tanya Kawaki.

Latihan pertama Kawaki adalah berjalan di pohon, tidak mudah bagi seseorang yang belum menguasai chakra.

"Iya, fokuskan chakra ke telepak kakimu. Itu sangat sulit loh."

Manik Boruto melebar usai melihat Kawaki berhasil dalam satu kali percobaan, ia melirik ke ayahnya dan ternyata pria itu tersenyum lebar.

"Kerja bagus! Kau mulai membuat perkembangan sepertinya kau sudah bisa mengendalikan chakra-mu." Ujar Naruto senang.

Boruto memutar bola mata malas, "turunlah Kawaki, ayo kita lanjut ke tahap berikutnya!"

Di sisi lain Sarada dan Mitsuki tersenyum tipis, mereka bangga pada Kawaki yang berhasil berjalan di pohon.

"Sepertinya semua berjalan lancar." Sarada masih memperhatikan Kawaki.

"Iya benar, jika dia bisa menggunakan ninjutsu selain karma dan peralatan ninja modern. Kawaki akan menjadi shinobi yang luar biasa bukan?"

Sarada menggeleng kecil, "bukan itu maksudku, dia mendapatkan perlakuan khusus dari Hokage. Aku bersimpati atas keadaannya, tapi..."

Mitsuki terdiam sebentar, berusaha mencerna perkataan Sarada.

"Menurutku itu sudah wajar kok, Hokage menganggap semua orang di desa sebagai keluarganya, maksudku dia tidak pernah sekalipun ragu untuk menyambut orang sepertiku di desa ini."

Tangan Sarada menepuk pundak Mitsuki lembut sembari tersenyum tipis, yang tadi perasaannya gelisah sekarang menjadi lebih baik.

"Mituski sampaikan salamku pada yang lain, aku harus berlatih bersama ayahku sekarang." Gadis Uchiha itu pergi meninggalkan lokasi.

Diam-diam Mitsuki tersenyum, hati Sarada mulai begerak setelah mendengar penjelasannya.

Semoga kita bisa menjadi kuat bersama-sama.

───

Maniknya terus menatap rumah Hokage sembari menyeringai, jubah hitam yang di pakai pun bertebrangan karna terkena angin.

Rumah itu sekarang kosonh tidak ada siapapun, ada seseorang yang dia incar.

"Sebentar lagi kita akan bertemu, tunggu saja.."

───
vote dan komennya jangan lupa.

𝐍𝐄𝐌𝐈𝐂𝐎 : 𝖴𝗓𝗎𝗆𝖺𝗄𝗂 𝖡𝗈𝗋𝗎𝗍𝗈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang