O7

567 62 3
                                    


Seorang laki-laki bersurai silver serta memakai masker, berlari menuju ruang kesehatan diiringi suara dentuman yang begitu keras. Pikirannya sekarang hanya seorang gadis yang sangat dia sayangi, pintu dia buka dengan kasar.

"Zenju!"

Siapa lagi kalau bukan Kakashi, rasa sayang pada anaknya itu begitu besar. Dia tak mau anaknya terluka sedikit pun walaupun itu adalah salah satu syarat menjadi shinobi.

"Ayah?" ucap Zenju lirih, ia baru saja sadar dari pingsan.

Matanya membulat sempurna ketika Kakashi memeluknya begitu erat, di sertai suara dentuman yang kembali terdengar.

"Kita harus pergi dari sini sekarang juga, diluar bahaya jadi ayah harus melindungimu." Kakashi menggendong Zenju ala bridal style dan meninggalkan ruang kesehatan.

• • •

Zenju menatap reruntuhan yang berjatuhan, Kakashi semakin erat membawanya. Suara teriakan para warga meminta tolong membuat hatinya teriris, ia berharap semua warga dan teman-temannya selamat.

"Ikut dengan bibi Hinata dan Himawari, ayah akan kembali kedalam untuk menyelamatkan para warga." Kakashi mencium pucuk kepala Zenju sebelum pergi.

Hinata menarik lengan Himawari dan Zenju menjauh dari area ini, wanita itu membawa mereka ke sebuah tempat pengungsian jauh dari area Ujian Chunin.

"Zenju kau baik-baik saja?" tanya Hinata khawatir, Zenju mengangguk.

"Bibi, dimana Boruto dan paman Naruto?" tanya Zenju membuat Hinata terdiam.

"Mereka berada di dalam area Ujian Chunin, menyelamatkan para warga."

Zenju berdiri hendak pergi tapi tangannya berhasil dipegang oleh Hinata, "Jangan kesana Zenju, disana terlalu berbahaya. Aku yakin mereka semua akan baik-baik saja."

Aku harap begitu.

• • •

Kakashi menangkap orang yang hampir terjatuh, dia membawa ketempat yang lebih aman. "Hokage keenam, bagaimana dengan ujian Chuninnya?" tanya seorang Jounin menghampirinya.

"Tidak ada waktu untuk memikirkan ujiannya, cepat evakuasi orang-orang!" jawab Kakashi dengan datar.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Boruto usai melihat kondisi di area ujian.

Hokage berdiri di depan Boruto untuk melindungi sang anak, "di sini bahaya, kau menyusul yang lain saja." ujar Hokage.

Mahluk serba putih itu terbang bersama temannya, membuat Hokage menjadi lebih waspada. dia bukan sembarang orang karna memiliki aura yang berbeda dari manusia yang lain.

Sasuke dan Hokage melindungi anak-anak mereka, mahluk itu adalah Otsusuki bersama klan nya yang bernama kinshiki. Seorang makhluk yang bisa menyerap cakra penggunaan lain bahkan bisa menggunakannya lagi.

"Kita harus menyiapkan lahan dan membersihkan benih itu lagi, mari kita lakukan sekarang." ucap Otsusuki mengeluarkan bola dari telapak tangannya.

Semua Cakra yang berhasil dia serap terkumpul menjadi satu dalam bola tersebut, "Takami Musubinokami! kemampuan ini membuatku bisa menguatkan semua Jutsu yang kuserap untuk menyerang balik."

"Percuma saja..."

Otsusuki melempar api kearah kursi penonton, seketika berubah menjadi asap. Bola matanya melebar saat melihat Hokage menahan serangannya dengan Kyuubi.

"Desa ini adalah rumahku dan semua orang di sini adalah keluargaku! takkan kubiarkan kau berbuat semaumu pada kami!" Tubuh Hokage terselimuti warna oranye.

BOOOM!

BOOOM!

BOOOM!

Otsusuki menyerang tanpa ampun, begitu juga dengan Hokage harus mengeluarkan kurama untuk membantunya dalam pertarungan ini. Kekuatannya semakin kuat jika dibandingkan dengan manusia pada umumnya.

"Ayah.." panggil Boruto pada Hokage yang berdiri di depannya yang berusaha untuk melindungi desa.

Bola besar berwarna hitam itu dilempar oleh Otsusuki pada Hokage, bayangan kurama mulai pecah saat serangan mahluk tadi.

"Dengan ini... berakhir sudah! tapi kau tidak boleh mati, Rubah." teriak Otsusuki dari atas. Hokage menurunkan tangannya tatapan matanya beralih pada Sasuke.

"Sasuke, tolong jaga anak-anak." pesan Hokage pada Sasuke, laki-laki itu mengangguk mengerti.

Hokage menautkan kedua telapak tangannya, "Yosh, ayo kita lakukan kurama! Sebaiknya kekuatanmu tidak melemah sekarang!"

Kekuatan berwarna oranye itu menutup sebagian ruang bola hitam, agar tidak terjadi ledakan diluar area ini. Meskipun Hokage harus merelakan nyawanya sekalipun.

Boruto menatap sang ayah sendu, disaat seperti ini dia tak bisa membantunya sama sekal, dia justru menyusahkan. Hokage menengok kebelakang dan tersenyum tipis untuk terakhir kalinya. 

"AYAH!"

Cahaya berwarna putih menyilaukan mata mereka seiring suara ledakan besar, kegelapan bersalah menelan kesadaran mereka.

"Maafkan aku ayah,"



































To be continued

Jangan lupa untuk meninggalkan vote sebelum pergi, dan jangan menjadi silent reader.
kalau kalian silent reader lebih baik pergi jauh-jauh dari book ini

vote sekarang!

𝐍𝐄𝐌𝐈𝐂𝐎 : 𝖴𝗓𝗎𝗆𝖺𝗄𝗂 𝖡𝗈𝗋𝗎𝗍𝗈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang