15

314 41 0
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca.
───


KANTOR HOKAGE.

"Sudah kubilang ini akan terjadi, jika kau meninggalkan Kawaki di desa oranh-orang Kara akan datang untuk mengambilnya. Apa kau berencana untuk membahayakan semua orang di desa?"

Shikamaru menceramahi Naruto, pria berambut kuninh itu bercerita bahwa dirinya bertarunh dengan salah satu anggota organisasi Kara kemarin saat di hutan.

"Itu mungkin ada benarnya, tapi Kara merencanakan sesuatu dengan memaksa Kawaki menjadi peran yang mereka sebut Wadah. Aku punya firasat  kita tidak boleh memberikan Kawaki pada mereka." Jelas Naruto.

Saat ini Naruto juga berhadapan langsung dengan Sasuke dan Sai, mereka sama-sama habis menyelesaikan misi.

"Naruto ada benarnya juga, mereka punya teknologi yang melampui Konoha. Menghancurkan rencana mereka bisa membawa keamanan bagi desa kita." Sahut Sasuke, rapat kali ini sedikit rumit baginya.

"Aku rasa kita kita harus mengawasinya lebih lama lagi hingga kita tahu keadaan aslinya." Timpal sai.

Shikamaru mengangguk setuju, dia mengalihkan pandangannya pada Naruto.

"Naruto!"

"Aku bingung teman-teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bingung teman-teman." Ekspresi seseorang ingin muntah.

───

Zenju meneliti seluruh bagian tubuh Kawaki, ia baru sadar jika bocah itu memiliki tangan prostetik. Kawaki hanya bisa berpasrah dan membuang nafas.

"Tangan baru? Itu keren Kawaki." Manik abu-abu itu berbinar.

"Hentikan tatapan bodohmu itu, sangat menjijikan."

Ucapan Kawaki berhasil menusuk hati terdalam Zenju, tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Boruto yang dari hanya menyimak rasanya dia ingin meledak sekarang juga.

Ternyata hawa di sini panas, ya. Batin Boruto sambil mengibaskan tangan.

"Aku mau pulang saja." Ujar Zenju pergi meninggalkan kedua orang tersebut, cukup ia tak ingin mendengar kata-kata yang menyakitkan itu.

"Chotto Matte Zenju!"

Gadis itu tidak mendengar Boruto, gawat dia marah.

"Sial semua ini karnamu Kawaki!"

Boruto menarik kerah baju Kawaki dan menyeretnya sampai rumah, mereka menjadi tontonan oleh orang lewat. Dalam batin Boruto sudah menyumpah serapah pria rambut aneh itu, karna ucapan dia pada Zenju membuat sang gadis marah.

Sialan. Batin Boruto marah.

───

"Tadaima."

Boruto tersentak kaget melihat ayah nya sedang duduk di kursi meja makan, ia cepat melepaskan tangannya dari kerah Kawaki.

"Apa yang kau lakukan Boruto?" Pertanyaan Naruto membuat sang pemilik nama menegang.

"Menghukum Kawaki karna mengatakan hal yang membuat Zenju marah, menyebalkan sekali dia." Ujar Boruto kesal.

Naruto terkekeh kecil, "Zenju? Pantas saja kau marah, Kawaki lain kali berhati-hatilah dengan gadis itu nanti pawangnya marah loh." Goda Naruto.

"Ayah!"

"Naruto berhenti menggoda Boruto." Hinata meletakan masakannya di atas meja, anak dan bapak itu tiada hari selalu saja bertengkar.

"Ayo kita makan bersama, Kawaki." Ucap Hinata dengan senyuman manisnya.

Ini 'kah yang di namakan keluarga?. Batin Kawaki.



───
Vote dan komennya jangan lupa.

𝐍𝐄𝐌𝐈𝐂𝐎 : 𝖴𝗓𝗎𝗆𝖺𝗄𝗂 𝖡𝗈𝗋𝗎𝗍𝗈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang