9

14 1 0
                                    

"Eh itu si Lana kan, kurang ajar juga ya ternyata"

"Walaupun badannya kecil tapi tenaga Lana kuat ya"

"Lana serius nyakitin Almira sampai di bawa ke rumah sakit? "

"Katanya tangan Almira sampai luka loh"

Lana yang baru sampai di sekolah bingung mendengarkan bisik- bisik dari teman - temannya. Dari yang Lana denger, mereka bilang kalau Lana udah nyakitin Almira sampai tangannya Almira terluka, tapi jelas- jelas Lana hanya memelintir tangannya Almira,mungkin cuman terkilir saja ya kali di pelintir langsung luka.

Baru jalan beberapa langkah Lana melihat Almira yang sedang di papah oleh teman- temannya menuju ke depan kelas.

"Perasaan gua cuman memelintir tangannya deh, tapi kok kakinya juga ikutan lemah sampai jalan tertatih begitu bahkan si Mira berjalan di bantu menggunakan tongkat"Ucap Lana sambil memegang kepalanya sendiri.

" Adehhh... Emang dasar ratu drama tu anak", Lana langsung memasuki ruang kelasnya lalu meletakkan tas dan duduk sambil main handphone disana. Tak lama setelah itu, Zerina memasuki ruang kelas dan langsung duduk di sebelah Lana.Zerina semakin mendekatkan duduknya di samping Lana lalu berbisik pelan pada Lana.

"Lana, kamu beneran berantem sama Almira?", tanya Zerina pada Lana.

" Hahh....  Aku gak berantem sama Almira,emangnya siapa yang bilang begitu Zerina? , tanya Lana pura- pura tidak tahu

"Itu Almira yang cerita sendiri, berita kamu nyakitin Almira udah viral di sekolah ini Lana"

"Aku gak pernah nyakitin Almira, bahkan kemaren dia yang nyakitin aku, ini buktinya kaki aku masih meninggalkan bekas biru", tunjuk Lana. Kaki Lana meninggalkan bekas biru karena ulah dari papanya yang sudah menendang nya kemaren. 

"  Kita obati ke UKS dulu ya Lana", ajak Zerina pada lana ."

"Gak usah Zerina,aku baik- baik aja kok, semalam juga sudah aku urut juga",tolak Lana pada Zerina.

" Kok mereka masih nyakitin kamu lagi Lana, kenapa mereka tidak bosan- bosannya nyakitin kamu, aku mau bantuin kamu tapi aku gak bisa lakuin apa- apa Lana, maaf aku cuman jadi sahabat yang gak berguna buat kamu"

"Kamu cukup jadi pendengar di setiap cerita aku saja itu udah lebih dari cukup Zerina"

Lana dan Zerina kembali berpelukan, sesaat kemudian waktu pembelajaran pertama di mulai.

Lana sangat aktif menjawab setiap pertanyaan yang di berikan oleh gurunya, pak Aldi selaku guru fisika di sekolahnya sangat kagum dengan perkembangan Lana.Biasanya Lana tidak seaktif ini , walaupun setiap ujian nilai Lana selalu sempurna tetapi baru kali ini Lana terlihat sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran.

"Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ini? ", ucap pak Aldi.

" Saya pak", Lana dengan cepat langsung mengacungkan tangannya.

"Baik Lana, silahkan maju ke depan", perintah pak Aldi pada Lana.

Lana pun maju ke depan untuk mengerjakan soal yang telah di berikan oleh pak Aldi tanpa rasa ragu sadiki pun.

" Coba sambil di jelaskan pada teman- teman yang lain agar yang lain juga mengerti cara mengerjakannya Lana ",perintah Pak Aldi.

Lana dapat mengerjakannya dengan sangat tepat dan menjelaskan dengan sangat baik sehingga teman- temannya yang lain dapat lebih mudah mengerti.

" Bagaimana apa ada yang belom mengerti? ", tanya pak Aldi pada semua murid yang berada di kelas XI IPA 2

" Tidak pak", jawab murid secara serentak.

"Wah bagus sekali penjelasan dari Lana sampai bapak tidak harus mengulangi nya Lagi,berikan tepuk tangan buat Lana".

Kalas XI IPA 2 pun langsung dipenuhi oleh riuhnya tepuk tangan dari murid yang berada di dalamnya.

" Baiklah Lana, silahkan duduk di tempatnya kembali, terimakasih ".

***

Seperti biasa saat jam istirahat tiba Lana dan Zerina akan langsung ke kantin untuk mengisi perutnya.

Sesampainya di kantin Lana masih terus mendengar bisik- bisik tentang dia dan Almira.

Setelah memesan nasi goreng Lana kembali ke mejanya, disana Lana dan Zerina hanya memainkan handphone dan sesekali berbincang- bincang singkat.

Tak lama terdengar suara riuh dari pengunjung kantin, Lana tidak terlalu menghiraukannya. Tapi sudah cukup lama suara riuh tersebut belom juga berhenti akhirnya Lana mengalihkan matanya, ternyata ada sekelompok remaja yang memasuki kantin. Lana melihat mereka dengan tatapan biasa saja,ternyata mereka adalah Aiman si ketua OSIS berserta teman- teman satu tongkrongan nya.

"Eh itu kan cowo yang merhatiin gua lagi makan waktu pagi itu", ucap Lana.

" Hah... Kamu ngomong apa Lana?, tanya Zerina, Zerina tidak begitu jelas mendengarkan perkataan Lana karena Lana mengucapkan nya sangat pelan.

"Gak kok Zerina, aku gak ngomong apa", elak Lana.

Akhirnya makanan yang di pesan oleh mereka pun sampai, Lana dan Zerina makan dengan santai walaupun disekitarnya masih terdengar suara bisikan kagum dari perempuan- perempuan yang melihat ke arah Aiman.

Tak lama makanan mereka pun habis, Lana dan Zerina duduk sebentar untuk menenangkan perutnya yang baru saja di kasih nasi goreng.

Tetapi Lana kembali mendengar bisik- bisikan dari sekitarnya, kali ini bisikan bukan ungkapan kagum mereka pada Aiman melainkan mereka berbisik- bisik mengenai Lana. Tak sengaja mata Lana mengarah ke gerbang masuk kantin, ternyata di sana sudah ada Almira beserta rombongannya, Almira datang dengan langkah yang tertatih- tatih.

Almira yang baru memasuki kantin bukannya mencari tempat duduk malah berdiri didepan Lana.

"Lo emang kurang ajar ya Lana, bisa- biasanya lo nyakitin kakak lo sendiri", ucap Anita teman nya Almira.

" Lo gak punya hati tau gak?, gegara lo Almira jadi terluka bahkan jalan pun harus menggunakan tongkat ", tambah dari Dhini.

Lana hanya diam mendengarkan ucapan mereka.

" Lo budeg apa gimana?, gua ngomong sama lo bgsat", ucap salsa dan langsung mengarahkan tangannya untuk menjambak rambut Lana, tapi Lana dengan sangat sigap dan langsung memelintir tangannya salsa.

"Gua gak pernah nyakitin si Mira itu apalagi sampai bikin dia terluka, asal lo tau apa yang gua lakuin sama Mira persis kayak yang gua lakuin sama lo sekarang karena dia pun sama kayak lo ingin menjambak rambut gua", Ucap Lana.

Salsa yang merasakan sakit di tangannya langsung meminta ampun. Lana lalu berjalan mendekati Almira,walaupun sudah di halangi oleh Anita dan Dhini tetapi Lana berhasil merebut tongkatnya Almira , lalu Lana melepas perban di tangannya Almira dengan paksa.

Orang- orang yang melihat ulahnya Lana hanya terpana, dan saat Lana berhasil melepas perban tersebut semua dapat melihat dengan jelas kalau tangannya Almira bersih tanpa luka sedikitpun dan dia juga bisa berdiri dengan tegap walaupun dalam keadaan berebutan dengan Lana yang berusaha melepaskan perban di tangannya.

"Liat semuanya, Almira gak luka sedikitpun kan? Bahkan sekarang dia bisa berdiri dengn sangat baik", Lana kembali duduk di kursinya setelah melakukan semua itu. " Tangan di pelintir langsung urut? Mana maennn....kerumah sakit lah, pulangnya di kasih perban, jalan di kasih tongkat pula, ya gak kak Almirraa.... ",ledek Lana pada Almira. 

Pengunjung kantin yang mendengar ledekan dari  Lana langsung tertawa sedangkan Almira dan teman- temannya langsung keluar dari kantin, yang pastinya Almira jalan dengan baik bahkan sempat berlari juga

Di sudut kantin tersebut ada seseorang yang sedari tadi terus terpana melihat ke arahnya Lana.

"Dia berubah"

who is Lana? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang