4

21 3 3
                                    

"Mana anak itu pa?, biasanya dia bakalan nyambut kita datang di sini tapi daritadi kenapa tidak muncul- muncul dia pa?",Tanya bu Bella heran karena kejadian tersebut sangat langka terjadi di rumah ini.

"Mungkin masih sakit dia ma", jawab pak Zehan pada bu Bella.

Tak lama setelah itu muncul bi Ningsih dengan tergesa- gesa dan raut wajah yang agak cemas.

" Bi, mana tu bocah kok gak jadi ke sini kan kita nyuruh bibi manggil dia tadi? , bu Bella yang saking penasaran nya langsung menanyakan pada bibi yang baru saja ke depan menemui mereka kembali.

"Eh itu bu, non Lana eh.. maksud saya Lana masih sakit bu, jadi sekarang masih istirahat dikamarnya bu" Jawab bi Ningsih. Bi Ningsih sengaja berbohong agar bapak dan ibu majikannya tidak marah lagi apalagi mereka baru nyampai dirumah.

"Owhh gitu ya bi, yaudah nanti saja kita bicarain nya,biarlah dia tidur dulu masih untung juga dia sampai saat ini masih bisa bernafas ,kami juga lagi capek mau istirahat dulu bi".

Bi Ningsih bersyukur dan langsung mengusap dadanya karena ibu dan bapak percaya dengan perkataan nya barusan.

"O iya, itu barang belanjaan nya Almira taro di kamarnya ya bi" Tunjuk bu Bella pada sejumlah paper bag yang kalau di lihat merk nya adalah barang- barang branded dari luar negeri. Bibi yang di perintahkan oleh bu Bella hanya terdiam sebentar.

"Bibi masuk aja ke kamar nya Almira, kamarnya gak di kunci kok bi, disana juga ada Almira yang lagi tiduran"

"Siap bu".

Bi Ningsih langsung ke kamar nya Almira, sesampainya didepan pintu kamar,bibi coba mengetuk dulu apakah ada orang nya di dalam lalu baru membuka pintu dan syukurnya pintu tidak di kunci Almira karena biasanya pintu kamar Almira selalu di kunci walaupun dia ada di dalam sehingga kadang bibi kesusahan dan harus menunggu Almira dulu baru pintunya di buka apalagi kalau Almira tidak ada dirumah, bibi harus nunggu dulu kadang sampai malam baru bibi bisa membereskan kamar nya Almira

***

Lana yang belom makan malam langsung menuju ke dapur, sebelum ke dapur mereka melewati ruang keluarga yang disana terlihat papa dan ibu tirinya yang sedang menonton televisi, dan di sampingnya juga terlihat Almira yang tengah memainkan handphone miliknya.

"Wah udah bangun ya tuan putri", ledek bu Bella pada Lana yang baru sampai di bawah tangga.

" Eh iya nih hihihi" Jawab spontan dari Lana dibarengi dengan suara tawanya. Dan langsung menyelonong menuju ke ruang makan.

Bu Bella yang melihat tingkah aneh dari Lana langsung mengikuti Lana ke ruang makan. Lana yang baru sampai di ruang makan langsung mengambil piring dan menyendok nasi.

"Kamu kenapa gak sopan begitu sama saya? ", tanya bu Bella pada Lana dengan tatapan tajam dan ingin menjambak Lana.

" Maaf ya emangnya anda siapa?, saya juga gak kenal sama anda, anda tanya ya saya jawab"  , Lana yang ditanya begitu langsung menjawab dengan santai sambil menahan tangan bu Bella yang ingin menjambaknya setelah itu baru melanjutkan kegiatannya menyendok nasi kembali.

" Owhh sudah berani ya sekarang?,tunggu kamu disini, saya akan kembali lagi bersama papamu, rasakan juga lagi nanti sakitnya tangan papa mu ".

" Silakan ", jawab Lana cuek sambil mengambil lauk pauk. Bu Bella yang awalnya hanya mengancam Lana jadinya semakin tertantang dan langsung menemui pak Zehan.

***

" Pa, liat anak mu dia sudah berani sama mama pa?, di gak ngehargai mama sebagai ibu sambungnya" , rengek bu Bella pada pak Zehan.

"Maksud mama apa ma?,gak ngehargai mama seperti apa", Zehan yang mendengar aduan dari bu Bella mulai terpancing emosi.

"Masa Lana bilang sama mama anda siapa emangnya?saya gak mengenal anda siapa, Masa Lana bilang gitu si pa"

Zehan yang mendengar penjelasan dari bu Bella terdiam sebentar,lalu beberapa saat kemudian terlihat lagi Lana yang jalan di dekat tangga membawa sepiring nasi dan juga segelas air putih.Lana melewati nya tanpa menyapa bahkan tanpa menoleh sedikitpun ke arah nya. Setelah Lana menghilang dari pandangannya pak Zehan langsung memanggil bi Ningsih,Bi Ningsih yang di panggil pa Zehan langsung terburu - buru menemuinya.

"Bi, kenapa tingkahnya Lana jadi berubah semenjak sadar dari komanya ya bi?", Pak Zehan menanyakan perihal perubahan sikap Lana pada bi Ningsih karena cuman bi Ningsih orang yang bisa memberikan penjelasan padanya, dan hanya bi Ningsih yang mengurus Lana dari membawanya ke rumah sakit sampai membawa Lana lagi ke rumah nya.

"Sepertinya Lana hilang ingatkan pak, soalnya dari pertama sadar dari komanya, Lana sudah seperti itu pak, bahkan Lana juga lupa dengan namanya sendiri", jelas bi Ningsih pada pak Zehan.

" Owh gitu, makasih ya bi, bibi boleh kembali lagi ke belakang "

Bi Ningsih langsung kembali ke dapur untuk mencuci piring sedangkan di ruang keluarga tadi, pak Zehan dan bu Bella hanya saling pandang, Almira yang mendengar Lana hilang ingatan hanya tersenyum miring sambil memandangi handphone nya.

Bukannya merasa iba, bahkan bu Bella malah merancang ide untuk memanfaatkan hilang ingatannya Lana untuk menjodohkannya kembali dengan pak Rehan.

"Pa? Gimana kalau sekarang kita manfaatkan hilang ingatannya Lana untuk kembali menikahkannya dengan pak Rehan"

"Nanti papa coba obrolin kembali tentang perjodohan ini dengan Lana.Sebenarnya papa kasihan dengan Lana karena setau papa pak Rehan itu sudah punya istri dan seorang putra, tapi demi kerja sama perusahaan ini papa bakalan usahain lagi agar Lana bisa menikah dengan pak Rehan"

***

"Kok mereka gak nemuin gua ya, katanya mau bikin gua ngerasain tangannya lagi? Tapi kok sampai sekarang ditunggu- tunggu gak datang ya? , ucap Lana sambil menyantap makanannya.

Setelah selesai makan, Lana lanjut mencari handphone miliknya, sejak sadar dari koma dia tidak pernah memegang handphone. Setelah mengacak- ngacak laci akhirnya Lana menemui sebuah handphone jadul yang di yakini adalah miliknya Lana.

"Handphone Lana masih keluaran lama ternyata, udah berapa tahun kok gak di ganti- ganti ya, padahal bapaknya orang kaya". 

Lana membuka handphone miliknya yang ternyata tidak di kunci. Handphone Lana sudah sangat lemot ,penyimpanan nya gak ada dan sering mati sendiri.

Lana berinisiatif melihat buku tabungannya untuk membeli handphone baru,karena kemarin seingat nya dia menemukan buku tabungan yang sekarang di taro di dalam laci.

"Wah banyak juga ya tabungannya Lana, lumayan lah buat beli handphone baru,Lana rajin banget nabungnya gak kayak gua dulu yang selalu gunain uang daddy buat foya-- foya bahkan tabungan lana mencampai 2 digit,kereenn..".

"besok gua langsung beli handphone trus juga perlengkapan sekolah nya Lana, kayak nya pada gak layak lagi buat di pakai".

Waktu libur Lana sudah mau habis, 2 hari lagi Lana akan kembali memasuki sekolah nya, dan sekarang adalah saatnya untuk berubah.

who is Lana? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang