17

8 1 0
                                    

Semenjak Dayyan mendengar Lana dan Aiman sudah bertunangan, Dayyan seakan hilang semangat.

Seperti sekarang, bukannya fokus belajar karena dia sudah berada di kelas 12 tetapi Dayyan malah keluyuran.

Dayyan sengaja keluar dan duduk di kantin untuk memenangkan fikiran nya.

"Gua gak bisa gini terus, gua harus bisa ambil hati nya Lana, gua gak mau kalah lagi sama Aiman"

Dayyan duduk di sudut kantin dengan sebuah rokok yang di hisap nya.

"Lo kenapa bro? Tanya seseorang pada Dayyan. Orang tersebut adalah Ferdi. Ferdi adalah teman dekat dari Dayyan, tetapi karena Ferdi yang terkenal nakal jadi sekarang dia tinggal kelas. " Lagi ada masalah? ", tanya Ferdi kembali.

Dayyan yang ditanya oleh Ferdi bukannya menjawab malah semakin dalam menghisap rokok tersebut lalu menghembuskan asap nya ke udara. " Lo lagi ada masalah sama Almira?, tapi baru kali ini gua liat lo seperti tertekan banget gegara cewe ".Dayyan tetap tidak menjawab pertanyaan dari Ferdi. Dayyan lalu membuangkan puntung rokoknya sembarang dan berdiri dari duduk nya.

" Gua butuh ketenangan", ucap Dayyan lalu meninggalkan Ferdi.

"Yaelah sombong amat gaya lo, ntar kalau butuh bantuan juga nyariin gua", ucap Ferdi lalu memesan makanan untuk sarapannya pagi itu.

***

Dayyan berjalan menuju ke belakang sekolah tempat biasa dia nongkrong. Tetapi saat melewati ruang OSIS dia seperti mendengar seseorang berbicara dari dalam ruangan tersebut.

Siapa ya didalam sana? , sekarang kan jam pelajaran gak mungkin petugas OSIS melakukan kegiatan, ucap Dayyan di dalam hatinya. Lalu Dayyan berjalan mendekati pintu ruangan tersebut.

"Udah gua duga, lo pasti mau macam - macam kan sama gua, lo sengaja bawa gua kesini karena disini lagi sepi sekarang kan,lo pasti baka-"

Itu kan suara Lana, ngapain dia di ruangan OSIS.

"Pasti Aiman mau berbuat yang gak- gak sama Lana, gua harus cegah semua ini", Dayyan yang sudah memegang ganggang pintu di hentikan oleh suara Aiman yang mengatakan kalau dia ingin mengobati luka dari Lana.

" Lana terluka?, pasti ini ulah dari Almira lagi, gua gak bakalan biarin Almira mengganggu dan menyakiti Lana lagi"

Dayyan terus mondar- mandir di depan ruangan OSIS tersebut untuk menunggu Lana keluar dari sana. "Kok Lana lama banget ya di dalam sana, apa Aiman emang-"

Clekk

Pintu ruangan tersebut pun terbuka. Lana keluar dari sana dengan tangan dan kaki yang menggunakan sedikit perban. Lana tidak melihat keberadaan Dayyan disana.

"Lanaa.. Kamu kenapa", tanya Dayyan dan langsung mendekati Lana.

" Gua?, gua gapapa kok"

"Tangan sama lutut kamu kenapa?, apa ini ulah dari Almira lagi? ", tanya Dayyan dan berusaha memegang tangannya Lana.

"Emangnya apa urusannya sama lo Dayyan? ", Lana langsung menjauhkan tangannya agar Dayyan tidak bisa meraihnya.

"Gua sudah sadar Lana, selama ini gua udah berbuat yang salah sama kamu, gua mau menebus semua itu dengan cara ngelindungin kamu Lana",ucap Dayyan. Tidak ada ciri- ciri kebohongan dari matanya Dayyan, tetapi Lana tidak semudah itu percaya dengan perkataan dari Dayyan.

"Tapi gua bisa ngelindungin diri gua sendiri Dayyan, makasih lo udah berusaha baik tapi gua gak semudah itu percaya sama orang apalagi sama lo Dayyan", ucap Lana berkata jujur.

"gua tulus minta maaf sama kamu Lana, gua mau kita berteman, kalau kamu ada apa- apa, gua siap buat bantuin kamu Lana, gua rela harus berkorban demi kamu asalkan kamu percaya sama gua Lana", jelas Dayyan pada Lana.

Bukannya menjawab perkataan Dayyan, Lana malah fokus melihat nama yang tertulis di dada sebelah kanan seragamnya Dayyan.

"Dayyan Rehandra Bagaskara", ucap Lana membaca nama tersebut.

" Itu nama lengkap gua Lana,kenapa? ", tanya Dayyan penasaran.

"Gua kayak gak asing sama nama belakang lo itu".

Lana seperti pernah mendegar nama itu sebelumnya dan tak asing dengan nama belakang tersebut.

"Maksud kamu apa Lana, gak asing gimana?itu nama belakang keluarga gua Lana"

"Gapapa , lupain aja, lagian yang punya nama itu juga banyak gak satu orang juga kan, O iya perkataan lo yang tadi gua udah maafin lo tapi kalau untuk berteman kayaknya gua butuh waktu yang cukup lama", ucap Lana mengalihkan pertanyaan dari Dayyan.

"Iya Lana, makasih kamu udah maafin gua, gua bakalan buktiin kalau gua tulus berteman sama kamu dan gak akan nyakitin kamu lagi", jelas Dayyan pada Lana.

"Yaudah,gua duluan", Lana lalu meninggalkan Dayyan disana.

Ternyata semua yang di katakan oleh Lana dan Dayyan di dengar sangat jelas oleh seseorang. Aiman yang berada di ruangan OSIS dapat mendengar dengan jelas percakapan antara Lana dan Dayyan tadi.

***

Sesampainya di kelas XI IPA 2 kebetulan kelas tersebut sedang jam kosong, jadi Lana tidak perlu memikirkan alasan untuk menjawab pertanyaan guru tentang kenapa dia bisa terlambat hari ini.

"Lana... Aku pikir kamu bakalan absen sekarang", ucap Zerina pada Lana.

" Aku terlambat bangun tadi Zerin, O iya ini pak bambang kenapa gak masuk?, tanya Lana pada Zerina.

"Itu pak bambang lagi di rumah sakit, istri nya melahirkan hari ini Lana", jelas Zerina pada Lana.

" Owalah kirain kenapa,tumben aja pak bambang gak masuk hihihi "Lana lalu mengeluarkan buku tulisnya dari dalam tas lalu meletakkan di atas meja.

" Tangan kamu kenapa Lana?,kamu terluka? ", ucap Zerina dan langsung meraih tangan Lana untuk melihat perban yang menempel di telapak tangannya Lana.

"Aku jatuh tadi Zerin, gegara terlambat jadinya aku lari deh, trus gak sengaja kesandung sama batu",bohong Lana.

" Lain kali kamu hati- hati ya Lana, trus ini siapa yang bersihin luka kamu? ",tanya Zerina.

" Ketua OSIS kita itu Zerin,namanya aku lupa kalau gak salah Firman atau Imam gitu", jawab Lana.

" Hah.. Maksud kamu Aiman? "

"Aaa ya bener,Iya Aiman itu yang obatin aku tadi", jawab Lana sambil memegang perban yang menempel di tangannya.

"Kok bisa?,tanya Zerina tidak percaya.

" Ya bisa lah Zerin, ini buktinya dia yang pasangin", ucap Lana sambil mengarahkan tangannya pada Zerina.

"Hmm tapi kok Aiman mau ya obatin kamu, aku tau banget Aiman itu kayak gimana, dia itu sangat cuek apalagi sama cewe"

"Gimana mau cuek, orang dia calon suami gua", ucap Lana pelan.

"Hah..., kamu ngomong apa? , aku gak denger Lana"

"Kamu suka sama Imam itu Zerina? ", tanya Lana memastikan nya.

" Ah gak kok", ucap Zerina lalu mengalihkan pandangannya dari Lana.

"Trus kok kamu tau banget gimana Imam itu Zerina, apa kamu punya hubungan sama dia", tanya Lana kembali.

" Gak kok, kamu mah ada- ada saja pertanyaan nya Lana ".

Mendengarkan perkataan terakhir dari Zerina membuat Lana semakin yakin kalau Zerina memang menyukai Aiman.

"Zerina gak boleh tau kalau gua dan Aiman udah tunangan, gua gak mau bikin Zerina sakit hati karena bagaimanapun Zerina adalah sahabat terbaik nya Lana"

who is Lana? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang