15

9 1 0
                                    

"Beb kamu kok baru nyampe sih?", ucap seseorang pada Almira. Orang tersebut bukanlah Dayyan melainkan seorang pria yang sudah cukup berumur dengan postur tubuh yang tinggi dan besar serta bulu- bulu halus yang tumbuh di sekitar dagunya. Orang tersebut adalah Riyan, lelaki yang berusia 40 tahunan dan seorang pejabat terkenal di daerahnya.

"Biasa lah beb, aku tadi luluran dulu baru lanjut dandan ,aku kan mau ketemu kamu makanya aku dandannya agak lama tadi beb, ucap Almira dan langsung duduk di pangkuan Riyan. Almira dan Riyan berada di sebuah klub yang tak jauh dari rumahnya. Riyan mencium Almira dengan sangat liar tetapi Almira tidak menolaknya sama sekali dan dengan sangat liar membalas ciuman dari Riyan.Tak lama setelah itu Riyan melepaskan bibirnya dari Almira lalu memandang ke arah Almira.

"Kamu mau aku beliin apa sekarang beb", ucap nya sambil merapikan rambut Almira yang berantakan karena ulahnya tadi.

" Aku mau baju kayak gini beb", ucapnya sambil memperlihatkan sebuah foto di layar handphone milik nya Almira.

"Ini harganya mahal loh beb"

"Please.. Beliin ya beb, aku pengen banget punya baju itu beb, aku janji deh bakalan lakuin apapun buat kamu", Almira lalu mengelus manja dadanya Riyan.

" Apapun demi kamu beb, tapi kamu tau kan apa yang harus kamu lakuin buat aku", Riyan tersenyum pada Almira sambil memandang liar tubuh nya Almira.

"Aku tau kok beb", Almira kembali mencium bibirnya Riyan, tetapi Riyan langsung menahan Almira.

" Jangan disini beb, kita kerumah ku saja, istri dan anak ku kebetulan lagi liburan sekarang ", Almira langsung mengangguk dan Riyan langsung menggandeng tangan Almira keluar dari klub tersebut lalu langsung melajukan mobilnya menuju kerumah miliknya.

Tetapi tanpa Almira sadari ada seseorang yang memperhatikannya dari jauh dan memotret kejadian tersebut.

"Sudah gua duga,dia memang pemain"

°°°°°

"Yah, bunda yakin Lana itu di beda- bedain sama pak Zehan dengan anak tirinya itu yah,dan juga dari yang bunda liat kayak nya Almira anak tirinya pak Zehan itu gak suka kalau kita nikahin Aiman sama Lana", Ellen yang akan tidur langsung membicarakan nya pada Rehan.

" Iya bund, ayah liat dari tatapan Lana seperti nya Lana sering mendapatkan kekerasan verbal dan non verbal gitu dari papanya bund,dan kalau Almira itu orangnya manipulatif bund", jelas Rehan pada Ellen. Rehan sangat mudah untuk mengetahui karakter seseorang dari tatapan matanya saja.

"Iya yah, kita jangan sampai kecolongan ya yah, bunda yakin pasti bakalan ada sesuatu nantinya yang akan merusak perjodohan itu yah, bunda bukan suudzon tapi firasat bunda mengatakan begitu yah"

"Iya bund, kita berdoa saja semoga semuanya di lancar kan bund"

"Aamiin, O iya yah bunda kok ngerasa dekat banget ya sama Lana, bunda ngerasa Lana itu seperti keluarga sendiri padahal bunda baru ketemu tadi sama dia yah", 

" Mungkin karena Lana anaknya sahabat bunda makanya bunda ngerasa begitu"

"Mungkin bener kata ayah"

"Yaudah kita istirahat yu bund, bunda harus banyak istirahat biar gak sakit lagi bund"

"Iya yah, makasih ya yah" 

***

Pagi telah tiba, sekarang saatnya Lana untuk berangkat kesekolah.

"Lanaaaa.... kamu jangan macam- macam ya sama saya, kamu sudah menerima perjodohan itu tetapi kalau saya mintak kamu untuk membatalkannya kamu harus mau menuruti perkataan saya", ucap Zehan yang melihat Lana sudah rapi dengan seragam sekolahnya hari ini.

"Kan udah di setuju kedua belah pihak, kenapa harus di batalkan pa? ", tanya Lana pada Zehan.

" Lana kamu jangan banyak tanya Lana, kamu dengerin papa kamu ngomong kan,  mau jadi anak durhaka kamu?", ucap Bella.

"Iya Lana, kamu harus dengerin kata papa", tambahan dari Almira.

Lana hanya diam mendengarkan nya, kalau harus batal gapapa juga, kan Lana nerima nya juga gak dari hati.

" Yaudah papa berangkat sama Almira dulu ya ma"

"Iya pa, Hati- hati dijalan ya", Bella lalu mencium tangan suami nya itu.

Saat mobil nya baru sampai di gerbang, Lana pun langsung berjalan keluar rumah untuk berangkat ke sekolah. Tetapi langkah nya di hentikan oleh Bella.

" Kamu ganti baju sekarang, sudah berulang kali saya katakan kalau kamu gak boleh gunain baju selain dari yang sudah saya siapkan"Bella mengucapkan nya dengan wajah yang sudah memerah. " Mau jadi cabe- cabean kamu?", Bella berusaha menggapai baju yang di kenakan oleh Lana, tetapi Lana cepat menghindari nya.

Lana lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Bella tetapi Bella langsung berlari mengejar Lana dan mendorong Lana. Lana terjatuh pada tanah yang terdapat bebatuan kecil. Lana menumpukan badannya pada lutut dan kedua telapak tangannya.

"Awwww... "

"Non Lanaaa... " Teriak bi Ningsih. Bi Ningsih memperhatikan dari tadi tentang apa yang terjadi pada Lana, mulai dari papanya Lana yang meminta Lana untuk membatalkan pertunangan nya sampai pada Bella yang mendorong Lana. Saat Bella menggapai seragam Lana, bi Ningsih hanya diam karena dia liat Lana berhasil menghindar tetapi saat Bella mendorong Lana, Lana langsung terjatuh karena di dorongnya dari belakang sehingga Lana tidak bisa mengindar lagi.

"Non gapapa? ", bi Ningsih lalu membantu Lana untuk berdiri. " Ya Allah non... Ini tangannya Non Lana berdarah ", bi Ningsih membantu membersihkan bebatuan yang masih ada di tangannya Lana.

" Gapapa kok bi, Lana berangkat dulu ya bi",Lana lalu melepaskan tangan bi Ningsih yang memegang telapak tangannya Lana.

"Jangan non, tangannya Non berdarah ini Non, obatin dulu ya Non".

" Tapi Lana udah terlambat ke sekolahnya bi", ucap Lana.

"Biarin aja bi, luka kecil gitu aja pakai di obatin, lebay banget jadi orang", ucap Bella lalu kembali masuk ke dalam rumah.

" Lana gapapa kok bi, Lana berangkat dulu ya bi", Lana mencoba kembali meyakinkan bi Ningsih kalau dia baik - baik saja.

"Tapi bibi takut nanti infeksi kalau gak dibersihin dulu Non"

"Gak kok bibi, Lana jamin Lana gak bakalan kenapa- kenapa bi, lagian ini juga luka kecil kok bi kan biasa nya luka Lana lebih luas dari ini hihihi", ucap Lana sambil tersenyum.

" Yaudah kalau non Lana bilang gitu, tapi nanti nyampe sekolah obatin lukanya ya non"

"Iya bibi, Lana jalan dulu ya bi".

" Iya non hati- hati ya non".

Lana tersenyum lalu meninggalkan bi Ningsih sendirian disana.

Saat baru nyampe gerbang kebetulan ada taksi yang lewat, Lana langsung menghentikan taksi tersebut dan langsung memasukinya.

"Perih juga tangan gua kena batu kecil ini, semoga aja gak ada batu yang masuk ke dalam", ucap Lana sambil meniup- niup telapak tangannya itu.

who is Lana? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang