Yuqi terpaku begitu melihat siapa yang tengah berdiri di depannya.
"Kamu?",seketika wajar cantik itu memelas,demi apa dia harus di hadapkan dengan pria ini lagi untuk yang kesekian kalinya.
Pria itu terkekeh pelan,kemudian mengacak rambut gadis itu pelan.Renjun yang tidak sadar diperhatikan dua temannya dari belakang langsung merangkul Yuqi begitu saja."Lo yang mau daftar basket kemaren kan?udah felling gw lo bakal pindah kesini'.
Yuqi melepaskan rangkulan Renjun,ayo lahh kenapa dunia se sempit ini?.Ia mengalihkan pandangan nya kepada orang-orang yang sedari tadi berada dibelakang Renjun yang tengah memerhatikan renjun dengan tatapan sinis karna merasa diabaikan dari tadi
"Kenalin temen gue,chenle dan jisung",Jisung langsung membungkuk pelan sedangkan Chenle masih memaku di tempat,"Lo mau lanjut temu kangennya apa gue tinggal ni?",tutur Chenle tanpa menghiraukan Yuqi yang tengah kebingungan.
"Anjirr gw lupa kita harus ke rs,yuqi gw pamit dulu ntar kalo lu butuh bantuan cari gw aja",Renjun berteriak sambil berlari kecil dan melambaikan tangannya kearah Yuqi.Yuqi hanya diam,tidak membalas lambaian tangan Renjun atau bahkan hanya sekedar mengangguk.
"Gue ga butuh lo".
.
.
.Suasana sekolah hari itu sama seperti biasa,Hyena masuk dan kembali belajar seperti biasa di temani oleh Jesya yang senantiasa ada kapanpun disaat Hyena butuh karna ia baru saja sembuh dan kembali dari rumah sakit,tentu saja di jemput oleh teman-teman. The Tycoon sementara sangat di sibukkan dengan kegiatan masing. Jeno,Jaemin,Mark,Jisung dan Haechan yang tengah sibuk di double J sampai mereka mengesampingkan terlebih dahulu rencana perayaan ulang tahun Jeno.
Dejun yang tengah asik memandang keluar jendela dengan headset di telinganya,Lucas yang juga tengah sibuk dengan mimpi indahnya di tengah kelas yang berisik ini.Sementara Hendery kembali harus pulang ke rumah setelah mendengar berita gila yang ditimbulkan oleh keluarga nya sendiri.
Penerus perushaan?Ayahnya memberi saham dengan jumlah besar atas namanya?yang benar saja!
Hyena dengan terang-terangan memperhatikan dejun yang membuat Lucas yang tengah beraada di pojokan mengerjit tipis kemudia melempar kertas kecil ke arahnya,ia kemudian menoleh kearah lucas dengan raut wajah masam,
"Naksir gausah gitu amat dasar bocah",teriaknya dengan nada mengejek,membuat Jesya terbangun dari tidurnya.
"Yang tidak pernah merasakan cinta diam aja".
"Dihhh gini-gini gw banyak yang demen,elu ngaca tampang judes begitu gada yang mau",
Mendengar itu,Jesya segera berdiri dan segera menghampiri Lucas,membuat Lucas segera berlari keluar kelas sambil tertawa pelan,namun mirisnya ia malah menabrak seseorang hingga orang itu terjatuh di hadapannya.
Lucas memperbaiki gestur tubuhnya,memandang pria yang kini tengah berada dilantai karna ulahnya.Ia sedikit menoleh ke belakang,ternyata Jesya sudah tidak lagi mengejarnya,kemudian ia mengalihkan pandangan kearah pria yang kini sudah berdiri di hadapannya,bergegas hendak pergi,kemudian di tahan oleh lucas...
"Ikut gue"
.
.
.
"Mau sampe kapan lo nge buntutin Hyena mulu?geli gw",ucap pria jangkung itu memulai percakapan dengan helaan napas.
Memang benar adanya,semenjak kesehatan mental Hyena dinyatakan sedikit mengalami gelaja yang buruk, ia memutuskan hubungan dengan siapa saja dan hanya mau berteman dengan orang-orang yang sudah lama mengenalnya,terkecuali Doyoung. Doyoung membuat ia terlalu dibebani banyak hal,ia mengakhiri segalanya semenjak tidak pernah merasakan kenyamanan seperti dulu lagi saat bersama Doyoung. Tentu saja itu menjadi masalah bagi Doyoung,ia tidak bisa menerima apa yang telah terjadi diantara hubungannya dengan Hyena,ditambah lagi ia mendengar rumor bahwa Hyena dekat dengan si anak baru.
Benar,itu hak Hyena.Namun bagaimana dengan dirinya yang sudah setengah mati berjuang sendiri untuk bisa kembali seperti dulu namun tidak pernah di gubris oleh pujaan hati nya itu?
"Gue gabisa cas",
"Lo harus"
"Gue...",
"Lo ga sadar obsesi lo itu udah kelewat batas?" ,Lucas memotong dengan cepat karna tidak mau mendengarkan ocehan Doyoung lebih lama lagi,ia muak.
"Sadar posisi,lo mantan,kalo lo sayang biarin dia bahagia dengan pilihannya".
Lucas membuang rokok yang telah ia hisap habis ke sembarang arah,berbalik dan meninggalkan Doyoung dengan tatapan kosong di belakang gudang nan sepi itu,sendiri.
Disisi lain....
Pria itu menghempaskan pintu mobilnya dan berjalan melewati penjagaan ketat di gedung nan tinggi itu sembari melempar kunci mobilnya kearah satpam yang tengah melotot melihat kedatangan dirinya.Tidak hanya satpam itu,semua orang di area tersebut mengalihkan atensinya kepada pria yang tampak tergesa-gesa itu,bahkan ternyata ada beberapa wartawan yang kebetulan masih disana.
Benar,konferensi pers baru saja selesai diadakan oleh sang ayah.
"Tuan ada yang bi-..."
Dia tidak menghiraukan wanita cantik yang berdiri di meja resepsionis itu,ia segera masuk lift,berdiri disana dengan gusar,mengacak rambutnya pelan sambil mengechek hp nya sebentar dan mengabari Dejun.
Aku ada urusan di kantor papa,jangan tunggu.
Lift terbuka,dimana sudah ada sekretaris sang ayah yang seolah menunggu kedatangannya.Ia terpaku,ayah nya tau ia akan datang?atau memang ia diundang untuk datang kesini?tapi kenapa dengan harus cara seperti ini?
Gila
Pintu dibuka kan,dan..
"Selamat datang anakku," sang ayah yang tengah menghadap jendela dengan secangkir kopi di tangannya berbalik,menatap ke arah anak nya yang baru saja datang dan menyambut nya dengan senyum di wajah tampan itu.
Hendery yang tidak percaya akan hal itu,menghela napas.Ia mengikuti arah mata sang ayah untuk menyuruhnya duduk di sofa yang tidak terlalu mewah itu,diikuti dengan gerakan sang ayah yang juga menghapiri sofa dan duduk masih dengan secangkir kopi di tangannya itu.Sang sekretaris pun membungkuk pelan kemudian keluar sambil menutup pintu.
"Paaa...aku udah bilang kalo aku gamau dan belum siap,pengumuman macam apa itu?",ucap hendery memulai percakapan.
"Duduk lah terlebih dahulu".
Hendery kemudian berjalan kearah sang ayah,duduk tepat berhadapan dengan pria paruh baya itu.
"Kamu harus bersiap dari sekarang,banyak yang menginginkan kursi itu",tutur sang ayah dengan sedikikit memalingkan wajahnya ke singgahsana yang mencolok dalam ruangan itu.
"Paa,came on pleasee,look at me!papa pikir aku bisa memimpin perusahaan ini sedangkan mengurus diri sendiri saja aku susah paa!lagian masih banyak anggota keluarga yang bisa di dahulukan untuk posisi ini daripada aku!",bantah hendery dengan nada bicara yang sedikit tinggi.
"Maka dari itu,untuk ini lah kamu di lahirkan,ini lah asalmu,jabatan ini juga nanti yang akan membuatmu bisa membantu Xiaojun ,"
Hendery terpaku seketika..
"Pikirkanlah baik-baik nak,nanti kamu akan paham dengan sendirinya".
.
.
.to be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave [Xiao Dejun]
Fanfictiongimana jadinya kalo anak baru penuh misterius bertemu dengan pujaan hatinya? kemudian bertemu dengan circle gila yang menerima dirinya apa adanya how surprise it.. but the end,he must leave everything?