Happy Reading
Aku berjalan kembali setelah mengunci pintu,kemudian melihat ayah membawakan 2 cangkir kopi menuju ruang keluarga.Ahh ternyata disana ada kak ten.Lagi teriak-teriak ga jelas.
"Oii!" aku menepuk pundaknya dan kemudian ia terperanjat,ayah tertawa sambil menggeleng pelan.
"Bahagia baget ya bikin orang sengsara" tuturnya sambil meneguk kopi pemberian ayah.
Aku tertawa melihat ekspresi wajahnya "kakak ga sopan banget,masa ayah yang bikinin kopi".
"Gantian na,semalam ten yang bikinin,malam ini ayah" ayahku menyahuti dengan lembut,lalu ikut duduk disamping ku
"Giliran minum kopi akur banget ya" aku terkekeh pelan,begitu juga ayah dan kakak sepupu ku itu.
"Kakak kapan lagi balik ke cina?"
"Ohhh kamu ngusir kakak ya?"
"Ihhh enggaa,nanya doang salah" gerutu ku padanya.
"Belum tau,kakak besok mau reuni rencananya sama jaehyun trus taeyong,yuta kayanya juga lagi dikorea".
"Wahh asik donggg,suruh mereka mampir ya kak" jarang-jarang aku bisa melihat wajah malaikat nya kak jaehyun,saat ini sudah pindah ke Los Angeles,jadi sulit untuk bertemu dengannya.Dulu dia sering main kesini,nge PS bareng kak ten.
Ia hanya mengangguk lalu kembali meminum kopi hitam pekat itu.
Sepupu ku iruy sedang libur kuliah,jadi ia berkunjung kekorea,sudah seminggu ia disini.Mungkin akan kembali lagi ke cina dalam 2 atau 3 minggu lagi.
Ponsel nya berbunyi,menyita perhatian ku dan ayah "wahh jae nelpon nih,ten ke kamar dulu om eh hyena,jangan tidur larut lagi!"
Kak ten menudingku,aku melemparkan pandangan mengancam padanya,ayah mengangguk dan tersenyum pada kakakku itu.
"Tadi si acong sama jisung ngapain cariin kamu na?" tanya ayahku,aku membenarkan posisi duduk ku.
"Zhong chenle ayah bukan acong" ulangku memperbaiki kalimat ayah sambil terkekeh pelan.
"Ayah denger kamu juga sering panggil acong".
Aku tertawa lepas melihat ekspresi ayah ku,benar juga.Nama chenle terlalu bagus untuk anak sepertinya.
"Kamu kalo ada masalah cerita ke ayah ya,ini yang nama nya masa-masa SMA,kamu harus bisa lewatin masalah kamu,dan juga ayah ga ngelarang kamu pacaran kok".
"Ihh ayah apaan sih,ogah ah yah males banget"
"Males pacaran? Langsung nikah aja sama jaemin,biar dirumah rame kaya kucing sama anjing lagi perang-HAHAHAHH".
Ayahku tertawa,ayah tau betul aku dan jaemin tidak bisa disatukan dalam satu waktu,kecuali di waktu tertentu seperti saat membahas dejun di basecamp.Walaupun kesal aku tetap ikut tertawa bersama ayah,sambil menggeliat geli membayangkan wajah jaemin si manusia gila itu.
Malam itu,aku menghabiskan banyak waktu dengan ayah.Menceritakan banyak hal hingga hal-hal kecil sekalipun.
.
.
.Bel masuk menggema di seluruh penjuru lingkungan sekolah.Pertanda bahwa seluruh siswa diharuskan untuk segera masuk kelas masing-masing,dan memulai hari-hari membosankan dengan pengulangan materi-materi yang tidak ada habisnya.
Tapi tidak untuk pria ini.Saat bel berbunyi ia malah sibuk menargetkan bola basket untuk masuk ke keranjang yang lebih tinggi darinya itu.
Sosok jangkung berkulit khas asia dengan penampilan dasi acak-acakan,baju berantakan dan tidak di kancing menampakkan kaos putih yang sedikit transparan,memperlihatkan sedikit otot dada dan perut yang membuat siapa saja yang melihat nya akan langsung menggila,tidak lupa sepatu putih converse dan rambut kecoklatan yang selalu menonjol darinya.
Ia tidak sadar diperhatikan oleh puluhan mata dari luar lapangan,ia fokus pada bola yang sedang ia dribble.Walaupun dijuluki pelanggar aturan nomor satu disekolah ini,tidak ada yang berani menegur lucas.
Bukk
Tepat sasaran,Lucas tersenyum puas.Ia hendak mengambil bola yang keluar dari garis area lapangan,namun bola itu telah diambil alih oleh sosok yang kini berada di depannya.Lelaki itu menatap Lucas dan melempar bola kearah Lucas.
Ia membawa dua minuman kaleng bersoda,sungguh minuman yang tidak sehat untuk dikonsumsi dipagi hari.Ia duduk di salah satu bangku di tepi lapangan yang dilindungi pohon tinggi untuk berteduh.
Tanpa aba-aba Lucas mengikuti lelaki itu dan duduk disamping nya,ia menerima minuman yang disodorkan oleh hendery dan kemudian langsung meneguknya.
"Makasih" Hendery membuka pembicaraan, namun tidak sedikitpun menoleh pada lawan bicara nya.
Lucas terkekeh pelan,meletakkan minuman yang tadi ia minum, "Perlu gue ajarin karate?" tanya Lucas dengan nada meremehkan.
"Kalo ada lo,kenapa harus belajar lagi?" tanya hendery lalu sejenak menatap lucas,dengan keringat berceceran di keningnya.
"Lo pikir gue bakal selalu ada buat lo?hari itu cuma kebetulan,lagian gue ga suka sama orang yang sok berkuasa" jelas lucas,pandangannya menatap kosong dedaunan yang beterbangan didepannya.
"Sedangkan penguasa sebenernya ada disamping gue" lanjut hendery sambil terkekeh pelan.
Kalian tau kenapa tidak ada yang berani menegur lucas?Karna ayahnya donatur terbesar di sekolah ini,setara dengan ayah jeno.Sekolah ini tidak akan semaju sekarang kalau bukan karna ayah lucas.Karna itulah hendery bilang penguasa sebenarnya ada disamping nya.Walaupun begitu lucas tidak suka geng-geng'an atau apa lah yang menurutnya norak.
Kalau The Tycoon itu beda lagi.
Ia suka berkeliaran sendiri,menghabiskan waktu dengan banyak uang,mengganti koleksi motor terbarunya, dan sesekali pergi ke basecamp untuk adu kemampuan game nya dengan haechan ataupun renjun.
Lucas menarik sebelah sisi bibir,ia kembali berdiri dan memainkan bola basket nya.
"Lo ternyata ga berubah ya dari dulu,gimana kalo kita duel?" tawar hendery yang juga ikut berdiri menyamakan posisi dengan lucas "siapa yang paling banyak masukin bola ke ring,ia menang,dan kalo gue menang-" Hendery menggantungkan kalimatnya membuat lucas mengangkat sebelah alisnya.
"Lo harus nurutin kemauan gue" lanjut hendery,lucas balas dengan senyuman tipis dan menaik turunkan alisnya.Siap menerima tantangan teman lamanya itu.
Entah kenapa hari itu lucas menolong teman lamanya itu,dihari pertemuan pertama mereka setelah 3 tahun tidak bertemu.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave [Xiao Dejun]
Fanfictiongimana jadinya kalo anak baru penuh misterius bertemu dengan pujaan hatinya? kemudian bertemu dengan circle gila yang menerima dirinya apa adanya how surprise it.. but the end,he must leave everything?