18.Forced

213 21 4
                                    

Happy Reading


Jessya masih dalam keadaan menatap dua pria didepan ya itu dengan tajam.Ia kemudian mendudukkan dirinya dikursi sambil menunduk menopang kepalanya.

"Maaf gue kasar,gue terlalu kaget" ujar gadis itu kemudian dengan suara gemetar.

Jeno yang sadar dengan tingkah sepupunya itu segera mendekat dan merangkulnya, "gue maafin,kita juga ga tau tiba-tiba kaya gini" jeno ikut memelas.

"Tadi pagi kak ten nelpon gue dan bilang hyena udah ada dirumah sakit,gue langsung aja kesini dan hubungi jeno,karna yang kepikiran waktu itu cuma jeno aja",Jaemin ikut bersuara.

Jessya menggkat kepalanya "sekarang keadaan hyena gimana?apa ada hubungannya sama keadaan mentalnya?dan.......kalian ga nyembunyiin apapun kan dari gue?".

Jeno dan Jaemin mematung.

.
.
.

"Jun astagaaaaaa kenapa ga bilang sama gue Jun?!", bentak hendery frustasi melihat wajah dejun yang memar.

"Bilang apa?kamu kenapa?", jawab pria itu dengan kebingungan.

"Lo tuh-hhhh!kamu kalo ada apa-apa bilang!ini karna mama kan!?".m

"Duduk dulu", dejun menarik hendery duduk,mau tidak mau hendery hanya menuruti dan ikut duduk,mereka ada di area parkiran kala itu.

"Bukan persoalan siapa yang ngelakuin ini,aku gapapa dengan semua ini,wajar kalo mama kamu khawatir dan ini juga salahku,tugas kamu hanya nemenin aku operasi dan bawa balik aku ke china",jelas dejun dengan tenang,entah mengapa pembawaannya begitu tenang,padahal disisi lain hendery khawatir setengah mati melihat wajahnya.

"Tapi ga sesederhana itu jun! kamu pikir aku bisa ninggalin tanggung jawab aku gitu aja? setidaknya aku ga mau bikin bibi kecewa, selama kamu di korea kamu itu tanggung jawabku Jun", hendery memelas diakhir kalimatnya.

Namun sedetik kemudian,dejun tersenyum tipis.Ia memegangi pundak hendery yang tengah menunduk,senyuman yang teduh itu,senyuman yang mampu membuat orang yang melihatnya juga ikut tersenyum.

"Makasih,tapi ini udah lebih dari cukup hen,aku seneng masih ada orang yang peduli sama aku selain mama".

Hendery kemudian menegakkan kepalanya menatap pria disamping ya itu yang tengah tersenyum,"bahkan sekarang kamu udah punya temen-temen yang khawatirin kamu,mereka orang-orang yang baik".

"Semog saja".


.
.
.

Sementara itu diruangan double J,keenam pria seumuran itu sedang mendiskusikan sesuatu dari tadi.Bukan,yang hanya berfikir 3 orang saja dan selebihnya sibuk dengan kegiatan masing-masing,kalau ditanya ya tinggal angguk-angguk aja.Seperti sekarang ini,

"Gimana cas?setuju kaga lo?",tanya renjun,bisa dibilang hanya ia yang paling waras diantara teman-temannya yang ada diruangan ini.

"Hmm", yang ditanya manggut-manggut aja,tetap fokus pada ponselnya.

"Diapartemen gue aja kenapa sih,susah amat,haa atau ga di penthouse nyokap gue kita pinjem 3 hari mau kaga lo pada?".

Leave [Xiao Dejun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang