16

38 7 1
                                    

















Begitu melangkah memasuki kediaman utama keluarga Uchiha. Keduanya langsung disambut oleh dua orang pelayan, satu dengan rambutnya yang sudah memutih termakan usia, sedangkan yang satunya lagi masih muda, mungkin dia seumuran Deidara, atau lebih. 

"Tuan dan Nyonya Uchiha sudah menunggu di ruang tengah." Ujar seorang pelayan yang mungkin usianya sudah setengah abad. 

"Bawa dia ke kamarku, pastikan dia aman selama tidur." Itachi memberikan Sasuke pada pelayan perempuan yang masih muda.

Setelah memastikan Sasuke aman, keduanya kini melangkah mengikuti wanita paruh baya yang akan membawa mereka ke ruang tengah. 

Dengan perasaan gugup dan tangan berkeringat, Deidara mencoba menarik nafas berulang kali. Jantungnya berdegup tak karuan memikirkan ini adalah pertemuan pertamanya dengan orangtua Itachi. 

"Gugup?" Itachi bertanya sambil meremas lembut tangannya. 

Deidara mengangguk sambil menghembuskan nafas, "Sangat."

"Tenang saja, kau tidak sendiri." Ujar Itachi dengan senyum tipis yang dibalas hal yang sama oleh Deidara. 

Ketika mereka hampir sampai di ruang tengah, Deidara refleks menghentikan langkahnya untuk memeriksa penampilan. Dirinya kini hanya memakai sebuah kemeja biru gelap dengan celana bahan berwarna hitam, sedangkan rambut panjangnya dibiarkan tergerai tanpa aksesoris apapun. Leher jenjangnya dihiasi sebuah kalung dengan bandul berbentuk salju, lalu sebelah telinganya terpasang sebuah anting polos yang berbentuk memanjang, tak lupa juga Deidara mengenakan beberapa cincin polos guna menghiasi jemari lentiknya yang berpoles kutek hitam.

"Apakah penampilanku tidak memalukan?" Deidara mendongak untuk bertanya pada Itachi. 

Lelaki pemilik marga Uchiha itu tak langsung menjawab, melainkan memberikan kecupan singkat pada kening Deidara, "Kau tidak pernah memalukan, Dei." 

Lalu setelahnya Itachi menarik Deidara untuk memasuki ruang tengah. 

Ruang tengah kediaman Uchiha ini terlihat begitu kekeluargaan dengan sebuah foto keluarga yang terpajang di atas perapian, beberapa piring antik juga terpajang rapi di dinding, serta sebuah gorden panjang yang menjuntai menambah kesan indah pada ruangan ini. 

"Tuan Itachi sudah tiba." Suara pelayan wanita itu menyadarkan Deidara bahwa kini dirinya sudah berdiri di depan kedua orangtua Itachi. 

Seorang lelaki paruh baya berwajah keras yang Deidara yakini adalah ayah dari lelaki yang tengah menggenggam tangannya ini menatap mereka dengan pandangan datar, tak ada ekspresi hingga Deidara tak bisa menebak kiranya apa yang dipikirkan lelaki paruh baya itu. 

Sedangkan di sebelahnya duduk seorang wanita paruh baya yang sangat cantik dengan rambut hitamnya yang berkilau indah, senyum lembut tersungging di bibirnya memberikan kesan keibuan. Sekarang Deidara tau kenapa Itachi punya visual yang begitu menawan, itu semua pasti berasal dari ibunya. 

"Kau pulang, nak." Wanita itu bangkit dan memberikan pelukan singkat pada Itachi. 

Setelahnya tanpa diduga, Nyonya besar Uchiha itu berdiri di depan Deidara dan memberinya sebuah pelukan. Seumur hidup, baru kali ini Deidara merasakan pelukan seorang ibu, "Deidara, kau cantik, nak." 

"Terima kasih, Nyonya." 

"Eh—" 

"Mikoto, biarkan mereka duduk dulu." Intrupsi sang kepala keluarga tersebut membuat Mikoto menghentikan ucapannya. 

"Ah, benar. Ayo duduk dulu." Nyonya Uchiha itu mempersilahkan mereka untuk duduk dan sebelum itu Deidara sedikit membungkukkan tubuhnya sebagai bentuk kesopanan. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 5 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STORY (ItachixDeidara) On GoingWhere stories live. Discover now